Posts

Showing posts from December, 2024

Bahagia dalam Pernikahan? Mulai Dulu dari Diri Sendiri

Image
  Sumber Gambar: Google Menikah itu bukan cuma tentang bersama, tapi tentang siap tumbuh bareng. Yuk kita bahas bareng! 🏠 Pendahuluan Siapa sih yang nggak ingin punya rumah tangga yang adem, damai, dan penuh cinta? Tapi, kadang kenyataan nggak semulus impian. Ada pasangan yang baru beberapa bulan menikah, eh udah sering adu argumen. Ada juga yang ngerasa kayak kehilangan “rasa” setelah sah jadi suami-istri. Padahal nih ya, banyak masalah dalam pernikahan bukan karena salah pilih pasangan. Tapi karena kita belum cukup siap, baik secara mental, emosi, maupun spiritual. Nah, di artikel ini kita bakal ngobrolin tentang gimana sih cara membangun mentalitas diri supaya siap nikah dan kuat dalam menjalani pernikahan. Yuk, kita ulik bareng-bareng! 1️⃣ Siap Nikah Itu Bukan Sekadar Umur atau Pekerjaan Kebanyakan orang ngira kalau udah mapan atau udah “cukup umur” berarti siap nikah. Padahal, siap nikah itu jauh lebih luas dari itu. ✅ Siap berbagi waktu dan kehidupan ✅ Siap untuk k...

Tsabit bin Qais: Juru Bicara Rasulullah yang Diuji dengan Perceraian

Image
  Sumber Gambar: Rumayshio Dalam sejarah Islam, ada banyak sahabat yang dikenang karena keistimewaan dan kontribusinya dalam perjuangan dakwah Rasulullah ﷺ. Salah satunya adalah Tsabit bin Qais bin Syammas —seorang orator ulung, juru bicara Rasulullah, dan pemimpin dari kaum Anshar yang disegani. Namun di balik kejayaan itu, ia juga mengalami ujian pribadi yang tidak ringan: perceraian karena sang istri sudah tidak mencintainya . Kisah Tsabit bin Qais memberi pelajaran penting tentang keikhlasan, penghormatan terhadap hak perempuan, dan kebesaran jiwa dalam menerima takdir . Dalam tulisan ini, kita akan menggali lebih dalam siapa sosok Tsabit bin Qais, bagaimana kontribusinya dalam dakwah Islam, serta bagaimana Islam menangani persoalan rumah tangga dengan adil dan manusiawi. 📜 Siapakah Tsabit bin Qais? Tsabit bin Qais merupakan salah satu tokoh penting dari kaum Anshar di Madinah. Ia terkenal sebagai juru bicara Rasulullah ﷺ , karena memiliki kemampuan retorika dan kefasihan ...

Merawat Orang Tua: Antara Pilihan Keluarga atau Panti Jompo dalam Pandangan Islam

Image
Sumber Gambar: Gen Muslim  Di tengah realitas sosial modern, banyak anak yang menghadapi dilema saat orang tuanya memasuki usia senja dan memerlukan perawatan lebih intensif. Salah satu opsi yang muncul adalah menitipkan mereka ke panti jompo. Namun pertanyaannya, bagaimana pandangan Islam terhadap tindakan ini? Apakah anak berdosa jika menyerahkan perawatan orang tuanya kepada lembaga seperti panti jompo? Sebagian orang merasa bersalah, sebagian lagi bingung dan bimbang antara tuntutan hidup dan tanggung jawab sebagai anak. Artikel ini akan mengulas secara adil dan bijak tentang persoalan tersebut dalam perspektif Islam, sebagaimana dijelaskan dalam sumber keislaman terpercaya, NU Online . 🧓 Merawat Orang Tua dalam Islam: Ibadah yang Agung Islam sangat memuliakan kedua orang tua. Dalam banyak ayat Al-Qur’an dan hadits, perintah untuk berbakti kepada orang tua (birrul walidain) bahkan diletakkan setelah perintah untuk menyembah Allah semata. "Dan Tuhanmu telah memerintahka...

