![]() |
| Sumber Gambar: Kumparan |
Grebeg Sukuh: Tradisi Ritual di Candi Sukuh yang Sarat Makna - Autiya Nila Agustina - Candi Sukuh, yang terletak di lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah, bukan hanya menjadi peninggalan arkeologi yang penting dari era Majapahit akhir, tetapi juga pusat berlangsungnya sebuah ritual tahunan yang dikenal dengan nama Grebeg Sukuh.
Meski namanya mirip dengan grebeg yang biasa dirayakan secara megah di keraton Jawa, Grebeg Sukuh memiliki bentuk berbeda. Ia tidak berupa pesta besar, melainkan ritual budaya lisan yang diwariskan masyarakat secara turun-temurun, dengan nuansa spiritual dan simbolis yang sangat kental.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Ritual ini diselenggarakan di Candi Sukuh, tepatnya di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Letaknya yang berada di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut menjadikan suasana ritual ini terasa hening, sejuk, sekaligus sakral.
Warga desa, juru kunci, dan tokoh adat berperan penting dalam menjaga kelestarian tradisi ini. Setiap tahunnya, mereka bersama-sama mengadakan Grebeg Sukuh dengan menggunakan perlengkapan tradisional yang penuh makna simbolis.
Nilai-Nilai dan Unsur Ritual
1. Nilai Budaya
Grebeg Sukuh sarat dengan pesan spiritual, sosial, dan ekologis:
-
Spiritual: memperkuat keyakinan masyarakat dalam memohon perlindungan dari gangguan gaib.
-
Sosial: mempererat ikatan kebersamaan antarwarga.
-
Ekologis: menegaskan pentingnya merawat alam sebagai bagian dari kehidupan manusia.
2. Unsur Semiotik
Tradisi ini dapat dipahami melalui tiga unsur utama:
-
Ikon: wujud nyata seperti juru kunci, masyarakat desa, gunungan, dan hasil bumi (palawija).
-
Indeks: tanda-tanda yang mengarah pada makna, misalnya Candi Sukuh, dupa, lilin, bunyi lesung, dan sindhen.
-
Simbol: bentuk gunungan, hasil panen, serta dupa melambangkan kesuburan, doa, dan kesucian.
3. Kaitan dengan Candi Sukuh
Relief Candi Sukuh menggambarkan kisah Sudamala (penyucian diri) dan Garudheya (kisah Garuda yang menolong ibunya). Kedua cerita ini memiliki relevansi dengan Grebeg Sukuh, yang juga menekankan penyucian, perlindungan, dan keseimbangan hidup.
Fungsi dan Tujuan
Grebeg Sukuh hadir bukan hanya sebagai ritual tahunan, melainkan memiliki tujuan mendalam:
-
Perlindungan dari Pengaruh Negatif
Tradisi ini dipercaya sebagai sarana untuk menolak bala serta melindungi masyarakat dari roh jahat. -
Menghormati Leluhur
Struktur Candi Sukuh yang menyerupai punden berundak menunjukkan adanya tradisi penghormatan kepada leluhur, yang hingga kini masih dijaga melalui Grebeg Sukuh. -
Penyucian Diri dan Alam Sekitar
Sejalan dengan relief Sudamala, Grebeg Sukuh juga berfungsi sebagai sarana ruwatan untuk membersihkan diri sekaligus menjaga keselarasan dengan alam.
Penutup
Grebeg Sukuh adalah bukti nyata bagaimana masyarakat di sekitar Gunung Lawu merawat tradisi dan menjaga hubungan harmonis dengan alam serta leluhur mereka. Ritual ini bukan sekadar warisan budaya, melainkan juga perwujudan filosofi hidup yang menekankan keseimbangan, kesucian, dan kebersamaan.
Dengan gunungan hasil bumi, asap dupa, cahaya lilin, dan irama sindhen, Grebeg Sukuh menjadi simbol keberlanjutan budaya yang menyatukan masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Candi Sukuh pun tidak hanya berperan sebagai situs peninggalan arkeologis, melainkan sebagai ruang hidup spiritual yang terus berdenyut melalui tradisi ini. 🌿✨

Comments