Essay - Pentingnya Moral Force bagi Generasi Muda Demi Terciptanya Nasionalis Bangsa Indonesia

Pendahuluan 

Karakteristik dan moralitas sangatlah penting dan harus ada di setiap jiwa para generasi muda bangsa Indonesia. Supaya bangsa Indonesia dapat lebih maju dan berkualitas. Generasi muda ialah sosok yang akan menjadi penerus bangsa, maka dari itu moral force sangat diperlukan demi terciptanya generasi muda yang baik dan patuh sesuai yang tercantum dalam dasar negara bangsa Indonesia yaitu pancasila 

Pancasila bukan hanya sekedar dasar negara melainkan sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara agar mencapai tujuan bersama. Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bersama masyarakat di lingkungan sekitarnya (zoon politicon), dimana setiap insan manusia pasti membutuhkan bantuan dari manusia lainnya. 

Inilah yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial antar manusia yang dinamis dalam beberapa hal. Namun tak sedikit dari beberapa warga masyarakat yang masih rendah moralnya dengan warga lainnya, khususnya pada generasi muda. 


Ilustrasi moral force


Padahal sebagai generasi muda yang kelak akan menjadi penerus bangsa yang diharapkan mampu menjadi kekuatan moral (moral force) bagi masyarakat. Merebaknya globalisasi seperti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah segala tatanan dalam kehidupan masyarakat. 

Hal ini terbukti dengan banyaknya perubahan-perubahan gaya hidup manusia terlebih pada generasi muda yang lebih cenderung ke arah westernisasi. Sebagai generasi muda dimana mereka adalah sosok yang dikenal dengan rasa ingin tahu yang besar dan dalam proses mencari identitas diri sehingga sangat beresiko untuk terjerumus kedalam perilaku menyimpang. 

Jadi, tidak heran apabila kemajuan-kemajuan seperti ini justru dapat menurunkan moral dan rasa nasionalisme generasi muda dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu, penulis menulis tulisan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para generasi muda untuk lebih memiliki moral force demi terciptanya nasionalisme bangsa Indonesia

Urgensi Moral Force bagi Generasi Muda 

 Moral force atau kekuatan moral adalah fungsi yang utama bagi generasi muda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai penerus bangsa, generasi muda dalam kehidupan dituntut untuk dapat memberikan contoh dan teladan yang baik bagi masyarakat. 

Yang paling penting utama berakhlakul Karimah. Ketika mempunyai akhlak yang mulia, diharapkan juga semakin tinggi nya kepekaan generasi muda terhadap nasionalisme bangsa Indonesia. 

Tetapi faktanya saat ini, generasi muda bangsa Indonesia, entah masih di bangku SD, SMP, SMK maupun kuliah mengalami krisis moral. Semakin hari banyak muncul berita di televisi yang mengatakan bahwa merosot nya moral generasi muda sudah semakin memprihatinkan. Maraknya kenakalan yang dilakukan oleh para remaja merupakan bukti bahwa moral generasi penerus bangsa ini sudah sangat rusak. 

Terlebih pada masa pandemi sekarang menjadi tantangan baru bagi bangsa Indonesia dimana dari semua kondisi semakin kacau salah satunya adalah pendidikan, yang mana menjadi tempat ladang untuk pembentukan moral force bagi generasi muda. 

Jika pendidikan kacau maka generasi muda yang terdidik juga akan semakin sedikit. Kenakalan remaja pun semakin memprihatinkan dan kekuatan moral mereka pun akan semakin rendah. Salah satu kenakalan remaja pelajar adalah tawuran dan aksi balapan liar. 

Bahkan hal tersebut sudah menjadi tradisi yang mengakar di kalangan pelajar. Seperti halnya tragedi Tawuran yang tidak hanya terjadi di lingkungan atau sekitar sekolah saja, namun terjadi di jalan-jalan umum, tidak jarang disertai pengrusakan fasilitas publik dan hingga merenggut nyawa seseorang. Hal tersebut sudah menjurus pada perbuatan kriminal karena sudah terjadi pembunuhan. 

Dengan beralasan bahwa dilihat dari senjata yang biasa dibawa dan dipakai oleh pelajar saat tawuran bukan senjata biasa akan tetapi menggunakan senjata tajam. Bukan lagi mengandalkan tangan kosong atau keterampilan bela diri satu lawan satu saja akan tetapi memakai senjata. Tetapi sudah menggunakan alat-alat yang berbahaya dan mematikan para musuhnya. 

Kenakalan remaja yang lebih memprihatinkan lagi adalah seks bebas, pesta minuman keras hingga narkoba. Hal tersebut sudah menjadi gaya hidup atausudah menjadi tradisi baru bagi generasi muda saat ini. Kenakalan seperti ini biasanya disebabkan oleh lingkungan pelajar sendiri bagaimana mereka bergaul. 

