Posts

Showing posts from March, 2025

Transformasi Living Hadis di Era Digital: Algoritma, Bias, dan Hoaks

Image
  Grobogan - Autiya Nila Agustina - Transformasi Living Hadis di Era Digital: Algoritma, Bias, dan Hoaks - Perkembangan teknologi digital membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam penyebaran dan pemahaman hadis. Konsep Living Hadis, yang mengacu pada bagaimana hadis dipraktikkan dan dipahami dalam kehidupan sehari-hari, kini mengalami transformasi signifikan di era digital. Media sosial, algoritma, serta kemudahan akses informasi menjadikan hadis lebih mudah diakses, tetapi juga lebih rentan terhadap distorsi dan penyalahgunaan. Artikel ini akan membahas bagaimana algoritma dan bias berperan dalam penyebaran hadis serta tantangan hoaks dan distorsi hadis yang semakin marak di dunia digital. Algoritma dan Bias dalam Penyebaran Living Hadis Di era digital, media sosial dan platform berbasis algoritma memainkan peran besar dalam menentukan informasi yang lebih banyak disebarluaskan. Dalam konteks Living Hadis, algoritma ini bekerja berdasarkan engagement (...

Transformasi Living Hadis di Era Digital

Grobogan - Autiya Nila Agustina - Transformasi Living Hadis di Era Digital -  Di era digital saat ini, hadis tidak hanya dipelajari melalui kitab-kitab klasik atau kajian langsung dengan ulama, tetapi juga tersebar luas melalui berbagai platform digital. Proses ini dikenal sebagai Living Hadis, di mana hadis terus hidup, berkembang, dan diinterpretasikan dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim. Namun, digitalisasi juga membawa berbagai tantangan, terutama terkait autentisitas, penyebaran informasi, dan pemanfaatan teknologi dalam studi hadis. Digitalisasi Hadis dan Tantangan Autentisitas Kemajuan teknologi telah memungkinkan koleksi hadis dikompilasi dalam bentuk digital, baik melalui aplikasi, situs web, maupun database daring. Digitalisasi ini mempermudah akses bagi umat Muslim untuk mempelajari hadis kapan saja dan di mana saja. Namun, tantangan utamanya adalah bagaimana memastikan keaslian dan validitas hadis yang beredar di dunia digital. Banyak hadis yang tersebar tanpa menye...

Hadits Arbain Nawawi Ke-4: Proses Penciptaan Manusia dan Takdir Allah SWT

Grobogan - Autiya Nila Agustina - Hadits Arbain Nawawi Ke-4: Proses Penciptaan Manusia dan Takdir Allah SWT - Hadits Nabi Muhammad SAW - Hadits keempat dari Arba'in Nawawi menjelaskan secara rinci tentang proses penciptaan manusia, serta keimanan kepada takdir (qadar)—baik yang baik maupun yang buruk. Hadits ini juga menekankan pentingnya amal dan penutup hidup (husnul khatimah). Teks Hadits Arab عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ: إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ، فَوَاللهِ الَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَب...

Tradisi Sesajen dalam Budaya Jawa

 Tradisi Sesajen dalam Budaya Jawa 1. Pengertian dan Makna Sesajen Sesajen merupakan salah satu bentuk persembahan dalam budaya Jawa yang berisi berbagai macam makanan, bunga, dan benda-benda simbolis yang disusun secara khusus. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, sesajen memiliki makna sebagai wujud penghormatan kepada leluhur, roh penjaga tempat, serta simbol keseimbangan antara manusia dan alam. 2. Jenis-Jenis Sesajen dalam Budaya Jawa Tradisi sesajen di Jawa sangat beragam, tergantung pada tujuan dan tempat pelaksanaannya. Beberapa jenis sesajen yang umum ditemukan antara lain: Sesajen Selametan: Digunakan dalam acara syukuran seperti kelahiran, pernikahan, dan panen. Sesajen di Tempat Keramat: Ditempatkan di lokasi-lokasi tertentu seperti pohon besar, mata air, atau gua yang dianggap memiliki kekuatan spiritual. Sesajen Ruwatan: Dipakai dalam ritual ruwatan untuk membersihkan seseorang dari nasib buruk atau energi negatif. Sesajen untuk Laut dan Gunung: Biasanya dilakukan dalam...

