BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Islam merupakan agama terakhir sebagai penutup semua agama yang telah ada dan juga membawa misi rahmatan lil a’lamin. Islam dibawakan oleh nabi Muhammad SAW yang mendapat wahyu dari Allah melalui perantara malaikat Jibril. Untuk mengetahui islam lebih mendalam maka muncullah ilmu yang dinamakan Studi Islam yang merupakan bidang kajian yang cukup lama. Ia telah ada bersama dengan adanya agama islam oleh karena itu Studi Islam membahas berbagai persoalan yang umum diantaranya tentang apa pengertian Studi Islam dan apa ruang lingkupnya.
Seiring dinamika dan perkembangan zaman, kesempatan untuk mempelajari Studi Islam dapat melalui berbagai cara dan memberikan kesempatan secara luas kepada manusia untuk menggunakan akal pikirannya secara maksimal untuk mempelajarinya, namun jangan sampai penggunaannya melampaui batas dan keluar dari rambu-rambu ajaran Allah SWT.
Oleh karena itu, islam sebagai ajaran menjadi sebuah topik yang menarik untuk dikaji baik dari kalangan intelektual muslim sendiri maupun sarjana - sarjana barat. Kajian keislaman (Islamic studies) merupakan suatu disiplin ilmu yang membahas islam baik dari segi ajaran, sejarah maupun kehidupan umatnya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat kita simpulkan dua permasalahan pokok yang akan penulis bahas dalam makalah ini, yaitu :
Apa pengertian Studi Islam?
Apa ruang lingkup Studi Islam?
2. Apa macam-macam ruang lingkup Studi Islam?
Tujuan Pembahasan
Melihat rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
Untuk mengetahui pengertian dan tujuan Studi Islam?
Untuk mengetahui ruang lingkup Studi Islam.
3. Untuk mengetahui macam-macam ruang lingkup Studi Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian dan Tujuan Studi Islam
Kata Studi Islam secara bahasa (etimologi) merupakan gabungan dari dua kata yaitu Studi dan Islam. Dan kata studi sendiri memiliki banyak makna, diantaranya Studi berasal dari bahasa Inggris yaitu Study, yang berarti mempelajari atau mengkaji. Menurut Muhammad Hatta Studi adalah mempelajari sesuatu untuk mengerti kedudukan masalahnya, mencari pengetahuan tentang sesuatu dalam hubungan sebab akibatnya, ditinjau dari jurusan tertentu dan dengan metode tertentu pula. Sedangkan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu kata salima dan aslama. Salima mengandung arti selamat, tunduk, dan berserah. Sedangkan aslama juga mengandung arti kepatuhan, ketundukan, dan berserah. Yang disebut dengan muslim adalah orang yang tunduk, patuh, dan berserah diri sepenuhnya kepada ajaran Islam dan akan selamat dunia dan akhirat.
Dan Secara istilah (terminologi) Kajian Islam atau terkenal dengan istilah Islamic Studies adalah usaha mendasar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam seluk beluk yang berhubungan dengan agama Islam, baik ajaran-ajarannya, maupun praktek-praktek pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sepanjang sejarah.
Studi islam sebagai sebuah kajian secara sistematis terhadap islam memiliki sebuah tujuan. Secara garis besar tujuan studi islam adalah:
Mempelajari secara mendalam tentang hakikat islam, bagaimana posisinya dengan agama lain dan bagaimana hubungannya dengan dinamika perkembangan yang terus berlangsung.
Mempelajari secara mendalam terhadap sumber dasar ajaran agama islam yang tetap abadi dan dinamis serta aktualisasinya sepanjang sejarah.
Mempelajari secara mendalam terhadap pokok isi ajaran islam yang asli, dan bagaimana operasionalisasinya dalam pertumbuhan budaya dan peradaban islam sepanjang sejarah.
Mempelajari secara mendalam terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran islam dan bagaimana perwujudannya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.