Pernikahan Bahagia Dimulai dari Diri Sendiri: Membangun Mentalitas Suami-Istri yang Tangguh dan Tumbuh

Image
  Sumber Gambar: Instagram IPNU IPPNU Pendahuluan Setiap orang mendambakan rumah tangga yang bahagia, damai, dan penuh cinta. Namun kenyataannya, banyak pasangan yang menghadapi persoalan tak terduga setelah akad nikah. Sebagian mulai mempertanyakan: "Kenapa setelah menikah justru sering bertengkar?" atau "Apakah aku menikahi orang yang tepat?" Jawaban dari semua itu sering kali bukan terletak pada siapa pasangan kita, tetapi bagaimana kita mempersiapkan dan memantaskan diri untuk pernikahan . Mentalitas suami-istri yang kuat, dewasa, dan siap tumbuh bersama adalah fondasi yang sering terlupakan namun sangat krusial. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana membangun mentalitas diri sebelum dan selama pernikahan, baik dari sisi psikologis, spiritual, maupun sosial. Disajikan dalam 10 bagian penting, artikel ini bertujuan untuk membantu para calon dan pasangan muda agar tidak hanya bertahan dalam pernikahan, tapi juga bertumbuh bersama menuju keluarga ...

Membangun Rumah Tangga Sakinah: Kiat Komunikasi, Keuangan, dan Ketahanan Spiritual

Image
  Sumber Gambar: Rumadysio Pendahuluan Pernikahan dalam Islam dipandang sebagai ikatan lahir‑batin yang bukan sekadar kontrak sosial, melainkan kesepakatan ruhani untuk saling menenangkan, menumbuhkan mawaddah (cinta) dan rahmah (kasih). Ia adalah miniatur masyarakat—di sanalah nilai‐nilai agama, budaya, ekonomi, dan psikologi bertemu, berpadu, dan saling memengaruhi. Tetapi merajut rumah tangga sakinah tidak cukup hanya dengan akad dan pesta yang meriah. Ia menuntut ilmu, kesabaran, keterampilan komunikasi, kecerdasan finansial, serta fondasi spiritual yang kukuh. Tulisan sepanjang ±3 200 kata ini mengajak kita menelaah dimensi‑dimensi kunci pernikahan—mulai pra‑nikah hingga lanskap pengasuhan—dengan gaya reflektif, praktis, dan tetap berpijak pada rambu syariat. 1   Merancang Pernikahan Sejak Pra‑Nikah 1.1  Menata niat Para ulama menegaskan, “Segala amal bergantung pada niat.” Niat menikah hendaknya dipasang setinggi mungkin: ibadah, penjaga kehormatan, ladang lah...

Biografi Singkat M. Abid al-Jabiri: Perjalanan Hidup dan Karya-Karyanya

Grobogan , Jawa Tengah - Autiya Nila Agustina - Biografi Singkat M. Abid al-Jabiri: Perjalanan Hidup dan Karya-Karyanya -  Dalam dunia pemikiran Islam kontemporer, nama M. Abid al-Jabiri menjadi salah satu yang paling berpengaruh, terutama dalam kajian filsafat dan epistemologi Islam. Pemikir asal Maroko ini dikenal dengan pendekatan kritisnya terhadap warisan intelektual Islam dan usahanya dalam merekonstruksi pemikiran Arab agar lebih rasional dan kontekstual. Melalui karyanya yang monumental, ia berusaha mengkaji ulang tradisi intelektual Islam dengan menyoroti berbagai aspek historis, metodologis, dan epistemologis yang membentuk pola pikir umat Muslim. Artikel ini akan mengulas perjalanan hidup al-Jabiri, kiprah intelektualnya, serta karya-karyanya yang memberikan pengaruh besar dalam dunia akademik Islam modern. Masa Kecil dan Latar Belakang Pendidikan M. Abid al-Jabiri lahir pada 27 Desember 1935 di Figuig, Maroko, sebuah kota kecil yang berbatasan langsung dengan Aljazair. ...

Kritik terhadap Tradisi Intelektual Arab: Analisis Struktural dalam Pemikiran Islam

Grobogan , Jawa Tengah - Autiya Nila Agustina - Kritik terhadap Tradisi Intelektual Arab: Analisis Struktural dalam Pemikiran Islam -  Pemikiran M. Abid al-Jabiri tidak hanya berfokus pada kajian filsafat Islam secara umum, tetapi juga memberikan kritik mendalam terhadap tradisi intelektual Arab. Baginya, salah satu hambatan utama dalam perkembangan pemikiran Islam adalah adanya pola berpikir yang tidak lagi relevan dengan kebutuhan modern, namun masih dipertahankan sebagai bagian dari warisan intelektual Islam. Dalam trilogi Kritik Nalar Arab (Naqd al-‘Aql al-‘Arabi), al-Jabiri mencoba menganalisis bagaimana struktur epistemologi Arab-Islam terbentuk dan mengapa pola pikir ini cenderung mengalami stagnasi. Menurut al-Jabiri, nalar Arab terbentuk dalam tiga kategori utama, yaitu bayani, irfani, dan burhani. Bayani merujuk pada metode berpikir yang berbasis pada teks dan dalil (nash), seperti yang digunakan dalam ilmu fikih dan ilmu tafsir klasik. Sementara itu, irfani lebih bersifa...