Hadits Arbain Nawawi Ke-3: Pilar Islam yang Lima

Image
Grobogan - Autiya Nila Agustina+ Hadits Arbain Nawawi Ke-3: Pilar Islam yang Lima - Hadits ketiga dalam kumpulan Arba’in Nawawi menegaskan kembali lima rukun utama dalam Islam, yang menjadi pondasi kehidupan seorang Muslim. Hadits ini sangat populer dan menjadi bagian dari pelajaran dasar dalam ilmu agama. Berikut isi haditsnya: Sumber Gambar A Rima Mustajab  Teks Hadits Arab عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا. HR. Bukhari dan Muslim

Rekomendasi untuk Pengembangan Keterampilan Guru dalam Mendukung Deep Learning

Image
Grobogan - Autiya Nila Agustina - Rekomendasi untuk Pengembangan Keterampilan Guru dalam Mendukung Deep Learning -  Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, konsep deep learning (pembelajaran mendalam) menjadi sangat penting untuk membekali siswa dengan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan pemahaman konseptual yang lebih dalam. Namun, penerapan deep learning tidak akan berjalan efektif tanpa peran aktif dan terampil dari para guru. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan guru menjadi prioritas utama untuk menciptakan lingkungan belajar yang transformatif. Berikut adalah beberapa rekomendasi yang dapat menjadi panduan bagi para pendidik dan lembaga pendidikan untuk mendukung pengembangan keterampilan guru dalam konteks deep learning: Sumber Gambar: Irma Noviana  1. Pelatihan Pedagogi Inovatif Guru perlu dibekali dengan pelatihan yang memperkenalkan pendekatan-pendekatan pembelajaran aktif seperti project-based learning, problem-based learning, discovery ...

Hukum Anak Kecil Adzan Magrib dalam Islam: Pandangan Hadis dan Praktik di Zaman Rasulullah SAW

Grobogan - Hukum Anak Kecil Adzan Magrib dalam Islam: Pandangan Hadis dan Praktik di Zaman Rasulullah SAW-  Adzan merupakan panggilan suci bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat. Biasanya, adzan dikumandangkan oleh seorang muadzin yang memenuhi syarat tertentu, seperti laki-laki yang sudah baligh, berakal, dan memiliki suara yang baik. Namun, bagaimana hukum anak kecil yang mengumandangkan adzan, khususnya pada waktu Magrib? Apakah diperbolehkan dalam Islam? Artikel ini akan mengupasnya berdasarkan hadis dan praktik di zaman Rasulullah SAW. Hukum Anak Kecil Mengumandangkan Adzan Secara umum, para ulama sepakat bahwa adzan adalah syiar Islam yang dianjurkan dilakukan oleh seseorang yang sudah memahami maknanya. Namun, dalam kasus anak kecil yang belum baligh, ulama memiliki pandangan yang lebih fleksibel. Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu' menyebutkan bahwa adzan yang dikumandangkan oleh anak kecil tetap sah jika ia sudah memahami lafal adzan dan mampu mengucapkannya dengan baik. Hal...

Strategi Mengatasi Hambatan dalam Implementasi Deep Learning

Grobogan, Rima Mustajab - Strategi Mengatasi Hambatan dalam Implementasi Deep Learning -  Meskipun deep learning dalam pendidikan memiliki banyak manfaat, implementasinya sering kali menghadapi berbagai tantangan. Beberapa kendala utama meliputi kurangnya kesiapan guru, rendahnya motivasi siswa, keterbatasan teknologi, serta kurikulum yang padat. Untuk memastikan keberhasilan penerapan deep learning, diperlukan strategi yang efektif dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat dilakukan oleh pendidik dan institusi pendidikan: 1. Meningkatkan Kesiapan dan Kompetensi Guru Salah satu tantangan terbesar dalam menerapkan deep learning adalah kurangnya pemahaman dan keterampilan guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan mendalam. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan profesional menjadi langkah penting. Workshop, seminar, dan komunitas belajar bagi guru dapat membantu mereka memahami konsep deep learning, menge...

Abdurrahman Wahid, Pluralitas, dan Pluralisme Agama

Grobogan, Rima mustajab - Abdurrahman Wahid, Pluralitas, dan Pluralisme Agama - Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur, adalah tokoh besar dalam sejarah Indonesia yang dikenal sebagai ulama, intelektual, dan Presiden keempat Republik Indonesia. Pemikirannya tentang pluralitas dan pluralisme agama menjadi warisan penting yang terus relevan dalam kehidupan beragama dan bernegara di Indonesia. Pluralitas: Keniscayaan dalam Keberagaman Pluralitas mengacu pada kenyataan bahwa masyarakat terdiri dari beragam suku, agama, budaya, dan pandangan hidup. Gus Dur menganggap pluralitas sebagai sunnatullah, yaitu sesuatu yang sudah menjadi ketentuan Tuhan. Indonesia, dengan berbagai etnis dan agama, merupakan contoh nyata dari pluralitas yang harus dijaga dan dikelola dengan baik. Dalam pandangan Gus Dur, keberagaman bukanlah ancaman, melainkan kekayaan yang harus dirawat. Ia sering menegaskan bahwa tidak ada satu kelompok pun yang lebih unggul dari yang lain hanya karena perbedaan agama ...

