Hadis Hasan: Pengertian, Syarat, Macam, dan Kitab-Kitabnya
Grobogan - Autiya Nila Agustina - Hadis Hasan: Pengertian, Syarat, Macam, dan Kitab-Kitabnya - Dalam ilmu hadis, hadis diklasifikasikan berdasarkan tingkat kevalidannya, salah satunya adalah hadis hasan. Hadis ini memiliki kualitas di bawah hadis shâhih, tetapi tetap dapat dijadikan hujjah dalam hukum Islam. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai hadis hasan, mulai dari pengertiannya, syarat-syaratnya, macam-macamnya, hingga kitab-kitab yang memuat hadis hasan.
1. Pengertian Hadis Hasan
Hadis hasan adalah hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil, tetapi tingkat ke-dhâbitan (hafalan dan ketelitian perawi) sedikit lebih rendah dibandingkan hadis shâhih. Hadis ini tetap diterima sebagai dalil dalam syariat, tetapi kedudukannya berada di bawah hadis shâhih.
Para ulama hadis mendefinisikan hadis hasan sebagai hadis yang memenuhi semua syarat hadis shâhih kecuali dalam aspek ke-dhâbitan perawi, yang dianggap lebih lemah dibanding perawi hadis shâhih.
2. Syarat-Syarat Hadis Hasan
Agar suatu hadis dikategorikan sebagai hadis hasan, ia harus memenuhi syarat berikut:
- Sanadnya bersambung dari perawi pertama hingga perawi terakhir.
- Perawinya adil, yaitu memiliki akhlak yang baik, bertakwa, dan tidak dikenal sebagai pendusta.
- Perawinya memiliki dhâbit yang kurang sempurna, artinya daya hafal dan ketelitiannya dalam meriwayatkan hadis lebih lemah dibanding perawi hadis shâhih.
- Hadis tidak bertentangan dengan hadis yang lebih kuat (syâdz).
- Tidak memiliki cacat tersembunyi (illat) yang dapat merusak keabsahan hadis.
Jika sebuah hadis memenuhi syarat-syarat di atas, maka hadis tersebut tergolong hasan dan dapat dijadikan hujjah dalam hukum Islam.
3. Macam-Macam Hadis Hasan
Hadis hasan terbagi menjadi dua jenis utama:
a. Hadis Hasan Lidzâtihi
Hadis yang dari segi kualitasnya mendekati hadis shâhih, tetapi perawinya memiliki tingkat ke-dhâbitan yang sedikit lebih rendah dibandingkan perawi hadis shâhih. Hadis ini dapat diterima sebagai hujjah tanpa memerlukan dukungan dari hadis lain.
b. Hadis Hasan Lighairihi
Hadis yang pada awalnya berstatus dha’if ringan, tetapi naik derajatnya menjadi hasan karena memiliki sanad lain yang mendukung. Hadis ini diperkuat oleh riwayat dari jalur lain yang serupa sehingga menjadi lebih kuat dan dapat dijadikan dalil.
Hadis hasan lighairihi sering digunakan dalam penyusunan hukum Islam, terutama dalam masalah fadhâil al-a’mal (keutamaan amal ibadah).
4. Latar Belakang Munculnya Istilah Hadis Hasan
Pada awal perkembangan ilmu hadis, para ulama hanya mengenal dua kategori hadis, yaitu shâhih dan dha’if. Namun, seiring berkembangnya kajian hadis, ditemukan hadis-hadis yang tidak cukup kuat untuk disebut shâhih tetapi juga tidak terlalu lemah hingga menjadi dha’if.
Istilah hadis hasan pertama kali diperkenalkan oleh Imam At-Tirmidzi dalam kitabnya Sunan At-Tirmidzi. Dalam beberapa riwayat, beliau menyebut hadis dengan istilah "hasan" sebagai kategori tersendiri di antara hadis shâhih dan dha’if.
5. Istilah-Istilah yang Digunakan dalam Hadis Hasan
Dalam kajian hadis hasan, terdapat beberapa istilah yang sering digunakan, di antaranya:
- Hasan Shahih: Hadis yang dikategorikan hasan oleh sebagian ulama tetapi juga dianggap shâhih oleh ulama lain.
- Hasan Gharib: Hadis yang memiliki sanad tunggal dan tidak banyak jalur periwayatannya, tetapi tetap masuk kategori hasan.
- Hasan Li Dzatihi & Hasan Li Ghairihi: Istilah ini digunakan untuk membedakan hadis hasan berdasarkan sumber kekuatannya, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
6. Kitab-Kitab yang Memuat Hadis Hasan
Beberapa kitab hadis utama yang memuat hadis hasan antara lain:
- Sunan At-Tirmidzi – Imam At-Tirmidzi banyak menggunakan istilah hadis hasan dalam kitabnya dan menjadi salah satu rujukan utama.
- Sunan Abu Dawud – Berisi hadis-hadis hukum yang sebagian dikategorikan sebagai hadis hasan.
- Sunan An-Nasa’i – Kitab ini juga mengandung hadis hasan yang dijadikan referensi oleh para ulama fiqh.
- Sunan Ibnu Majah – Memuat hadis-hadis yang dikategorikan hasan, terutama dalam bab fadhâil al-a’mal.
- Musnad Imam Ahmad – Meskipun lebih banyak berisi hadis shâhih, beberapa hadis dalam kitab ini dikategorikan sebagai hasan.
Kesimpulan
Hadis hasan adalah hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil, tetapi memiliki ke-dhâbitan yang sedikit lebih rendah dibandingkan hadis shâhih. Hadis ini tetap dapat dijadikan hujjah dalam hukum Islam dan sering digunakan dalam masalah fadhâil al-a’mal. Istilah hadis hasan pertama kali diperkenalkan oleh Imam At-Tirmidzi dan banyak ditemukan dalam kitab-kitab hadis seperti Sunan At-Tirmidzi, Sunan Abu Dawud, dan lainnya.
Memahami hadis hasan sangat penting bagi para peneliti hadis agar dapat menilai keabsahan suatu riwayat dan menggunakannya dalam hukum Islam dengan bijak.
Comments
Hadis yang pada dasarnya tidak sepenuhnya shâhih karena ada sedikit kelemahan, tetapi tetap diterima sebagai hadis shâhih setelah diperkuat oleh riwayat lain yang serupa.