Epistemologi Arab-Islam: Konsep Bayani, Irfani, dan Burhani dalam Pemikiran al-Jabiri

Grobogan, Jawa Tengah - Autiya Nila Agustina - Epistemologi Arab-Islam: Konsep Bayani, Irfani, dan Burhani dalam Pemikiran al-Jabiri -  Pemikiran Islam terus berkembang seiring dengan perubahan zaman, tetapi masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam membangun tradisi keilmuan yang lebih maju. Salah satu tokoh yang berusaha mengkritisi dan merekonstruksi sistem pengetahuan dalam dunia Islam adalah M. Abid al-Jabiri. Dalam karyanya yang terkenal, Naqd al-‘Aql al-‘Arabi (Kritik Nalar Arab), al-Jabiri melakukan analisis mendalam terhadap epistemologi Arab-Islam dan mengidentifikasi tiga pola utama dalam cara berpikir umat Islam, yaitu bayani, irfani, dan burhani. Ketiga konsep ini merepresentasikan cara umat Muslim memahami dan menafsirkan realitas berdasarkan tradisi intelektual yang berkembang dalam sejarah Islam. 1. Epistemologi Bayani: Dominasi Teks dalam Pemikiran Islam Konsep bayani merujuk pada metode pengetahuan yang berbasis pada teks dan otoritas keagamaan. Dalam tradi...

Hadis Shahih: Pengertian, Syarat, Macam, dan Tingkatannya

Image
  Pendahuluan Hadis merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur'an. Dalam studi ilmu hadis, tidak semua hadis memiliki tingkat keabsahan yang sama. Salah satu tingkatan hadis tertinggi adalah hadis shahih, yang memiliki kredibilitas tinggi dan dapat dijadikan hujjah dalam hukum Islam. Hadis shahih adalah hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhâbit, serta tidak mengandung kejanggalan (syâdz) atau cacat tersembunyi (‘illat). Artikel ini akan membahas secara mendalam pengertian hadis shahih, syarat-syaratnya, macam-macamnya, istilah-istilah yang terkait, serta tingkatan hadis shahih dalam ilmu hadis. 1. Pengertian Hadis Shahih Secara bahasa, shahih berarti "sehat" atau "benar". Dalam terminologi ilmu hadis, hadis shahih adalah hadis yang memenuhi lima syarat utama: sanadnya bersambung (ittishâl as-sanad), perawinya adil, perawinya dhâbit, tidak mengandung syâdz, dan tidak memiliki ‘illat yang mencacati keabsahannya. Hadis sha...

Dekonstruksi Pemikiran Klasik: Kajian atas Warisan Filsafat dan Teologi Islam

Grobogan , Jawa Tengah - Autiya Nila Agustina - Dekonstruksi Pemikiran Klasik: Kajian atas Warisan Filsafat dan Teologi Islam -  Pemikiran klasik Islam telah menjadi fondasi utama dalam perkembangan ilmu pengetahuan, filsafat, dan teologi Islam selama berabad-abad. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, banyak pemikir Muslim yang mulai mempertanyakan relevansi warisan intelektual tersebut dalam menjawab tantangan modern. Salah satu pendekatan kritis yang berkembang dalam studi Islam kontemporer adalah dekonstruksi, yaitu upaya untuk membongkar, menganalisis ulang, dan menafsirkan kembali konsep-konsep yang telah mapan dalam filsafat dan teologi Islam. Dekonstruksi sebagai Metode dalam Studi Islam Dekonstruksi, yang pertama kali diperkenalkan oleh filsuf Prancis Jacques Derrida, adalah metode analisis yang bertujuan untuk mengungkap kontradiksi, ambiguitas, dan keterbatasan dalam suatu teks atau sistem pemikiran. Dalam konteks filsafat Islam, metode ini digunakan untuk mengevalua...