MAKALAH PENDEKATAN DEKONSTRUKSI JACQUE DERRIDA
MAKALAH
PENDEKATAN DEKONSTRUKSI JACQUE DERRIDA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Analisis Wacana Kritis
Dosen Pengampu : Sofi Aulia Rahma, M.Pd.
Disusun Oleh :
Lutfi Septika Ainur Rohmah (2030210058)
Muhammad Tajuddin Azali (2030210063)
Seftiana (2030210071)
PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia filsafat, begitu banyak filsuf yang saling mengkritik, satu dengan yang lainnya. Selain itu, filsafat juga memiliki pembabakan waktu yang terbagi dari filsafat klasik Yunani Kuno (yang didominasi oleh rasionalisme), filsafat Abad Pertengahan (yang didominasi oleh dogmatisme), dan filsafat Abad Modern ( yang kembali didominasi oleh rasionalisme). Saat zaman terus berkembang, terdapat periode yang dikenal sebagai filsafat kontemporer, yang identik dengan masa posmodern. Dalam filsafat kontemporer terdapat beberapa persoalan, di antaranya ialah anggapan bahwa filsafat telah berakhir serta rasionalitas dan epistemologi tidak diperlukan lagi. Hal inilah yang dikritik oleh Jacques Derrida di berbagai tulisannya mengenai anggapan tersebut.
Pemikiran Derrida terhadap filsafat Barat menghasilkan sebuah teori baru yang disebut dekonstruksi dengan arti menunda atau sementara. Dekonstruksi merupakan sebuah ide yang dicetuskan degan tujuan pembongkaran, namun yang dilakukan bukanlah pembongkaran dan penghancuran yang berakhir dengan kenihilan (Turiman, 2015: 311). Pembongkaran suatu makna atau gagasan yang akan membangun sebuah makna atau gagasan baru.
Dekonstruksi merupakan sebuah cara yang tepat bagi seseorang yang mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi dan yang tidak pernah puas akan jawaban yang telah diwariskan, seakan-akan mencoba berpikir sendiri untuk menemukan jawaban yang dianggapnya benar. Dekonstruksi merupakan sebuah jalan untuk menghilangkan batas pemaknaan dan penyimpulan. Dekonstruksi membuka pintu agar sebuah tanda dapat diartikan sebagai apa saja, tidak terdapat batasan dalam pemaknaan.
Pemikiran Derrida berawal dari keresahannya mengenai adanya strukturalisme dan logosentrisme dengan berkembangnya oposisi biner yang sudah mengubah sebagian besar filsafat Barat. Strukturalisme adalah sebuah paham yang menganggap seluruh tatanan di dunia harus terstruktur dengan berpusat pada yang baik. Dalam suatu strukturalisme, terdapat sebuah konsep perbedaan dalam bentuk oposisi biner yang membagi sebuah kata yang berbeda atau berlawanan dalam dua kategori, karena semakin berbeda atau berlawanan, maka kedua kata tersebut akan semakin bermakna.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pemakalah dapat menentukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana biografi Jacques Derrida?
2. Apa pengertian dari Dekonstruksi
3. Bagaimana pendekatan deskontruksi Jacques Derrida?
4. Bagaimana analisis dalam Dekonstruksi
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pemakalah dapat menentukan tujuan menulis makalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui biografi Jacques Derrida
2. Untuk mengetahui pengertian Dekonstruksi
3. Untuk mengetahui pendekatan deskontruksi Jacques Derrida
4. Untuk mengetahui analisis dalam dekonstruksi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Jacques Derrida
Jacques Derrida lahir di Aljazair pada tangggal 15 Juli 1930. Pada tahun 1949 ia berpindah kePerancis, di mana ia tinggal sampai akhir hayatnya. Ia mengajar di École Normale Supérieure di Paris. Orang tuanya yang bernama Aimé Derrida dan Georgette Sultana Esther Safar, Pada tahun yang sama Rene Derrida (anak Aimé dan Georgette) lahir dan empat tahun kemudian Paul Derrida (adik Rene) lahir. Namun tiga bulan kemudian Paul meninggal. Pada tahun 1930 Jackie Derrida lahir. Di kemudian hari ia menyebut dirinya “Jacques”. Sepanjang hidupnya ia curiga bahwa ia hanya menjadi pengganti atau pelengkap ketiadaan Paul, kakaknya. Derrida adalah seorang keturunan Yahudi. Ia pernah mendapat gelar doctor honoris causa di Universitas Cambridge. Pada tanggal 9 Oktober 2004, ia meninggal dunia di usia 74 tahun karena penyakit kanker.
