Taman Wisata Alam Kawah Ijen: Sejarah, Lokasi, Keanekaragaman Hayati, dan Pesona Wisata
Kawah Ijen bukan sekadar destinasi wisata populer di Jawa Timur dengan fenomena blue fire-nya yang mendunia. Di balik keindahan kawah dan pegunungannya, kawasan ini memiliki nilai sejarah panjang, kekayaan biodiversitas, hingga peran penting dalam konservasi alam Indonesia. Ditunjuk sebagai kawasan lindung sejak masa kolonial Belanda, Cagar Alam Kawah Ijen dan Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen kini menjadi salah satu ikon wisata dan penelitian alam yang mendunia.
![]() |
Sumber Gambar: Tik Tok Emoji0712 |
Berikut ulasan lengkap tentang dasar penunjukan, lokasi, potensi flora-fauna, hingga objek wisata alam yang bisa dinikmati di kawasan Kawah Ijen.
A. Dasar Penunjukan dan Luas Kawasan
Sejarah penetapan Kawah Ijen sebagai kawasan lindung dimulai sejak masa Hindia Belanda. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No.46 tanggal 9 Oktober 1920 Stbl No.736, kawasan ini resmi ditetapkan sebagai Cagar Alam dengan luas 2.560 hektar.
Kemudian, pada perkembangan selanjutnya, pemerintah Indonesia melakukan penyesuaian fungsi. Melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian No.1017/Kpts-II/Um/12/1981 tanggal 10 Desember 1981, sebagian kawasan cagar alam seluas 92 hektar ditetapkan menjadi Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen. Sementara sisanya, seluas 2.468 hektar, tetap berstatus cagar alam.
Artinya, kawasan Kawah Ijen kini memiliki fungsi ganda: sebagai area konservasi dan sekaligus destinasi wisata alam.
B. Letak dan Lokasi
Secara geografis, TWA Kawah Ijen berada di titik koordinat 8°2’30’’ – 8°5’30” LS dan 114°12’30’ – 114°16’30’’ BT. Lokasi ini tepat berada di tengah kawasan Cagar Alam Kawah Ijen Merapi Ungup-Ungup.
Secara administratif, kawasan ini termasuk dalam dua wilayah kabupaten:
-
Kabupaten Banyuwangi di sisi timur
-
Kabupaten Bondowoso di sisi barat
Akses menuju Kawah Ijen bisa ditempuh dari dua jalur utama: melalui Banyuwangi atau Bondowoso. Keduanya menawarkan pengalaman perjalanan berbeda, namun sama-sama menyuguhkan panorama pegunungan yang indah.
C. Potensi Kawasan
1. Flora
Kekayaan flora di Kawah Ijen sangat melimpah dengan tipe vegetasi yang berbeda-beda sesuai ketinggian.
-
1.000 – 2.500 m dpl → High Montane Rain Forest (Hutan Hujan Pegunungan Tinggi)
Vegetasi kawasan ini merupakan peralihan antara hutan hujan pegunungan dengan hutan hujan sub-alpin. Jenis yang dominan antara lain Edelweiss (Compositae) dan Vaccinium (Ericaceae). -
2.500 – 4.000 m dpl → Sub Alpin Rain Forest (Hutan Hujan Sub Alpin)
Area ini hanya terdapat di sebagian kecil wilayah, terutama di sekitar Gunung Merapi dengan ketinggian ±2.800 m dpl. Vegetasi didominasi semak dan perdu karena pengaruh gas belerang yang kuat.
Selain itu, terdapat pula:
-
Hutan Pegunungan Kering yang didominasi Cemara gunung (Casuarina junghuniana).
-
Semak Alpin yang tumbuh di atas garis pohon, biasanya berupa Ericaceae (Vaccinium), Schima, Potentilla, hingga Hypericum.
Secara keseluruhan, telah teridentifikasi 86 jenis flora di kawasan ini. Salah satunya yang paling ikonik adalah Cemara gunung, yang menjadi ciri khas vegetasi dataran tinggi Ijen.
2. Fauna
Selain flora, fauna di Kawah Ijen juga sangat beragam, mulai dari mamalia besar hingga burung endemik.
Beberapa satwa yang mendiami kawasan ini antara lain:
-
Mamalia:
-
Macan kumbang/tutul (Panthera pardus)
-
Kucing hutan (Felis bengalensis)
-
Ajag (Cuon alpinus)
-
Lutung jawa (Trachypithecus auratus)
-
Kijang (Muntiacus muntjak)
-
Tupai terbang (Petaurista elegan)
-
Babi hutan (Sus verrucosus)
-
Luwak (Paradoxurus hermaproditus)
-
-
Burung:
Kawasan ini juga menjadi surga bagi pengamat burung dengan 107 jenis burung, di antaranya 21 jenis endemik Jawa.
Beberapa yang terkenal adalah:-
Walik kepala ungu (Ptylinopus porphyreus)
-
Cekaka jawa (Halcyon cyanoventris)
-
Sepah gunung (Pericrocotus miniatus)
-
Cucak gunung (Pycnonotus bimaculatus)
-
Kipasan bukit (Rhipidura euryura)
-
Ayam hutan hijau (Gallus varius)
-
Kehadiran satwa ini membuat Kawah Ijen tidak hanya penting sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai kawasan konservasi biodiversitas.
3. Objek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA)
Selain fenomena kawah dan blue fire yang terkenal, terdapat berbagai objek wisata menarik di kawasan ini, antara lain:
-
Paltuding
Pos pendakian utama menuju Kawah Ijen. Dari sini, pengunjung bisa menikmati panorama Gunung Merapi, Gunung Ijen, Gunung Widodaren, Gunung Papak, dan Gunung Ranti. Paltuding juga dilengkapi guest house dan warung makan. -
Pondok Bunder
Tempat persinggahan dengan udara sejuk dan panorama indah. Dari sini, terlihat jelas Gunung Raung, perkebunan Kalisat, hingga Kawah Urung. -
Panorama Danau Kawah Ijen
Inilah daya tarik utama kawasan ini: kawah terbesar dan terasam di dunia dengan warna air kehijauan. Kawah ini dikelilingi tebing curam, menciptakan pemandangan dramatis yang tidak ditemukan di tempat lain.
Kesimpulan
Taman Wisata Alam Kawah Ijen adalah kombinasi sempurna antara konservasi dan pariwisata. Sejak ditetapkan sebagai kawasan lindung pada 1920, Ijen tidak hanya melestarikan flora dan fauna pegunungan, tetapi juga menjadi ikon wisata internasional dengan fenomena alam uniknya.
Dengan keindahan panorama, keanekaragaman hayati, serta sejarah panjang pengelolaan kawasan, Kawah Ijen adalah bukti nyata bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Bagi para pecinta alam, pendaki, peneliti, maupun wisatawan umum, Kawah Ijen adalah destinasi yang wajib masuk daftar kunjungan.
Comments