Kidung Wahyu Kolosebo Sebagai Dakwah Musik Indonesia Dalam Kajian Maanil Hadis Proposal Skripsi

Kidung Wahyu Kolosebo Sebagai Dakwah Musik Indonesia Dalam Kajian Maanil Hadis 

Proposal Skripsi

sumber: winta.wintables.ch


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gerakan dakwah merupakan suatu kewajiban, baik itu berupa fardhu kifayah maupun fardu ‘ain. Dalam gerakan dakwah ini bertujuan untuk mengajak kebaikan, yang di dalamnya tidak memandang ras ataupun suku tertentu. Agama Islam ini sendiri pada awalnya datang ke Indonesia sekitar abad ke-13 melalui kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga membutuhkan waktu yang tak sedikit untuk menyebarkan syiar Islam  ke Indonesia. Di dalam Islam ini sendiri juga dari hal yang terbilang sederhana dan juga bersifat normative, sehingga bisa berkembang sampai saat ini. Syiar Islam yang berkembang di Indonesia ini juga tak luput dalam metode dan media dalam pendakwahanya. Sehingga sampai saat ini bisa dilihat bagaimana perubahannya yang telah terjadi pada Indonesia tentunya tak jauh dari pesan-pesan moral di dalamnya.[1]

Pada era teknologi dan informasi ini banyak sekali berkembangnya  teknologi yang mana teknologi ini membuat umat manusia harus mengikuti perkembangan tersebut. Di mana era teknologi dan informasi ini umat manusia lebih mudah untuk mencari ceramah ataupun sejenisnya melalui media seperti televisi, radio, internet ataupun media lainnya. Perkembangan teknologi ini juga membuat manusia tak mengharuskan untuk bertatap muka ataupun datang ke tempat pengajianya secara langsung  untuk mendengarkan isi pengajian tersebut. Akan tetapi dakwah menggunakan media teknologi dan informasi ini menjadi lebih efisien dan efektif, sehingga mendengarkan lewat media tersebut tak membuat datang ke tempat yang jaraknya lebih jauh ke pengajian yang akan di datangi.[2] Hal ini juga berdakwah di era sekarang ini berdakwah di era sekarang juga bisa di lakukan melalui berbagai media. Karena berdakwah di zaman sekarang tidak menyesuaikan situasi dan kondisi, tentunya agama Islam ini tidak bisa maju. Salah satunya yang bisa di gunakan untuk menjadi media berdakwah di zaman sekarang adalah melalui seni musik. Lewat kesenian inilah manusia bisa memperoleh saluran untuk menyalurkan ide untuk menghidupkan rohaninya.[3] Dimana seni musik ini menjadi salah satu seni yang indah, seni musik ini juga di ciptakan oleh manusia yang memiliki nilai budaya yang tinggi. Seperti halnya musik yang di gemari oleh masyarakat sekarang, seperti: dangdut, raege, rock dll.

Berdakwah menggunakan seni musik bukanlah sesuatu hal yang baru di dalam dunia Islam, orang-orang terdahulu juga menggunakan seni musik untuk melantunkan syair-syair. Seni musik ini juga dilakukan oleh seseorang sufi besar dan Persia, Maulana Jalaludin Rumi, beliau berdua juga melantunkan syair-syair pujian kepada Allah SWT.[4] Seperti halnya dengan rasulullah Saw. Pertama kali dingkat menjadi Nabi, beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Beliau melakukan berdakwah kepada kerabat-kerabat dekatnya seperti Khadijah (Istri), Ali bin Abi Thalib (Sepupu) dan masih ada beberapa yang menerima Dakwah Rasulullah (Badri Yatim, 2008: 19). Berdakwah secara sembunyi-sembunyi ini dilakukan selama 3 tahun semenjak Nabi Muhammad di utus. Setelah agama Islam ini menjadi banyak penganutnya, Rasulullah mulai melakukan dakwahnya secara terang-terangan. Di dalam dakwah terang-terangan ini beliau menggunakan lisan, misalnya memberi nasihat, memberi peringatan dsb.[5]

Hal ini juga di Indonesia, para Walisongo menggunakan berbagai cara untuk mensiarkan agama Islam ke Indonesia. Seperti halnya dilakukan oleh Sunan Kalijaga, beliau melakukan dakwahnya menggunakan wayang.[6] Beliau berdakwah menggunakan wayang beserta anggota walisongo lainya untuk mensyiarkan agama Islam. Sunan kalijaga juga menciptakan menciptakan beberapa lagu untuk mensyiarkan Islam, seperti: Kidung Rumeksa Ing Wengi, Jimat Kalimasada dan lir-ilir.[7] Tembang yang paling fenomenal lir-ilir sampai saat ini masih populer hingga saat ini. Pesan dari lagu ini juga memberikan rasa optimis untuk melakukan amal kebaikan, yang mana amal kebajikan ini bermanfaat untuk hari kiamat.[8]

Di dalam era milenial ini berdakwah tak harus di masjid-masjid saja, akan tetapi bisa menggunakan media musik. Banyak sekali di era milenial ini menggunakan musik untuk melakukan dakwah, seperti lagu Kidung wahyu kalaseba yang di ciptakan oleh Sri Narendra Kalaseba. Banyak sekali pesan moral yang terkandung di dalam lagu ini, sehingga para pendengar lagu ini bisa mengambil hikmahnya.[9] Di era modern ini banyak sekali dai ataupun ulama yang melakukan dakwah, seperti melantunkan lagu Kidung Wahyu Kalaseba.  Lagu ini banyak di nyanyikan berbagai aliran musik di tanah air, seperti: raege, gamelan, dangdut dan masih ada beberapa genre musik yang ada di nusantara ini. Dimana lagu ini banyak sekali menyampaikan pesan-pesan moral, sehingga bisa di terima oleh masyarakat luas.

