Relevansi Pemikiran Fatimah Mernissi dalam Wacana Gender di Dunia Islam

 Grobogan, Jawa Tengah, Indonesia - autiya Nila Agustina - Relevansi Pemikiran Fatimah Mernissi dalam Wacana Gender di Dunia Islam -Fatimah Mernissi adalah salah satu pemikir Muslim yang paling berpengaruh dalam kajian gender dan Islam. Pemikirannya banyak mengkritisi interpretasi patriarkal terhadap ajaran Islam yang membatasi peran perempuan di ruang publik. Melalui pendekatan historis dan hermeneutika terhadap teks-teks Islam, ia berusaha menunjukkan bahwa Islam sebenarnya memiliki nilai-nilai kesetaraan yang dapat mendukung perjuangan perempuan Muslim untuk mendapatkan hak yang adil.


Dekonstruksi Hadis dan Sejarah Perempuan dalam Islam


Salah satu kontribusi terbesar Mernissi adalah analisisnya terhadap hadis-hadis yang sering digunakan untuk menjustifikasi subordinasi perempuan. Dalam bukunya The Veil and the Male Elite, ia mengungkap bahwa banyak hadis misoginis yang sebenarnya muncul dalam konteks politik tertentu dan tidak selalu memiliki validitas historis yang kuat. Ia menegaskan bahwa Islam di masa awal memberikan ruang bagi perempuan untuk berperan aktif dalam masyarakat, sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh seperti Khadijah dan Aisyah.


Perempuan dan Kekuasaan: Melawan Narasi Patriarkal


Mernissi juga mengkritik bagaimana sistem politik di dunia Islam sering kali mengesampingkan perempuan dari posisi kepemimpinan. Ia menolak klaim bahwa Islam melarang perempuan menjadi pemimpin, dan sebaliknya, ia menunjukkan bahwa banyak perempuan dalam sejarah Islam yang memiliki peran strategis dalam pemerintahan dan kehidupan sosial. Namun, patriarki yang mengakar membuat sejarah mereka jarang diangkat dalam diskursus utama.


Feminisme Islam: Jalan Tengah antara Tradisi dan Modernitas


Pemikiran Mernissi menjadi dasar bagi berkembangnya feminisme Islam, yaitu gerakan yang memperjuangkan hak perempuan tanpa harus meninggalkan nilai-nilai keislaman. Ia menolak anggapan bahwa feminisme bertentangan dengan Islam, justru menegaskan bahwa prinsip-prinsip kesetaraan sudah ada dalam ajaran Islam, hanya saja sering diselewengkan oleh kepentingan politik dan budaya patriarki.


Relevansi dalam Konteks Kontemporer


Di era modern, pemikiran Mernissi tetap relevan dalam menghadapi tantangan globalisasi, diskriminasi berbasis gender, dan perjuangan perempuan Muslim untuk mendapatkan hak-hak mereka dalam berbagai bidang. Dengan meningkatnya kesadaran akan kesetaraan gender, banyak aktivis perempuan Muslim yang mengadopsi gagasan Mernissi untuk menafsirkan ulang ajaran Islam dalam kerangka yang lebih progresif dan inklusif.


Pemikiran Fatimah Mernissi membuka wawasan bahwa Islam tidak bertentangan dengan demokrasi, hak asasi manusia, dan kesetaraan gender. Justru, jika ditafsirkan dengan pendekatan yang lebih kritis dan kontekstual, Islam dapat menjadi sumber inspirasi bagi perjuangan perempuan dalam mendapatkan hak yang lebih adil di dunia Muslim dan global.


Comments

Postingan Populer

12 Ulama Indonesia yang Pemikirannya Diakui Dunia

Hadis Shahih: Pengertian, Syarat, Macam, dan Tingkatannya

HTM, Rute, Dan Fasilitas Taman Kartini Rembang 2022