![]() |
| Sumber Gambar: Kumparan |
Legenda dan Misteri Candi Cetho yang Masih Hidup hingga Kini - Autiya Nila Agustina - Candi Cetho merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang terletak di lereng barat Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah. Dibangun pada abad ke-15, candi ini kerap dikaitkan dengan masa akhir kejayaan Majapahit. Selain bernilai arkeologis tinggi, Candi Cetho juga dikenal dengan berbagai mitos dan kepercayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi sejak era nenek moyang.
Dengan ketinggian sekitar 1.495–1.500 mdpl, kawasan ini menyajikan pemandangan indah sekaligus atmosfer mistis yang kuat. Tak heran, Candi Cetho tidak hanya menjadi destinasi wisata sejarah, tetapi juga tujuan spiritual bagi masyarakat Hindu maupun penganut kepercayaan lokal.
Mitos Populer Candi Cetho
1. Ujian Keperjakaan di Gapura Piramida
Cerita paling terkenal di Candi Cetho adalah mitos tes keperjakaan. Konon, siapa pun yang masih suci akan mudah melangkah melewati gapura piramida. Sebaliknya, mereka yang sudah kehilangan keperjakaan dipercaya akan merasa gelisah atau bahkan ingin buang air kecil sebelum melintasi gapura tersebut.
2. Suara Pasar Tak Kasat Mata
Masyarakat sekitar sering mengaku mendengar keramaian seperti pasar tradisional—suara orang bercakap, tawar-menawar, hingga alunan gamelan—padahal tidak ada aktivitas nyata di lokasi. Fenomena ini dikenal sebagai pasar gaib atau pasar setan, yang diyakini berasal dari makhluk halus penjaga kawasan candi.
3. Orientasi Barat yang Unik
Tidak seperti kebanyakan candi di Jawa yang menghadap timur, Candi Cetho justru menghadap ke barat. Arah ini sering dikaitkan dengan simbolisme tertentu, bahkan dikaitkan dengan arah kiblat. Hingga kini, orientasi unik tersebut masih menjadi bahan diskusi di kalangan peneliti budaya dan spiritual.
4. Simbol Kesuburan Berbentuk Phallus
Di teras atas, terdapat sebuah batu besar berbentuk kelamin pria lengkap dengan skrotum, panjangnya sekitar dua meter. Benda ini diyakini sebagai simbol kesuburan sekaligus lambang penciptaan manusia. Banyak orang menaruh bunga atau dupa di sekitarnya sebagai bentuk penghormatan dan doa akan kelimpahan hidup.
5. Sosok Sabdapalon dan Figur Mirip Sumeria
Pada tingkat yang lebih tinggi, terdapat patung Sabdapalon dan Nayagenggong, tokoh yang diyakini sebagai penasihat spiritual Raja Brawijaya V. Selain itu, terdapat juga figur dengan gaya unik yang sering disebut mirip “orang Sumeria”, menambah nuansa misterius sekaligus memperkaya legenda Candi Cetho.
Nilai Budaya dan Spiritualitas
Candi Cetho merupakan peninggalan penting dari masa akhir Majapahit (sekitar 1451–1475 M), sebelum kerajaan tersebut runtuh dan era Islam berkembang di Jawa. Hingga sekarang, tempat ini masih berfungsi sebagai lokasi upacara keagamaan umat Hindu dan praktik spiritual masyarakat Kejawen.
Struktur bertingkat, relief wayang, serta simbol-simbol yang khas menunjukkan perpaduan antara budaya Hindu dengan tradisi lokal Jawa. Keunikan ini membuat Candi Cetho tidak hanya sekadar situs arkeologi, melainkan juga ruang spiritual yang penuh makna.
Penutup
Mitos yang berkembang di Candi Cetho, mulai dari tes keperjakaan, pasar gaib, hingga simbol kesuburan, adalah bagian dari kekayaan budaya dan spiritual masyarakat Jawa. Bagi sebagian orang, kisah-kisah tersebut adalah legenda; bagi yang lain, ia adalah realitas sakral yang harus dihormati.
Lebih dari sekadar bangunan bersejarah, Candi Cetho adalah pusat spiritual, simbol identitas budaya, sekaligus destinasi wisata yang memadukan sejarah, kepercayaan, dan nuansa mistis. Siapa pun yang datang ke sini tak hanya disuguhi panorama indah Gunung Lawu, tetapi juga kisah magis yang telah hidup sejak masa nenek moyang. 🌿

Comments