B.    Fokus Penelitian

       Fokus penelitian ini berfokus kepada pemaknaan hadist, yang mana lagu kidung wahyu kolosebo ini mengandung berbagai pesan-pesan moral. Sehingga di dalam lagu kidung wahyu kolosebo ini ada beberapa pesan moral yang di dalamnya juga berkaitan dengan dalil Al-Qur’an maupun di dalam Hadis.

 

C.    Rumusan Masalah

1.     Bagaimana dakwah melalui media lagu  dalam kajian maanil hadist?

2.     Bagaimana makna atau pesan yang terkandung dalam lagu kidung wahyu kolo sebo?

D.    Tujuan Masalah

Ada beberapa manfaat tentang penelitian ini di tinjau dari rumusan masalah yang telah di rangkum:

1.     Untuk mengetahui bagaimana dakwah melalui media lagu dalam kajian ma’anil hadis

2.     Untuk mengetahui tentang pemaknaan lagu kidung wahyu kalaseba yang bisa di gunakan untuk sarana dakwah.

D.    Manfaat Penelitian

1.     Secara Teoritis

a.      Memberikan kontribusi bagi kajian dan pengembangan teori tentang studi dakwah melalui media dakwah melalui musikalisasi dangdut dalam kajian hadis yang telah di kutip dalam kajian syair lagu yang berjudul Kidung Wahyu Kalaseba

b.     Memberikan informasi dalam ilmu dakwah tentang pengembangan studi dakwah musikalisasi dangdut di dalam penyebaran agama Islam ini

c.      Bisa memberikan pandangan tentang bagaimana berdakwah dengan mengikuti perkembangan zaman yang begitu modern

2.     Secara Praktis

a.      Memberikan pengertian atau pengetahuan bagi masyarakat untuk mengetahui jenis-jenis apa saja dan juga perkembangan media dakwah di era modern

b.     Bagi Fakultas Ushuludin IAIN Sunan Kudus ini yang mana lebih tepatnya lagi di prodi Ilmu Hadis, penelitian ini juga bisa dijadikan sebagai tambahan literatur keilmuwan untuk pembinaan dan juga dapat digunakan untuk pengembangan Jurusan.

E.    SISTEMATIKA PENULISAN

Agar proposal penelitian ini lebih tersusun dan mudah di pahami oleh pembaca, terarah, logis dan saling berkaitan antara bab satu dengan bab lain. Maka di dalam proposal penelitian skripsi ini akan di bagi menjadi 3  bab. Sedangkan penggambaran sistematika proposal skripsi adalah sebagai berikut:

Bab I meliputi (a) latar belakang, (b) fokus penelitian, (c) tujuan penelitian, (d) tujuan penelitian, (e) manfaat penelitian, (f) sistematika penulisan.

Untuk bab II ini sendiri meliputi (a) teori-teori yang meliputi judul, (b) penelitian terdahulu, (c) kerangka berfikir.

Untuk bab III adalah metode penelitian yang meliputi, (a) jenis dan pendekatan, (b) setting penelitian, (c) subyek penelitian, (d) sumber data, (e) teknik pengumpulan data, (f) pengujian keabsahan data, (g) teknik analisis data.

Sedangkan untuk pembahasan yang terakhir adalah kesimpulan, kritik dan saran dan juga daftar pustaka.



[1] Irzum Farihah, MEDIA DAKWAH POP, Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2013  Hal 25-26

[2] Irzum Farihah, MEDIA DAKWAH POP, Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2013.  Hal 26

[3] Dloyana Kesumah, dkk,. Pesan-Pesan Budaya Lagu-Lagu Pop Dangdut dan Pengaruhnya Terhadap Prilaku Sosial Remaja Kota,(Jakarta: CV Eka Putra, 1995), 1 

[4] Anistia Angga Susanti,. Pesan Dakwah Daam Lirik Lagu Kidung Wahyu Kalaseba, 2021. Hal. 2

[5] Patmawati, Jurnal Dakwah Rasulullah Di Mekah Dan Madinah. Hal,4-5

[6] Bambang Marhiyanto, Sunan Kalijaga: Sosok Wali, Filsuf dan Budayawan, 136.

[7] Hilyah Ashoumi, Jurnal Dakwah Sinkeris Sunan Kalijaga, Qalamuna, Vol. 10, No. 1, Januari -Juni 2018. Hal 107-108

[8] Dipo Handoko, “Berilir-ilir sampai Dewa Ruci”, Gatra, Edisi Khusus No.5 TahunVIII, Yogyakarta.

[9] Kurniawan, Putra. Bukan Sunan Kalijaga, Ini Pencipta Asli Kidung Wahyu Kalaseba. 2020, timlo.net, 

Comments