Epistemologi Irfani: Dominasi Intuisi dan Mistisisme

Grobogan - Autiya Nila Agustina - Epistemologi Irfani: Dominasi Intuisi dan Mistisisme -  Dalam tradisi intelektual Islam, epistemologi (nazariyyat al-ma‘rifah) berperan penting dalam membentuk cara berpikir umat Islam. Salah satu model epistemologi yang dianalisis oleh M. Abid al-Jabiri adalah epistemologi Irfani, yang menekankan intuisi, mistisisme, dan pengalaman spiritual sebagai sumber utama pengetahuan. Model ini berkembang terutama dalam tradisi tasawuf dan filsafat iluminasi (isyraq), di mana kebenaran tidak hanya diperoleh melalui rasionalitas atau teks wahyu, tetapi juga melalui penyaksian batin dan pengalaman mistik individu. 1. Konsep Dasar Epistemologi Irfani Epistemologi Irfani berasal dari kata ‘irfan (عرفان) yang berarti "pengetahuan intuitif" atau "makrifat." Dalam konteks pemikiran Islam, ‘irfan merujuk pada pemahaman yang diperoleh melalui pengalaman spiritual, penyucian diri, dan hubungan langsung dengan realitas metafisik. Berbeda dengan epistem...

Biografi Singkat M. Abid al-Jabiri: Perjalanan Hidup dan Karya-Karyanya

Grobogan - Biografi Singkat M. Abid al-Jabiri: Perjalanan Hidup dan Karya-Karyanya - M. Abid al-Jabiri adalah salah satu pemikir Muslim kontemporer yang berperan penting dalam mereformulasi pemikiran Islam melalui pendekatan rasional dan kritis. Lahir di Maroko, ia menjadi sosok intelektual yang banyak mengkaji epistemologi Arab dan bagaimana tradisi Islam klasik dapat disesuaikan dengan tantangan modernitas. Pemikirannya yang berfokus pada kritik terhadap nalar Arab dan rekonstruksi pemikiran Islam telah memberikan pengaruh besar dalam dunia akademik, terutama dalam filsafat Islam dan kajian pemikiran Arab. Melalui berbagai karyanya, al-Jabiri mencoba menjawab pertanyaan fundamental tentang bagaimana umat Islam memahami warisan intelektual mereka dan bagaimana tradisi tersebut dapat dikembangkan untuk mendukung kemajuan peradaban. Artikel ini akan membahas biografi singkat M. Abid al-Jabiri, perjalanan hidupnya, serta karya-karyanya yang menjadi landasan dalam studi pemikiran Islam ko...

Kritik terhadap Tradisi Intelektual Arab: Analisis Struktural dalam Pemikiran Islam

Grobogan - Autiya Nila Agustina - Kritik terhadap Tradisi Intelektual Arab: Analisis Struktural dalam Pemikiran Islam - M  . Abid al-Jabiri dikenal sebagai salah satu pemikir Muslim kontemporer yang melakukan kritik mendalam terhadap struktur epistemologi dalam tradisi intelektual Arab-Islam. Ia berpendapat bahwa pemikiran Islam mengalami stagnasi karena masih berpegang teguh pada pola berpikir tradisional yang tidak lagi relevan dengan tantangan zaman modern. Melalui analisis strukturalnya, al-Jabiri membedah bagaimana nalar Arab terbentuk dan berkembang, serta bagaimana pemikiran ini dapat direkonstruksi agar lebih sesuai dengan tuntutan rasionalitas dan kemajuan ilmu pengetahuan. Dalam analisisnya, al-Jabiri membagi epistemologi Arab-Islam ke dalam tiga kategori utama: epistemologi Bayani, yang didasarkan pada teks dan otoritas ulama; epistemologi Irfani, yang bertumpu pada intuisi dan mistisisme; serta epistemologi Burhani, yang mengutamakan rasionalitas dan metode ilmiah. Keti...

