Bagaimana pandangan al-Buti dan Azzam mempengaruhi cara generasi muda Islam berdakwah - A Rima Mustajab - Dalam perkembangan dakwah Islam, pemikiran para ulama dan cendekiawan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap metode dan pendekatan yang digunakan dalam penyampaian pesan Islam. Di antara tokoh-tokoh tersebut, Syekh Muhammad Said Ramadan al-Buti dan Syekh Abdullah Azzam adalah dua figur penting yang kontribusinya telah meninggalkan jejak mendalam dalam pemikiran dakwah kontemporer. Pemikiran mereka tidak hanya mempengaruhi cara dakwah dilakukan, tetapi juga membentuk perspektif dan strategi generasi muda dalam berdakwah.
![]() |
Foto: Syekh Muhammad Said Ramadan al-Buti |
Syekh al-Buti dikenal dengan pendekatannya yang moderat dan rasional dalam dakwah, yang mengedepankan dialog dan pemahaman mendalam tentang ajaran Islam. Di sisi lain, Syekh Azzam, yang dikenal sebagai tokoh jihad, menekankan pentingnya aktivisme dan perjuangan dalam konteks dakwah. Kedua pandangan ini, meskipun berbeda dalam pendekatan, menawarkan perspektif yang berharga dalam memahami dinamika dakwah di era modern.
Pengertian
1. Pandangan Syekh Muhammad Said Ramadan al-Buti
Syekh Muhammad Said Ramadan al-Buti adalah seorang ulama Syria yang dikenal dengan pemikirannya yang mendalam mengenai dakwah dan pendidikan Islam. Al-Buti mempromosikan pendekatan moderat dalam dakwah yang menekankan pada dialog, pemahaman intelektual, dan penekanan pada nilai-nilai kemanusiaan serta toleransi. Ia percaya bahwa dakwah harus dilakukan dengan cara yang rasional dan tidak memaksakan pandangan kepada orang lain. Dalam konteks generasi muda, pandangan al-Buti mendorong mereka untuk melakukan dakwah dengan pendekatan yang penuh hormat, berbasis ilmu, dan berorientasi pada penyebaran nilai-nilai positif Islam dalam masyarakat.
2. Pandangan Syekh Abdullah Azzam
Syekh Abdullah Azzam, di sisi lain, dikenal sebagai pelopor ideologi jihad dan perjuangan dalam konteks dakwah. Azzam menekankan pentingnya aktivisme dan keterlibatan langsung dalam usaha-usaha jihad sebagai bagian dari dakwah. Pandangannya berfokus pada pemahaman jihad sebagai bentuk perjuangan untuk mencapai keadilan dan menghapuskan penindasan. Dalam konteks generasi muda, pandangan Azzam bisa memotivasi mereka untuk terlibat aktif dalam perjuangan sosial dan politik, serta melihat dakwah sebagai suatu usaha kolektif untuk perubahan yang lebih besar.
Kedua pandangan ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap cara generasi muda Islam memahami dan melaksanakan dakwah mereka. Sementara al-Buti mengedepankan pendekatan dialog dan pendidikan, Azzam mendorong keterlibatan aktif dan perjuangan. Memahami pengaruh dari kedua tokoh ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana generasi muda dapat menyeimbangkan antara pendekatan moderat dan aktivisme dalam berdakwah di era modern.
Bagaimana pandangan al-Buti dan Azzam mempengaruhi cara generasi muda Islam berdakwah
Pandangan Muhammad Sa'id Ramadan al-Buti dan Abdullah Azzam tentang hukum jihad memiliki dampak yang signifikan pada cara generasi muda Islam berdakwah. Berikut adalah beberapa poin penting:
Muhammad Sa'id Ramadan al-Buti
1. Pandangan Jihad
Al-Buti menekankan bahwa jihad memiliki berbagai makna yang tidak selalu berarti perang. Ia mengartikan jihad sebagai upaya melawan hawa nafsu, berbuat kebajikan, menolak kerusakan, dan memelihara sikap baik. Jihad yang sesungguhnya tidak didasarkan pada kebencian, permusuhan, dan bukan untuk menghancurkan kemanusiaan[1][5].
2. Tujuan Jihad
Al-Buti menekankan pentingnya memahami konteks sosial dan sejarah dalam menetapkan hukum jihad. Ia menekankan bahwa jihad harus dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan syariat Islam dan tidak boleh melanggar hukum-hukum dasar[1][2].
3. Konteks Sosial dan Tekstual
Al-Buti lebih cenderung memahami jihad dalam konteks sosial dan sejarah, sementara Azzam lebih cenderung memahami jihad dalam konteks tekstual Al-Qur'an dan Hadits[1][2].
