Keistimewaan Candi Zaman Majapahit: Warisan Arsitektur, Spiritualitas, dan Identitas Bangsa

Keistimewaan Candi Zaman Majapahit: Warisan Arsitektur, Spiritualitas, dan Identitas Bangsa

Candi-candi di Indonesia merupakan saksi bisu kejayaan masa lalu. Dari Borobudur yang megah di Jawa Tengah hingga peninggalan-peninggalan di Jawa Timur, setiap candi memiliki keunikan fungsi, bentuk, dan maknanya. Salah satu masa yang meninggalkan warisan arsitektur monumental adalah era Majapahit, kerajaan besar yang berkuasa di Jawa Timur sekitar abad ke-13 hingga ke-15.

Keistimewaan candi pada masa Majapahit tidak hanya terletak pada arsitektur dan teknik pembangunannya, melainkan juga pada filosofi, fungsi spiritual, hingga keterkaitannya dengan ekosistem dan identitas bangsa. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang candi zaman Majapahit, mulai dari fungsi, simbolisme, hingga keterkaitan dengan pemikiran filsafat modern.


---

1. Candi: Dari Jawa Tengah ke Jawa Timur

Perbedaan mencolok antara candi era Jawa Tengah (Mataram Kuno) dengan Jawa Timur (Singhasari-Majapahit) adalah fungsi dan maknanya.

Candi di Jawa Tengah (abad ke-8 hingga ke-10) umumnya berfungsi sebagai kuil pemujaan dewa-dewa Hindu-Buddha. Contoh paling monumental adalah Candi Prambanan (Hindu) dan Candi Borobudur (Buddha).

Candi di Jawa Timur (abad ke-13 hingga ke-15) lebih banyak berkaitan dengan ritus pemujaan leluhur. Candi bukan sekadar tempat ibadah, melainkan monumen pendharmaan untuk raja atau tokoh penting yang telah mangkat.


Agus Aris Munandar, guru besar arkeologi Universitas Indonesia, menyebutkan bahwa candi-candi Majapahit adalah bukti adanya “raja sponsor”, di mana seorang raja yang telah wafat akan dibuatkan candi 12 tahun kemudian oleh keturunannya sebagai bentuk penghormatan dan pengingat eksistensi.


---

2. Fungsi Candi Zaman Majapahit

Keistimewaan candi Majapahit tercermin dalam fungsi utamanya:

a. Tempat Pendharmaan

Candi bukan tempat penyimpanan abu jenazah, melainkan monumen pendharmaan untuk mengenang arwah raja. Hal ini berbeda dengan tradisi sebelumnya yang kadang dikaitkan dengan praktik penguburan abu kremasi.

b. Simbol Kekuasaan

Candi menjadi penanda eksistensi seorang raja dan legitimasi kekuasaan. Dengan membangun candi, penguasa menegaskan peran dan posisinya dalam sejarah, serta mewariskan identitas bagi generasi mendatang.

c. Pusat Spiritualitas

Bangunan candi tidak hanya berfungsi sebagai simbol politik, melainkan juga pusat spiritualitas, tempat ritual, dan media mendekatkan diri dengan leluhur serta dewa-dewi.

d. Penanda Geografis dan Ekologi

Seperti diungkapkan oleh L.G. Saraswati Putri (dosen filsafat Universitas Indonesia), pembangunan candi selalu mempertimbangkan ekosistem lahan. Candi sering didirikan di lokasi dengan kesuburan tanah yang baik, sehingga sekaligus menjadi penanda wilayah subur.


---

3. Arsitektur Candi Majapahit

Ciri khas arsitektur candi era Majapahit berbeda dari candi-candi klasik Jawa Tengah.

Bahan Bangunan: Banyak candi Majapahit menggunakan bata merah dibandingkan batu andesit. Hal ini menunjukkan kemajuan teknologi bata bakar pada masa itu.

Bentuk Lebih Rampung: Candi Majapahit cenderung ramping dan tinggi, tidak masif seperti Borobudur.

Motif Hias: Mengandung ukiran flora-fauna, wayang, serta simbol-simbol Hindu-Buddha yang dipadukan dengan kearifan lokal.

Punden Berundak: Di wilayah seperti Gunung Penanggungan, candi dibangun dengan konsep punden berundak, mengikuti kontur pegunungan.


Salah satu contoh menarik adalah Punden Kendalisodo, yang berdiri di tebing terjal. Semakin sulit dicapai, semakin besar nilai spiritualnya.


