![]() |
| Sumber Gambar: Kumparan |
Tradisi Lisan Grebeg Sukuh di Candi Sukuh Karanganyar - Autiya Nila Agustina - Candi Sukuh, yang berdiri di lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah, bukan sekadar bangunan bersejarah dari masa Hindu Jawa. Di balik relief-reliefnya yang penuh simbol, candi ini juga menjadi pusat pelaksanaan sebuah tradisi unik yang dikenal dengan Grebeg Sukuh.
Meskipun istilah grebeg sering diasosiasikan dengan perayaan meriah di keraton Jawa, Grebeg Sukuh memiliki karakter yang berbeda. Ia tidak menampilkan arak-arakan besar atau pesta rakyat, melainkan berupa ritual lisan dan budaya tahunan yang diwariskan masyarakat sekitar secara turun-temurun.
Lokasi dan Bentuk Ritual
Grebeg Sukuh berlangsung di kawasan Candi Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar. Lokasi ini berada di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut, menjadikan suasana ritual terasa khidmat dengan udara pegunungan yang sejuk.
Bentuk tradisi ini sederhana, tetapi penuh makna. Masyarakat desa bersama juru kunci melaksanakan rangkaian ritual dengan menggunakan perlengkapan seperti dupa, lilin, gunungan hasil bumi, hingga bunyi lesung yang dipukul sebagai bagian dari prosesi.
Nilai dan Simbol dalam Grebeg Sukuh
Tradisi ini bukan sekadar seremoni, tetapi sarat dengan nilai kehidupan dan simbol yang mendalam.
-
Nilai Spiritual, Sosial, dan Ekologis
-
Dari sisi spiritual, Grebeg Sukuh dianggap sebagai upaya menjaga keseimbangan dan memohon perlindungan.
-
Dari sisi sosial, ritual ini mempererat hubungan antarwarga, memperkuat rasa kebersamaan.
-
Dari sisi ekologis, simbol-simbol hasil bumi menegaskan pentingnya menjaga kelestarian alam.
-
-
Makna Semiotik
-
Ikon: wujud nyata berupa juru kunci, warga, gunungan, dan hasil panen.
-
Indeks: elemen-elemen seperti Candi Sukuh, dupa, lilin, bunyi lesung, dan sindhen yang menandakan keterhubungan manusia dengan alam dan spiritualitas.
-
Simbol: gunungan, palawija, serta dupa melambangkan doa, kesuburan, dan penyucian.
-
-
Keterkaitan dengan Relief Candi Sukuh
Candi ini memiliki relief yang menggambarkan cerita Sudamala (ritual penyucian) dan Garudheya (kisah Garuda). Kedua kisah tersebut sejalan dengan makna Grebeg Sukuh, yaitu penyucian diri, penghormatan leluhur, serta penjagaan keseimbangan alam.
Fungsi Utama Grebeg Sukuh
Mengikuti Grebeg Sukuh berarti ikut melestarikan warisan budaya dengan fungsi-fungsi berikut:
-
Menolak Bala: masyarakat percaya ritual ini dapat menangkal gangguan roh jahat atau energi buruk.
-
Menghormati Leluhur: struktur Candi Sukuh menyerupai punden berundak, simbol penghormatan terhadap arwah leluhur yang masih dijaga hingga kini.
-
Ruwatan atau Penyucian: Grebeg Sukuh juga dipahami sebagai sarana membersihkan diri dari hal-hal buruk sekaligus memperbarui hubungan harmonis dengan alam sekitar.
Kesimpulan
Tradisi lisan Grebeg Sukuh di Candi Sukuh adalah warisan budaya yang unik dan bernilai tinggi. Ia memperlihatkan bagaimana masyarakat di lereng Gunung Lawu menjaga kesinambungan antara sejarah, spiritualitas, dan kehidupan sehari-hari.
Dengan gunungan hasil bumi, irama lesung, doa lewat dupa dan lilin, hingga cerita yang terukir di relief candi, Grebeg Sukuh menjadi pengingat bahwa manusia hidup berdampingan dengan alam, leluhur, dan Sang Pencipta.
Ritual ini bukan hanya bentuk penghormatan kepada masa lalu, tetapi juga pesan abadi untuk menjaga keseimbangan hidup di masa kini dan mendatang. 🌿
.webp)
Comments