Mengenal Ruang Lingkup Studi Islam
Pada dasarnya pengkajian keislaman mengikuti pada wawasan dan keahlian para pengkajinya, sehingga terkesan nuansa kajian mengikuti selera pengkajinya. Secara material, ruang lingkup kajian Islam dalam tradisi Barat (orientalism scholar) meliputi pembahasan mengenai ajaran, doktrin, pemikiran, teks, sejarah dan institusi keislaman. Pada awalnya ketertarikan sarjana barat terhadap pemikiran islam lebih karena kebutuhan atas penguasaan daerah koloni. Mengingat daerah koloni pada umumnya adalah negara-negara yang banyak di domisili warga negara yang beragama Islam, sehingga mau tidak mau mereka harus paham tentang budaya lokal. Kasus ini dapat dilihat pada pada perang Aceh, Snouck Hurgronje (salah seorang sarjana belanda) telah mempelajari Islam terlebih dahulu sebelum diterjunkan di lokasi dengan asumsi ia telah memahami budaya dan peradaban masyarakat Aceh yang mayoritas beragama Islam. Islam dipelajari oleh Snock Hurgronje dari sisi landasan normatif maupun praktik bagi para pemeluknya, kemudian dibuatlah rekomendasi kepada para penguasa kolonial untuk membuat kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan umat Islam.
Pemahaman yang telah menjadi input bagi kaum orientalis ini diambil sebagai dasar kebijakan oleh para penguasa kolonial yang tentunya lebih menguntungkan mereka dibandingkan dengan rakyat banyak di wilayah jajahannya. Atas pemahaman mereka tentang islam dan budaya di Aceh ini, para penjajah mampu membuat peta kekuatan sosial masyarakat terjajah sesuai dengan kepentingan dan keuntungannya.
Muhammad Nur Hakim berpendapat, dalam konteks khusus studi Islam, ada beberapa aspek tertentu dari Islam yang dapat menjadi objek studi, yaitu :
Islam sebagai doktrin dari Tuhan yang kebenarannya bagi para pemeluknya sudah final, dalam arti absolut, dan diterima secara apa adanya.
Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agama.
Interaksi sosial yaitu realitas umat Islam.
C. Macam-Macam Ruang Lingkup Studi Islam
1. Bidang Ibadah
Ibadah adalah kegiatan penghambaan pada Allah, mendekatkan diri, membersihkan dan menyucikan jiwa mereka (hamba) dengan cara yang telah ditentukan. Kedudukan ibadah di dalam Islam menempati posisi yang paling utama dan menjadi titik sentral dari seluruh aktifitas muslim. Karena di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa tujuan Tuhan menciptakan jin dan manusia adalah hanya untuk beribadah kepadaNya. Seluruh kegiatan muslim pada dasarnya merupakan bentuk ibadah kepada Allah jika dilakukan dengan niat yang benar, sehingga apa saja yang dilakukannya memiliki nilai ganda, yaitu nilai material dan nilai spiritual. Nilai material adalah imbalan nyata yang diterima di dunia, sedangkan nilai spiritual adalah ibadah yang hasilnya berupa pahala dari Allah yang akan diterima di akhirat. Aktifitas yang bermakna ganda inilah yang disebut amal saleh. Ibadah terdiri dari ibadah khusus (ibadah mahdhah) seperti sholat, puasa, zakat, haji dan ibadah umum (ibadah ghairu mahdhah) seperti sedekah, jual beli, silaturahmi, menikah dan lain lain.
Ibadah khusus adalah bentuk ibadah langsung kepada Allah SWT yang tata cara pelaksanaannya telah diatur dan ditetapkan Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasulullah. Karena itu, pelaksanaan ibadah ini sangat ketat dan harus sesuai dengan apa yg dicontohkan Rasulullah. Adapun ibadah umum adalah bentuk hubungan manusia dengan manusia atau manusia dengan alam yang memiliki makna ibadah.
3. Bidang Aqidah
Dalam kitab Mu’jam Al-Falsafi, Syaikh Jamil Shaliba mengartikan akidah berasal dari akar kata bahasa Arab punya arti menghubungkan dua sudut sehingga bertemu dan bersambung secara kokoh. Secara terminologi, Aqidah adalah apa yang menjadi keyakinan kuat seseorang di hatinya dan ia beranggap dengan aqidah it iya beragama dan menyembah Allah. Karakteristik islam dalam bidang aqidah ini bersifat murni yaitu meyakini dan mengakui bahwa Allah sebagai satu satunya Tuhan dan wajib disembah oleh makhlukNya. Keyakinan ini tidak boleh diberikan kepada yang lain karena akan berakibat menjadi musyrik. Salah satu contoh Aqidah dalam islam yaitu meyakini Allah dalam hati, diucapkan denga lisan dalam bentuk kalimat syahadat dan diwujudkan dengan perbuatan.
4. Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Ilmu dan kebudayaan yang berkembang di masyarakat bersifat selektif, yakni tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan. Islam adalah sebuah paradigm terbuka, ia merupakan mata rantai ilmu dan kebudayaan yang banyak berkembang di dunia. Banyak contoh yang dapat dijadikan bukti tentang peranan Islam dalam bidang ilmu misalnya di dalam Al-Quran surat al-Alaq yang kandungan isinya mengajak umat islam agar senantiasa membaca, merenung dan menggunakan akal fikirannya dan seluruh yang ia baca baik buku atau alam semesta berdasarkan Tauhid. Di dalam hadist, tak sedikit juga ajaran yang mendorong umat islam untuk selalu mencari ilmu seluas luasnya.. Dalam hal budaya, kita ketahui bahwa agama bersumber dari Allah sedangkan buadya merupakan hasil ciptaan manusia yang tidak memiliki wahyu di dalamnya Agama islam hadir di dalam masyarakat yang sudah memliki budaya, misalnya budaya seni wayang, kethoprak dan lain lain. Termasuk penelitian budaya adalah penelitian tentang naskah-naskah (filologi), alat-alat ritus keagamaan, benda-benda purbakala agama (arkeologi), sejarah agama, nilai-nilai dari mitos-mitos yang dianut para pemeluk agama dan sebagainya. Agama dan budaya adalah dua bidang yang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Agama bernilai mutlak, tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat. Sedangkan budaya sekalipun berdasarkan agama, dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Sebagian besar budaya didasarkan pada agama, tidak pernah sebaliknya.
Oleh karena itu, agama adalah primer dan budaya adalah sekunder. Budaya bisa merupakan ekspresi hidup keagamaan karena ia sub ordinat terhadap agama dan tidak pernah sebaliknya.
5. Bidang Sosial (Akhlak)
Selanjutnya ruang lingkup ajaran Islam dapat dilihat dari ajarannya di bidang sosial. Ajaran Islam di bidang sosial ini termasuk yang paling menonjol, karena seluruh bidang ajaran Islam sebagaimana telah disebutkan di atas pada akhirnya ditujukan dalam tingkah laku manusia di masyarkat. Dalam bidang sosial ini, Islam menjunjung tinggi nilai tolong-menolong, tanggung jawab, kejujuran, disiplin, saling menasihati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa dan kebersamaan. Ukuran ketinggian derajat manusia dalam pandangan Islam bukan ditentukan oleh nenek moyangnya, kebangsaannya, warna kulit, bahasa, jenis kelamin dan lain sebagainya yang berbau rasialis. Kualitas dan ketinggian derajat seseorang ditentukan oleh ketakwaannya yang ditunjukkan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia. Atas dasar ukuran ini, maka dalam Islam semua orang memiliki kesempatan yang sama.
6. Bidang Ekonomi
Ruang lingkup ajaran Islam selanjutnya adalah bidang ekonomi. Islam memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang dan tidak terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupan akhirat, dan kehidupan akhirat dicapai dengan urusan dunia. Kita membaca hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Mubarak yang artinya: “Bukanlah termasuk orang baik di antara kamu adalah orang yang meninggalkan dunia karena mengejar kehidupan akhirat, dan orang yang meninggalkan akhirat karena mengejar kehidupan dunia”.
Orang yang baik adalah orang yang dapat meraih keduanya secara seimbang, karena dunia adalah alat menuju akhirat, dan jangan dibalik yakni akhirat dikorbankan untuk urusan dunia. Agama harus terlibat dalam mengatur kehidupan dunia. Dalam kaitan ini, maka perlu dimiliki pandangan kosmologis yang didasarkan pada pandangan teologi yang benar. Dalam teologi Islam, bahwa alam raya dengan segala isinya sebagai ladang untuk mencari kehidupan adalah sesuatu yang suci dalam arti tidak haram untuk dimanfaatkan. Untuk melanjutkan dakwah islam harus menjadi muslim yang kuat diantaranya adalah kuat secara ekonomi.
