Grobogan - Autiya Nila Agustina - Hadis Shâhih: Pengertian, Syarat, Macam, dan Tingkatannya - Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-Qur'an. Dalam ilmu hadis, hadis dikelompokkan berdasarkan kualitasnya, salah satunya adalah hadis shâhih. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang hadis shâhih, mulai dari pengertian, syarat-syarat, macam-macam, istilah-istilah yang berkaitan, hingga tingkatannya.
1. Pengertian Hadis Shâhih
Hadis shâhih adalah hadis yang memiliki sanad bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhâbit, serta terbebas dari syâdz (kejanggalan) dan illat (cacat tersembunyi). Hadis ini memiliki tingkat validitas tertinggi dalam periwayatan hadis dan dijadikan sebagai hujjah dalam penetapan hukum Islam.
2. Syarat-Syarat Hadis Shâhih
Agar suatu hadis dapat dikategorikan sebagai shâhih, ia harus memenuhi lima syarat utama:
a. Sanad Bersambung
Sanad hadis harus bersambung dari perawi pertama hingga perawi terakhir tanpa adanya perawi yang terputus. Ini berarti setiap perawi dalam rantai periwayatan harus menerima hadis tersebut secara langsung dari gurunya.
b. Periwayatnya Adil
Perawi hadis harus memiliki sifat adil, yaitu orang yang memiliki integritas tinggi, bertakwa, dan tidak melakukan dosa besar serta tidak terbiasa melakukan dosa kecil. Kejujuran dan akhlak yang baik sangat penting dalam penilaian keadilan seorang perawi.
c. Periwayatnya Dhâbit
- Seorang perawi harus memiliki sifat dhâbit, yaitu kemampuan menghafal dan memahami hadis dengan baik. Dhâbit terbagi menjadi dua:
- Dhâbit shadr: Perawi mampu menghafal hadis dengan akurat dan tidak mudah lupa.
- Dhâbit kitab: Perawi memiliki catatan hadis yang terjaga dengan baik dari kesalahan atau perubahan.
d. Terhindar dari Syâdz
Hadis tidak boleh bertentangan dengan hadis lain yang lebih kuat. Jika suatu hadis bertentangan dengan hadis yang lebih sahih atau lebih banyak periwayatnya, maka hadis tersebut disebut syâdz (janggal) dan tidak dianggap shâhih.
e. Terhindar dari Illat
Hadis harus bebas dari illat, yaitu kecacatan tersembunyi yang dapat memengaruhi keabsahan hadis. Illat bisa berupa kesalahan dalam sanad atau matan yang hanya dapat diketahui oleh ahli hadis dengan analisis mendalam.
3. Macam-Macam Hadis Shâhih
Hadis shâhih terbagi menjadi dua jenis utama:
a. Shâhih Lidzâtihi
Hadis yang memenuhi semua syarat hadis shâhih tanpa memerlukan penguatan dari hadis lain. Hadis ini memiliki kualitas tertinggi dalam klasifikasi hadis.
b. Shâhih Lighairihi
Hadis yang pada dasarnya tidak sepenuhnya shâhih karena ada sedikit kelemahan, tetapi tetap diterima sebagai hadis shâhih setelah diperkuat oleh riwayat lain yang serupa.
4. Istilah-Istilah dalam Hadis Shâhih
- Muttafaqun 'Alaih: Hadis yang disepakati kesahihannya oleh Imam Bukhari dan Muslim.
- Hadis Hasan: Hadis yang mendekati hadis shâhih tetapi memiliki sedikit kelemahan dalam periwayatan.
- Hadis Dha'if: Hadis yang tidak memenuhi kriteria hadis shâhih dan hasan.
5. Tingkatan-Tingkatan Hadis Shâhih
Hadis shâhih memiliki tingkatan berdasarkan beberapa aspek, di antaranya:
a. Dari Segi Kedhabitan dan Keadilan Periwayat
Semakin tinggi tingkat ke-dhâbitan dan keadilan para perawi, semakin tinggi pula derajat hadis tersebut. Hadis yang diriwayatkan oleh para perawi dengan tingkat ke-dhâbitan dan keadilan tertinggi berada pada level paling atas dalam hadis shâhih.
b. Dari Segi Kualitas Sanad dan Matan
Hadis Shâhih yang paling tinggi adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi paling terpercaya dan tidak memiliki perbedaan dalam matan.
Hadis Shâhih yang lebih rendah adalah hadis yang masih memenuhi syarat-syarat shâhih tetapi memiliki perbedaan kecil dalam redaksi atau kualitas perawinya sedikit di bawah hadis yang lebih kuat.
Kesimpulan
Hadis shâhih adalah hadis yang memiliki sanad bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhâbit, serta bebas dari syâdz dan illat. Hadis ini memiliki kedudukan tinggi dalam Islam dan menjadi rujukan utama dalam hukum syariat. Memahami klasifikasi dan syarat hadis shâhih sangat penting bagi para peneliti hadis agar dapat membedakan mana hadis yang dapat dijadikan pegangan dalam kehidupan beragama.
Comments