Abdullah Azzam
1. Pandangan Jihad
Azzam memperbolehkan jihad dalam bentuk kekerasan, termasuk perang, yang dianggap sebagai makna jihad yang paling tepat. Ia menekankan pentingnya mengikuti aturan-aturan yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadits secara tekstual[1][4].
2. Tujuan Jihad
Azzam menekankan bahwa jihad adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap Muslim untuk mempertahankan agama dan negara. Ia juga menekankan pentingnya jihad dalam bentuk perang untuk mewujudkan kemenangan dan kesyahidan[1][4].
Dampak
1. Pemahaman Generasi Muda
Pandangan al-Buti dan Azzam memiliki dampak yang signifikan pada pemahaman generasi muda Islam tentang jihad. Al-Buti menekankan aspek non-militer dan kontekstual dalam jihad, sementara Azzam menekankan aspek militer dan tekstual. Kedua pandangan ini mempengaruhi cara generasi muda Islam memahami dan mengimplementasikan hukum jihad dalam kehidupan sehari-hari[1][2].
2. Kontroversi
Pandangan-pandangan ini juga memicu kontroversi dalam Islam, terutama dalam menghadapi isu-isu kontemporer seperti terorisme. Al-Buti sering dikritik karena pandangan yang dianggap terlalu moderat, sementara Azzam sering dikritik karena pandangan yang dianggap terlalu radikal[1][2].
Dengan demikian, pandangan al-Buti dan Azzam tentang hukum jihad memiliki dampak yang signifikan dalam mempengaruhi cara generasi muda Islam berdakwah, terutama dalam konteks kontroversi dan konteks sosial dan sejarah.
Kesimpulan
Pandangan Syekh Muhammad Said Ramadan al-Buti dan Syekh Abdullah Azzam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cara generasi muda Islam dalam melaksanakan dakwah. Meskipun pendekatan mereka berbeda, keduanya memberikan kontribusi yang penting dalam membentuk pemahaman dan strategi dakwah di kalangan generasi muda.
Syekh al-Buti dengan pendekatan moderat dan rasionalnya menekankan pentingnya dialog, pemahaman intelektual, dan penekanan pada nilai-nilai kemanusiaan serta toleransi. Hal ini mendorong generasi muda untuk berdakwah dengan cara yang berbasis ilmu, penuh hormat, dan mengutamakan penyebaran nilai-nilai positif Islam dalam masyarakat. Pendekatan ini memberikan kerangka kerja yang memungkinkan generasi muda untuk berdakwah secara efektif dan berkelanjutan, dengan fokus pada pendidikan dan pengembangan kapasitas individu.
Di sisi lain, Syekh Azzam dengan pandangannya yang lebih menekankan pada aktivisme dan perjuangan dalam konteks jihad menawarkan perspektif yang memotivasi generasi muda untuk terlibat aktif dalam usaha-usaha perubahan sosial dan politik. Pandangan Azzam memberikan dorongan kepada generasi muda untuk melihat dakwah sebagai usaha kolektif yang memerlukan keterlibatan langsung dalam mengatasi penindasan dan ketidakadilan.
Kedua pandangan ini, meskipun memiliki fokus yang berbeda, mencerminkan dua sisi penting dalam dakwah: pendidikan dan aktivisme. Generasi muda Islam dihadapkan pada tantangan untuk menyeimbangkan antara pendekatan yang moderat dan berbasis ilmu dengan keterlibatan aktif dalam perjuangan sosial. Dengan memahami dan mengintegrasikan kedua pandangan ini, generasi muda dapat mengembangkan metode dakwah yang lebih komprehensif, adaptif, dan efektif dalam menghadapi tantangan zaman.
Citations:
[1] Nalar Fiqh 'Ulama' Kontemporer atas Hukum Jihad - Penerbit A-Empat https://a-empat.com/?p=584
[2] [PDF] PANDANGAN AL-BUTHI TERHADAP HUKUM MENGIKUTI PROGRAM ... https://jurnalfsh.uinsa.ac.id/index.php/alhukuma/article/download/910/805/4949
[3] [PDF] 15 BAB II LANDASAN TEORETIS A. Tinjauan Teori 1. Pendidikan Islam ... http://repository.uin-suska.ac.id/28038/7/7.%202017257PAI-S2BAB%20II.pdf
[4] [PDF] STUDI KOMPARATIF PANDANGAN MUHAMMAD SA'ID RAMADHAN ... https://repository.uinsaizu.ac.id/9371/2/studi%20komparatif%20pandangan%20muhammad%20said%20ramadhan%20al%20buthy%20dan%20abdullah%20azzam%20tentang%20konsep%20jihad.pdf
[5] [PDF] studi komparatif pandangan muhammad sa'id ramadhan al ... https://repository.uinsaizu.ac.id/9371/1/Cover_Bab%20I_Bab%20V_Dapus.pdf
Comments