Posts

Showing posts from January, 2025

Panduan Rujuk dalam Islam: Tajam, Sistematis, dan Penuh Hikmah

Image
  Sumber Gambar: Nahdlatul Ulama' (NU) Online đź’ˇ Pendahuluan Rujuk adalah satu momen bermakna dalam dinamika pernikahan Islam. Saat talak sudah dijatuhkan, tetapi masih dalam masa iddah, suami punya kesempatan untuk kembali kepada istrinya—itulah yang disebut rujuk. Dalam konteks realitas modern, rujuk bukan sekadar bahasa fiqih klasik, tapi juga menuntut pemahaman prosedur, etika, dan dampak sosialnya. Artikel ini menyajikan panduan rujuk komprehensif , mulai dari syarat hingga mekanisme pelaksanaannya menurut syariat dan Kompilasi Hukum Islam (KHI), dikemas dengan 3.000+ kata bernuansa santai namun tetap berbobot—siap tinggal salin-tempel ke Blogger kamu. Mari kita gali bersama sampai tuntas! 1. Dasar Syariat Rujuk dalam Al-Qur’an dan Hadis 1.1 Ayat Al-Qur’an QS. Al-Baqarah 228 “Dan bagi perempuan yang telah diceraikan supaya menunggu selama tiga quru’ (masa suci). Suami-suami mereka lebih berhak atas mereka selama masa itu jika mereka hendak memperbaiki hubungan...” ...

Ila’, Toxic Marriage, dan Perlindungan Perempuan: Ketika Sumpah Suami Beradu dengan Budaya Hubungan Beracun

Image
  Sumber Gambar: Nahdlatul Ulama (NU) Online Pengantar: Di Balik Dinding Rumah yang Terlihat Teduh Di mata tetangga, rumah Rahma dan Fikri tampak adem. Pagar putih, pot sirih gading terawat, dan suara adzan magrib selalu terdengar lembut dari dalam. Namun di balik pintu kayu jati itu, Rahma menjalani hari‐hari sunyi: Fikri bersumpah tidak akan menyentuhnya selama‑lamanya gara‑gara pertengkaran kecil tentang gaji yang tak cukup. Ia tak diceraikan, tapi juga tak dipeluk, tak disentuh, bahkan tak diajak bicara. Guru‑guru A‑Z tentang cinta menyebut ini “silent treatment” ; fikih Islam mengenalnya sebagai ila’ —sebuah sumpah suami yang, bila disalahgunakan, menjadi senjata psikologis luar biasa. Fenomena semacam itu bukan fiksi belaka. Komnas Perempuan mencatat lebih dari 40 ribu kasus kekerasan terhadap perempuan dilaporkan sepanjang 2024; bentuk kekerasan psikis dan seksual menempati porsi terbesar — 26,9 % masing‑masing  komnasperempuan.go.id . Angka ini hanyalah pu...

Relevansi Pemikiran Fatimah Mernissi dalam Wacana Gender di Dunia Islam

  Grobogan, Jawa Tengah, Indonesia - autiya Nila Agustina - Relevansi Pemikiran Fatimah Mernissi dalam Wacana Gender di Dunia Islam - Fatimah Mernissi adalah salah satu pemikir Muslim yang paling berpengaruh dalam kajian gender dan Islam. Pemikirannya banyak mengkritisi interpretasi patriarkal terhadap ajaran Islam yang membatasi peran perempuan di ruang publik. Melalui pendekatan historis dan hermeneutika terhadap teks-teks Islam, ia berusaha menunjukkan bahwa Islam sebenarnya memiliki nilai-nilai kesetaraan yang dapat mendukung perjuangan perempuan Muslim untuk mendapatkan hak yang adil. Dekonstruksi Hadis dan Sejarah Perempuan dalam Islam Salah satu kontribusi terbesar Mernissi adalah analisisnya terhadap hadis-hadis yang sering digunakan untuk menjustifikasi subordinasi perempuan. Dalam bukunya The Veil and the Male Elite, ia mengungkap bahwa banyak hadis misoginis yang sebenarnya muncul dalam konteks politik tertentu dan tidak selalu memiliki validitas historis yang kuat. Ia m...