7. Bidang Kesehatan
Islam sebagai ajaran yang sempurna sangat memperhatikan kesehatan karna hal ini merupakan kenikmatan yang besar dari Allah SWT. Islam telah menetapkan berbagai prinsip untuk mempertahankan keseimbangan tubuh manusia agar tetap kondisi sehat. Salah satu upayanya adalah menjaga pola makan dan minum yang baik. Diantaranya adalah
“ Makan dan minumlah, tapi janganlah berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebihan “(Qs. Al-A’raf 7: 31)
Ajaran Islam tentang kesehatan berpedoman pada prinsip pencegahan lebih diutamakan daripada penyembuhan. Dalam bahasa Arab, prinsip ini berbunyi, al-wiqoyah khairun min al-’ilaj. Berkenaan dengan kontek kesehatan ini ditemukan sekian banyak petunjuk kitab suci dan sunnah Nabi SAW yang pada dasarnya mengarah pada upaya pencegahan. Untuk menuju kepada upaya pencegahan tersebut, maka Islam menekankan segi kebersihan lahir dan batin. Kebersihan lahir dapat mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal, lingkungan sekitar, badan, pakaian, makanan, minuman dan lain sebagainya.
9. Bidang Politik
Dalam Alquran surah al-Maidah ayat 8 isyarat perintah adil dan jujur, dalam Alquran surah al-Nisa’ ayat 59 terdapat perintah mentaati Ulil Amri. Hal ini membawa pesan bahwa islam mendorong dan mengatur umatnya untuk berpolitik dengan mengedepankan nilai-nilai luhur. Dalam hal ini Islam tidak mengajarkan ketaatan buta terhadap pemimpin. Islam menghendaki suatu ketaatan kritis, yaitu ketaatan yang didasarkan pada tolak ukur kebenaran dari Tuhan. Jika pemimpin tersebut berpegang teguh kepada tuntutan Allah dan Rasulnya maka wajib ditaati. Sebaliknya jika pemimpin tersebut bertentangan dengan kehendak Allah dan Rasul-Nya, maka boleh dikritik atau diberi saran agar kembali ke jalan yang benar dengan cara-cara yang persuasif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kajian Islam atau terkenal dengan istilah Islamic Studies adalah usaha mendasar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam seluk beluk yang berhubungan dengan agama Islam, baik ajaran-ajarannya, maupun praktek-praktek pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sepanjang sejarah. Secara garis besar tujuan studi islam adalah:
Mempelajari secara mendalam tentang hakikat islam
Mempelajari secara mendalam terhadap sumber dasar ajaran agama islam
Mempelajari secara mendalam terhadap pokok isi ajaran islam yang asli, dan bagaimana operasionalisasinya dalam pertumbuhan budaya dan peradaban islam sepanjang sejarah.
Mempelajari secara mendalam terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran islam dan bagaimana perwujudannya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.
Dalam konteks studi islam, secara ringkas ada 3 ruang lingkup studi islam, yaitu :
Islam sebagai doktrin dari Tuhan yang kebenarannya bagi para pemeluknya sudah final, dalam arti absolut, dan diterima secara apa adanya.
Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
Interaksi sosial yaitu realitas umat islam.
Namun dalam ruang lingkup lebih luas ada banyak bidang dalam ruang lingkup studi islam yaitu dalam bidang ibadah, aqidah, ilmu dan kebudayaan, sosial (akhlak), ekomomi, kesehatan dan politik.
Kritik dan Saran
Demikian makalah ini kami susun dan semoga bermanfaat untuk menambah khazanah keilmuan kita. Kritik dan Saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan penyusunan makalah ini. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Khoiriyah, Memahami Metodelogi Studi Islam ( Suatu Konsep tentang Seluk Beluk Pemahaman Ajaran Islam dan Isu-isu Kontemporer dalam Studi Islam). Yogyakarta, Teras, 2013.
M. Nur Hakim, Metode Studi Islam, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004,
Nafis Muhammad Mustahibun, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2011.
Naim Ngainun, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Teras, 2009.
Sahrodi Jamali, Metodologi Studi Islam, Bandung : Pustaka Setia, 2008.
Muhaimin, Dimensi-Dimensi Studi Islam. Surabaya, Abditama,1994.
Zakiah Darajat,Metodelogi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:BUMI AKSARA,1996 )
8. Rosihon Anwar, Pengantar Studi Islam, ( Bandung : Pustaka Setia, 2009 )
Comments