Pemikiran darrida sangat dipengaruhi oleh filusuf edmund husserl dan ahli bahasa ferdinand de saussure. Buku pertamanya yaitu menerjemahkan karya husserl yang berjudul The Origun of Geometri. Dalam buku Of grammatology, Derrida menyampaikan pandangan tentang pemikiran saussure mengenai definisi bahasa. Ia mengatakan saussure memberikan esensi manusia kepada Bahasa.
Pada tahun 1987 Derrida mengeluarkan kumpulan esainya dalam teks yang berjudul Pshyche. Dasar dari risalat ini adalah untuk menyatakan seberapa besar kemungkinan untuk membicarakan (yang Lain). Menurut Derrida, sikap yang tepat terhadap (yang Lain) adalah menunggu, menginginkan, dan bersiap bagi masa depan.
B. Pengertian Dekonstruksi
Dekonstruksi adalah suatu pemikiran untuk memahami kontradiksi yang ada di dalam teks dan mencoba untuk membangun kembali makna-makna yang sudah melekat dalam teks tersebut. Pemikiran mengenai dekonstruksi tidak menerima suatu teks secara konstan sesuai dengan makna teks tersebut.
Pemikiran dekonstruksi percaya bahwa suatu teks pasti memiliki makna-makna yang tersembunyi dan memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu, pemikiran dekonstruksi membutuhkan proses mencari makna secara struktural dari makna tunggal yang telah umum disepakati oleh para pembaca. Dalam penulisan naskah sejarah, para peneliti tidak menemukan semua sumber sejarah secara langsung dan lengkap. Sedangkakan teori dan metodologi penulisan sejarah terus berkembang.
Oleh karena itu penulisan sejarah sering dilakukan kembali. Jadi metode dekonstruksi dalam penulisan sejarah biasa dilakukan, demi mencapai sebuah kebenaran yang bisa dipertanggungjawabkan. Sedangkan dalam penelitian karya sastra, dekonstruksi merupakan salah satu jenis kritik sastra yang memutarbalikkan suatu makna hingga bersifat paradoks. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui secara keseluruhan isi dari karya sastra tersebut secara mendalam.
Pemikiran mengenai dekonstruksi dirintis oleh Jacques Derrida. Pemikiran dekonstruksi merupakan kunci dari pemikiran postmodernisme. Derrida menganggap bahwa teori ilmu pengetahuan berkembang secara kaku, hingga tidak bisa dibantah. Pemikiran Derrida beranggapan suatu ilmu pengetahuan bisa dikaji ulang kebenarannya tidak mutlak, dan harus bisa dibuktikan kebenarannya.
C. Pendekatan Deskontruksi Jacque Derrida
Ada lima strategi untuk memahami pendekatan dekonstruksi. Sebagai berikut (Hardiman, 2015):
1. Dekonstruksi berarti sebuah peristiwa; peristiwa pembacaan. Kalau kita memahami dekonstruksi sebagai sebuah metode berarti kita akan mengulangi cara yang sama. Tetapi itulah yang tidak ingin dilakukan oleh seorang dekonstruksianis, seperti Derrida.