Inkar Sunnah: Pengertian, Sejarah, dan Perkembangannya

Grobogan - Autiya Nila Agustina - Inkar Sunnah: Pengertian, Sejarah, dan Perkembangannya - Dalam kajian ilmu hadis dan pemikiran Islam, istilah Inkar Sunnah merujuk pada kelompok atau individu yang menolak otoritas hadis sebagai sumber ajaran Islam. Gerakan ini bukanlah fenomena baru, tetapi telah muncul dalam berbagai bentuk sejak masa-masa awal Islam hingga era modern. Artikel ini akan membahas pengertian Inkar Sunnah, sejarah kemunculannya, pokok-pokok ajarannya, serta tokoh-tokoh yang berperan dalam penyebarannya. A. Pengertian Inkar Sunnah Secara bahasa, inkar berarti menolak atau menyangkal, sedangkan sunnah dalam konteks Islam mengacu pada ajaran, perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW yang menjadi sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an. Dengan demikian, Inkar Sunnah adalah paham atau gerakan yang menolak hadis dan sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai sumber hukum dalam Islam. Kelompok ini umumnya berpendapat bahwa Al-Qur'an adalah satu-satunya sumber ajaran I...

Hadis Maudhû’ dalam Perspektif Ilmu Hadis: Pengertian, Penyebab, dan Tanda-tanda

Grobogan- Autiya Nila Agustina - Hadis Maudhû’ dalam Perspektif Ilmu Hadis: Pengertian, Penyebab, dan Tanda-tanda-  Hadis adalah salah satu sumber hukum dalam Islam setelah Al-Qur’an. Namun, tidak semua hadis memiliki derajat yang sama dalam hal keshahihannya. Salah satu jenis hadis yang sangat lemah adalah hadis maudhû’. Hadis ini sangat terlarang untuk dijadikan landasan hukum, karena dianggap sebagai hadis palsu yang sengaja dibuat oleh individu dengan tujuan tertentu. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci tentang pengertian hadis maudhû’, faktor-faktor yang menyebabkan munculnya hadis ini, serta tanda-tandanya yang bisa membantu dalam mengidentifikasi hadis palsu tersebut. A. Pengertian Hadis Maudhû’ Secara bahasa, maudhû’ berarti disusun, dibuat, atau dipalsukan. Dalam konteks ilmu hadis, hadis maudhû’ adalah hadis yang dipalsukan atau sengaja diciptakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan dikaitkan dengan Nabi Muhammad SAW. Hadis-hadis ini tidak mem...

Hadis Dha’if: Pengertian, Pembagian, dan Penggunaannya dalam Hujjah

Grobogan -  Autiya Nila Agustina - Hadis Dha’if: Pengertian, Pembagian, dan Penggunaannya dalam Hujjah -  Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-Qur’an. Namun, tidak semua hadis memiliki tingkat keabsahan yang sama. Salah satu kategori hadis yang memiliki derajat lemah adalah hadis dha’if. Hadis ini memiliki kelemahan dalam sanad atau matannya, sehingga tidak dapat dijadikan hujjah secara mutlak dalam hukum Islam. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang hadis dha’if, termasuk pengertian, pembagian, dan penggunaannya dalam kajian Islam. A. Pengertian Hadis Dha’if Secara bahasa, dha’if berarti lemah. Dalam istilah ilmu hadis, hadis dha’if adalah hadis yang tidak memenuhi syarat hadis shâhih atau hasan, baik dalam aspek sanad maupun matan. Hadis ini memiliki kelemahan dalam salah satu dari lima syarat hadis shâhih: Sanad tidak bersambung (ada perawi yang hilang). Perawi tidak adil (memiliki akhlak yang buruk atau dikenal sebagai pendusta). Perawi tida...

Hadis Hasan: Pengertian, Syarat, Macam, dan Kitab-Kitabnya

  Grobogan - Autiya Nila Agustina - Hadis Hasan: Pengertian, Syarat, Macam, dan Kitab-Kitabnya -  Dalam ilmu hadis, hadis diklasifikasikan berdasarkan tingkat kevalidannya, salah satunya adalah hadis hasan. Hadis ini memiliki kualitas di bawah hadis shâhih, tetapi tetap dapat dijadikan hujjah dalam hukum Islam. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai hadis hasan, mulai dari pengertiannya, syarat-syaratnya, macam-macamnya, hingga kitab-kitab yang memuat hadis hasan. 1. Pengertian Hadis Hasan Hadis hasan adalah hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil, tetapi tingkat ke-dhâbitan (hafalan dan ketelitian perawi) sedikit lebih rendah dibandingkan hadis shâhih. Hadis ini tetap diterima sebagai dalil dalam syariat, tetapi kedudukannya berada di bawah hadis shâhih. Para ulama hadis mendefinisikan hadis hasan sebagai hadis yang memenuhi semua syarat hadis shâhih kecuali dalam aspek ke-dhâbitan perawi, yang dianggap lebih lemah dibanding perawi hadis ...