---

4. Filosofi Pembangunan Candi

Menurut Saraswati, pembangunan candi Majapahit dapat dijelaskan melalui pemikiran filsuf Jerman, Martin Heidegger, dalam ceramahnya “Building, Dwelling, Thinking”. Heidegger berpendapat bahwa membangun selalu berkaitan dengan identitas pembangun dan proyeksi masa depan.

Dalam konteks Majapahit, pembangunan candi bukan sekadar proyek arsitektur, melainkan:

1. Identitas Spiritual dan Politik → Candi menjadi penanda kejayaan raja dan wujud penghormatan pada leluhur.


2. Kosmologi Kehidupan → Tata ruang candi di Trowulan, misalnya, mencerminkan keteraturan kosmos, bahwa kehidupan sehari-hari masyarakat tak bisa dipisahkan dari keyakinan religius.


3. Warisan untuk Generasi Mendatang → Candi dibangun bukan hanya untuk masa kini, melainkan proyeksi simbolis yang diwariskan bagi keturunan.




---

5. Candi Sebagai Representasi Ekosistem

Selain aspek politik dan spiritual, pembangunan candi Majapahit memperhatikan faktor lingkungan hidup. Lokasi candi biasanya dipilih berdasarkan:

Kesuburan tanah → Candi menjadi indikator wilayah subur, misalnya di Trowulan dan lereng Gunung Penanggungan.

Ketersediaan sumber daya alam → Batu bata, kayu, serta air harus tersedia di sekitar lokasi pembangunan.

Kontur alam → Pembangunan di lereng gunung menyesuaikan bentuk punden berundak, menegaskan keterhubungan manusia dengan alam.


Dengan demikian, candi bukan hanya monumen sejarah, melainkan juga penanda ekologi masa lalu.


---

6. Candi-Candi Penting Era Majapahit

Beberapa candi yang menjadi saksi keagungan Majapahit antara lain:

1. Candi Tikus (Trowulan) → Diduga sebagai tempat peribadatan dan juga tempat penampungan air.


2. Candi Bajang Ratu → Pintu gerbang megah peninggalan Majapahit, dengan relief Ramayana.


3. Candi Brahu → Tempat pembakaran jenazah raja-raja Majapahit.


4. Candi Penataran (Blitar) → Candi terbesar di Jawa Timur, melambangkan pusat spiritualitas Majapahit.


5. Candi Gunung Penanggungan → Kompleks punden berundak yang memiliki makna spiritual tinggi.




---

7. Keistimewaan Candi Majapahit Dibandingkan Era Lain

Lebih Personal → Candi Majapahit banyak didedikasikan untuk raja tertentu, bukan sekadar pemujaan dewa.

Teknologi Lokal → Penggunaan bata merah membuktikan kecanggihan teknologi konstruksi masyarakat Majapahit.

Keterhubungan dengan Alam → Lokasi pembangunan selalu memperhatikan ekologi, berbeda dengan candi Jawa Tengah yang lebih monumental dan masif.

Seni dan Filosofi → Relief dan tata ruangnya mencerminkan percampuran Hindu-Buddha dengan kearifan lokal Jawa.



---

8. Relevansi Candi Majapahit di Masa Kini

Candi-candi peninggalan Majapahit tidak hanya berfungsi sebagai objek wisata sejarah, melainkan juga:

Sumber Pengetahuan: Memberikan gambaran tentang sistem sosial, politik, dan religi Majapahit.

Inspirasi Arsitektur: Desain punden berundak dan tata ruang Trowulan dapat menginspirasi pembangunan modern berbasis ekologi.

Identitas Bangsa: Candi adalah simbol kebanggaan nasional yang menegaskan bahwa bangsa Indonesia memiliki peradaban tinggi jauh sebelum kolonialisme.



---

9. Kesimpulan

Candi zaman Majapahit memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan era sebelumnya. Ia bukan hanya kuil pemujaan, melainkan monumen pendharmaan yang menegaskan eksistensi raja. Pembangunannya tidak sekadar untuk tujuan spiritual, tetapi juga sebagai proyeksi masa depan, penanda ekologi, dan warisan peradaban.

Melalui candi-candi Majapahit, kita belajar bahwa nenek moyang bangsa Indonesia memiliki kecerdasan luar biasa dalam mengelola ruang, memahami alam, dan memadukan spiritualitas dengan kehidupan sehari-hari. Keistimewaan inilah yang menjadikan candi-candi Majapahit sebagai warisan dunia yang tak ternilai.

Comments