2. Deskonstruksi adalah kontaminasi oposisi-oposisi biner. Misalnya, Oposisi biner itu seperti badan dan jiwa, maskulin dan feminim, dan laki-laki dan perempuan, siang dan malam, timur dan barat dan seterusnya. Dengan adanya oposisi biner ini, maka ada hegemoni makna dari salah satu kutub dan kutub lain menjadi marginal. Misalnya kutub laki-laki, siang, maskulin, badan, akan lebih dominan sedangkan kutub perempuan, barat, malam, feminisme, dan seterusnya menjadi terpinggirkan. Berbagai antinomi biner bisa dideret dan pasti ada salah satu sisi hegemonial dan sisi lain marginal. Apa yang akan dilakukan dengan dekonstruksi? Yaitu menunjukan, bahkan tidak perlu sengaja ditunjukan. Yang akan ditunjukan adalah sisi dari yang terpinggirkan atau marginal, karena ada sesuatu yang lain di balik interpretasi dominanmengenai yang marginal. Kata-kata ini untuk mejelaskan suatu makna. Makna itu sesuatu tidak dapat dijaga kemurniannya. Menurut McQuilan Dekonstruksi menempuh dengan dua tahap. Tahap pertama ialah alih-alihmembiarkan dominasi dari salah satu kutub maka mecoba menekankan kutub lawannya. Misalnya ada oposisi biner laki-laki dan perempuan, lalu dekonstruksi melihat kekayaan, kemampuan, kandungan makna, kemungkina interpretasidari kutub yang selama ini di abaikan yaiti perempuan. Kedua, yaitu menghapus antinomi biner itu sendiri. Karena menekankan kutub lawannya itu juga tidak bisa dipertahankan secara konsisten, itu hanya strategi untuk menjelaskanbahwa ada sesuatu yang lain.
3. Ketiga, dekonstruksi juga bisa dijelaskan sebagai suatu proses pembacaan yang meminati yang terpingggirkan, seperti coretan di dinding. Kalau dalam konteks oposisi biner, maka semua yang dimarginalisaasikan dalamoposisi biner itu yang diminati. Kalau dalam riset maka hal-hal yang selama ini diam, bungkan maka itu dibiarkan bersuara, berbicara.
4. Keempat, dekonstruksi adalah sejarah. Istilah-istilah yang diunggulkan dalm oposisi-oposisi biner, juga tidak stabil dan mendekostruksi diri dan hal yang terjadi di dalam sejarah. Setiap istilah memiliki sejarahnya dan sejarah juga menunjukan bahwa istilah itu tidaklah stabil.
5. Kelima, tidak ada yang bebas-teks. Dalam pembacaan dekonstruktif makna teks mengacu pada rangkaian jejak-jejak, yaitu konteks-konteks yang ada dalam teks itu yang memberi makna. Dekonstruksi menghentikan upaya rehabilitasi ataupun kontruksi seperti dalam kasus Schleiermarcher dan Dilthey dan dalam kasus Gadamer.
D. Analisis Dekonstruksi
Contoh Analisis Menggunakan Teori Dekonstruksi
"Analsisis Citra Perempuan dalam Novel Larung Karya Ayu Utami".
“Kadang aku jengkel, apapun yang kita lakukan, yang juga dilakukan laki-laki, kita yang dicap jelek. Laki-laki tidur bergantian dengan banyak cewek akan dicap jagoan, Arjuna. Tetapi perempuan yang tidur bergantian dengan banyak laki-laki, akan dibilang piala bergilir, pelacur. Apapun yang kita lakukan selalu dianggap objek, bahkan oleh sesama perempuan” (Larung, hal. 83-84).
Teks tersebut berbicara tentang adanya ketidakadilan dalam suatu kondisi. Jika dilihat dari makna kamus bahasa Indonesia, kata pelacur berasal dari kata lacur yang berarti tidak baik kelakukan. Kata lain yang sepadan adalah melacur yang berarti berbuat lacur; menjual diri (sebagai tunasusila atau pelacur). Selanjutnya, kata pelacur berarti orang perempuan yang melacur; sundal; dan wanita tunasusila. Adapun sebutan bagi orang laki-laki yang melacur adalah gigolo. Namun, arti sebenarnya dari kata gigolo adalah (1) laki-laki yang dipelihara seorang wanita sebagai kekasih; (2) laki-laki yang pekerjaannya menjadi pasangan berdansa. Sementara itu, istilah yang netral bagi laki-laki atau perempuan yang tidur bergantian dengan lawan jenis adalah zina.