Perbandingan Pemikiran Mernissi dengan Tokoh Feminisme Islam Lainnya

  Grobogan, Jawa Tengah, Indonesia - Autiya Nila Agustina - Perbandingan Pemikiran Mernissi dengan Tokoh Feminisme Islam Lainnya -  Fatimah Mernissi bukan satu-satunya intelektual Muslim yang mengangkat isu gender dalam Islam. Pemikirannya memiliki banyak kesamaan dengan tokoh feminisme Islam lainnya, seperti Amina Wadud, Asma Barlas, Leila Ahmed, dan Ziba Mir-Hosseini, tetapi juga memiliki beberapa perbedaan dalam pendekatan dan fokus kajiannya. Dengan membandingkan pemikiran Mernissi dengan tokoh-tokoh tersebut, dapat dipahami bagaimana feminisme Islam berkembang dengan berbagai perspektif dan metode analisis. 1. Fatimah Mernissi vs. Amina Wadud Amina Wadud adalah salah satu tokoh feminisme Islam yang dikenal dengan pendekatan tafsir Al-Qur’an berbasis gender. Dalam karyanya, Qur'an and Woman: Rereading the Sacred Text from a Woman’s Perspective, Wadud menekankan bahwa Al-Qur’an harus dibaca dengan mempertimbangkan konteks historis dan prinsip kesetaraan gender yang terkandu...

Respons Akademisi Muslim terhadap Pemikiran Mernissi

Grobogan: Autiya Nila Agustina - Respons Akademisi Muslim terhadap Pemikiran Mernissi -  Pemikiran Fatimah Mernissi tentang gender dalam Islam telah memicu berbagai respons dari kalangan akademisi Muslim, baik yang mendukung maupun yang mengkritik pandangannya. Sebagai seorang intelektual yang berani menantang interpretasi Islam yang dianggap patriarkal, Mernissi mendapat apresiasi dari banyak akademisi progresif, tetapi juga menuai kritik dari para pemikir konservatif yang menganggap gagasannya sebagai bentuk dekonstruksi terhadap tradisi Islam yang mapan. 1. Dukungan dari Akademisi Muslim Progresif Banyak akademisi Muslim yang mendukung gagasan Mernissi, terutama yang berfokus pada reformasi pemikiran Islam dan feminisme Islam. Para pendukungnya menilai bahwa pendekatan kritis Mernissi terhadap hadis-hadis yang misoginis sangat relevan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan Muslim. Beberapa akademisi seperti Amina Wadud dan Asma Barlas sejalan dengan pemikiran Mernissi dalam hal ...

Implikasi Pemikiran Mernissi terhadap Isu Gender di Indonesia

  Grobogan, Jawa Tengah - Autiya Nila Agustina -   Implikasi Pemikiran Mernissi terhadap Isu Gender di Indonesia -  Pemikiran Fatimah Mernissi tentang gender dan Islam memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap wacana kesetaraan gender di Indonesia. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki dinamika tersendiri dalam merespons isu-isu perempuan dalam Islam. Dengan adanya gerakan feminisme Islam yang berkembang sejak akhir abad ke-20, pemikiran Mernissi turut menjadi salah satu referensi bagi para aktivis, akademisi, dan organisasi yang memperjuangkan hak-hak perempuan Muslim di Indonesia. 1. Pengaruh terhadap Wacana Feminisme Islam di Indonesia Di Indonesia, feminisme Islam berkembang dengan karakter yang khas, yaitu mengakomodasi nilai-nilai Islam dalam perjuangan kesetaraan gender. Pemikiran Mernissi tentang dekonstruksi hadis-hadis misoginis banyak dikaji dalam kajian akademik di berbagai perguruan tinggi Islam, seperti UIN, IA...

Hadis Shâhih: Pengertian, Syarat, Macam, dan Tingkatannya

  Pati - Hadis Shâhih: Pengertian, Syarat, Macam, dan Tingkatannya - Hadis merupakan salah satu sumber utama ajaran Islam setelah Al-Qur’an. Dalam kajian ilmu hadis, penting untuk memahami kategori hadis berdasarkan tingkat keshahihannya, karena hal ini menentukan apakah suatu hadis dapat dijadikan hujah dalam beragama atau tidak. Di antara berbagai kategori hadis, hadis shâhih menempati kedudukan tertinggi dalam aspek validitas dan keotentikannya. Hadis shâhih adalah hadis yang sanadnya bersambung hingga Rasulullah ď·ş, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhâbit, serta terbebas dari syâdz (kejanggalan dalam periwayatan) dan illat (cacat tersembunyi). Karena keabsahannya yang kuat, hadis ini menjadi pedoman utama dalam menetapkan hukum Islam dan memahami ajaran Nabi Muhammad ď·ş. Para ulama hadis, seperti Imam al-Bukhari dan Imam Muslim, telah melakukan upaya besar dalam menyeleksi hadis-hadis yang mencapai derajat shâhih. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang hadis...