Jika dilihat dari makna istilah kata-kata tersebut, memang ada anggapan bahwa jika perempuan yang melakukan perbuatan tidur dengan banyak laki-laki, maka akan dicap tidak baik, sedangkan laki-laki tidak begitu. Hal tersebut diperkuat dengan adanya istilah untuk perempuan yaitu lacur, sedangkan laki-laki tidak memiliki istilah tersebut. Namun, jika mengatakan bahwa laki-laki yang tidur dengan banyak perempuan dicap jagoan, sedangkan perempuan dicap pelacur kiranya tidak sesuai atau berlebihan. Pemberian cap adalah hal yang berkaitan dengan nilai, jika seseorang melakukan keburukan maka akan dicap buruk, sebaliknya jika seseorang melakukan kebaikan maka akan dicap baik. Secara umum, nilai masyarakat Indonesia masih menganggap buruk perbuatan zina, entah itu dilakukan oleh laki-laki ataupun perempuan.
Berdasarkan, penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa teks tersebut kurang padu dan tidak konsisten karena membandingkan dua hal berdasarkan anggapan sebagian orang bukan secara umum. Teks tersebut berusaha ingin membenarkan anggapan bahwa perempuan adalah pihak yang termarjinalkan. Teks tersebut menilai sesuatu berdasarkan pandangan minoritas bukan mayoritas, sedangkan nilai adalah peraturan yang diakui bersama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jacques Derrida lahir di Aljazair pada tangggal 15 Juli 1930. Pada tahun 1949 ia berpindah ke Perancis, di mana ia tinggal sampai akhir hayatnya. Ia mengajar di École Normale Supérieure di Paris. Pemikiran darrida sangat dipengaruhi oleh filusuf edmund husserl dan ahli bahasa ferdinand de saussure. Diera 1950-an sampai 1970-an dimeriahkan dengan pergeseran besar-besaran dari pemikiran modernitas ke posmodernitas oleh karena itu munculah beberapa pemikiran dan deskontruksi JJ Derrida itu ada.
Sedangkan makna dekonstruksi adalah suatu pemikiran untuk memahami kontradiksi yang ada di dalam teks dan mencoba untuk membangun kembali makna-makna yang sudah melekat dalam teks tersebut. Ada lima strategi untuk memahami pendekatan dekonstruksi. pertama ekonstruksi berarti sebuah peristiwa, peristiwa yang dimaksud adalah pembacaan. kedua eskonstruksi adalah kontaminasi oposisi-oposisi biner. Ketiga, dekonstruksi juga bisa dijelaskan sebagai suatu proses pembacaan yang meminati yang terpingggirkan, seperti coretan di dinding. Keempat, dekonstruksi adalah sejarah. Kelima, tidak ada yang bebas-teks.
DAFTAR PUSTAKA
Noris, Cristoper (2017) Membongkar Teori Deskontruksi Jacques Derrida, Depok, Ar-ruzz Media.
Hasanah, Muakibatul; Adawiyah, Robiatul (2021). Diferensiasi Konsep Perempuan Tiga Zaman: Kajian Deskontruksi. Jurnal Litera.
Muhsin, Mumuh (2011). Deskontruksi Histtorigafi Indonesia : Gugatan Ahmad Mansur Suryanegara terhadap Deislamisasi Sejerah Indonesia. Pustaka UNPAD.
Thasya, Dedek (2019). Analisis Deskontruksi Cerpen Gokma Karya Hasan Al- Bana. Repository Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Setiawan, Johan; Sudrajat, Ajat (2018). Pemikiran Postmodernisme Dan Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan. Jurnal Filsafat (dalam bahasa Inggris).
Comments