Jika satu remaja salah pergaulan dengan kebanyakan remaja sekarang yang rendah moral, maka remaja tersebut bisa terpengaruh dan ingin untuk mencoba melakukan hal tersebut. Hal ini sangat miris jika kita bayangkan, mereka yang seharusnya fokus belajar untuk masa depan dan dapat mengharumkan nama bangsa malah terjerumus pada hal-hal buruk seperti ini. 

Jika disebutkan secara terperinci tentang kerusakan moral yang terjadi pada generasi muda bangsa ini, mungkin tidak akan ada habisnya. Ini yang dinamakan jauh dari kata harapan. Hal ini juga dapat kita rasakan secara nyata dampak yang ditimbulkan oleh kekrisisan moral yang terjadi pada saat ini salah satunya adalah munculnya sikap hedonisme [1] dan westernisasi [2] pada remaja, 

Sedangkan Jika hal ini dibiarkan, bangsa Indonesia akan semakin jauh untuk mencapai tujuan yang telah dirangkai guna bangsa Indonesia kedepan. Rasa nasionalisme generasi akan pudar. Maka dari itu, moral force menjadi penting untuk menuju nasionalisme bangsa Indonesia/ 

Faktor Penyebab Krisis nya Moral Force 

Krisis moral force pada generasi muda disebabkan oleh beberapa faktor. Meliputi dari faktor internal dan faktor eksternal. Seperti Kurangnya pembinaan moral yang dilakukan orang tua atau keluarga yang bermasalah, dari media massa, dan minimnya keimanan dan pengetahuan agama. Serta pengaruh dari  lingkungan sekitar nya atau dapat pengaruh dari teman sepergaulanya.


Dari fakta-fakta yang muncul, 

permasalahan yang sering terjadi para generasi muda dipengaruhi oleh faktor keluarga yang mana dalam permasalahan ini peranan orang tua sangat di butuhkan  untuk melakukan tindakan preventif atas perilaku yang bersifat normatif dan hal ini pun harus ditanamkan sejak dini agar fase-fase pertumbuhan emosional, sosial, bahasa dan moral seorang anak dapat terkontrol. 

Jika orang tua sudah melakukan tindakan preventif dari kecil, melalui pendekatan, penanaman pendidikan agama dan aturan-aturan dalam keluarga. 

Sehingga, mereka yang awalnya merasa terkekang dengan aturan-aturan tersebut akan terbiasa melakukannya dengan senang hati dan selanjutnya akan menjadi budaya atau kebiasaan mereka untuk berbuat baik dan bermoral. 

Faktor lainnya yang mempengaruhi adalah lingkungan sekitar. Jika tindakan preventif dalam keluarga dirasa kurang maksimal maka generasi muda akan mudah terpengaruh oleh lingkungan nya. Jika pergaulan mereka ketika sekolah atau ketika bermain bersama teman-temannya itu salah dan tidak sehat maka akan memacu remaja untuk melakukan penyimpangan. 

Rendahnya moral dari generasi muda disebabkan oleh faktor-faktor lainnya seperti sikap egoisme dan jiwa sosial yang rendah. Bentuk-bentuk rendahnya kualitas sumber daya manusia tercipta dari generasi muda tersebut. 

Padahal generasi muda ialah penerus bangsa yang diharapkan sebagai moral force dalam kehidupan masyarakat sekarang. Maka dari itu perlu adanya pembinaan moral bagi generasi muda. 

Penerapan moral force dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, adapun manfaat nya yaitu Meningkatkan jiwa nasionalisme sebagai dasar pembentukan moral, meningkatkan pemahaman generasi muda terhadap pancasila, mampu membentuk karakter yang baik dimulai dari keluarga serta dapat meningkatkan kecintaan terhadap tanah air. 

Manfaat-manfaat tersebut tentunya akan sangat berpengaruh bagi generasi muda untuk dapat menciptakan dan meningkatkan rasa Nasionalisme terhadap Bangsa Indonesia. Khususnya di bulan kemerdekaan ini tentu saja rasa Nasionalisme sangat diperlukan demi mengenang pahlawan yang sudah berjerih payah dan berupaya agar Indonesia merdeka. 

Kilas balik pada masa perjuangan dahulu banyak pemuda yang ikut berjuang demi Indonesia merdeka. Para Pemuda Indonesia  berperan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui organisasi pergerakan, ide dan gagasan mereka. 

Saat mempersiapkan kemerdekaan, para tokoh penting membagi menjadi dua golongan yaitu golongan muda dan golongan tua. Setiap golongan mempunyai tugas dan peran masing-masing. Kala Indonesia merdeka semua tokoh berperan penting dalam mensukseskan kemerdekaan. 

Di dalam pidatonya bapak  Presiden Pertama Republik Indonesia  yakni bapak Ir soekarno, yang berbunyi “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, Berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”

Dari hal ini dapat kita perhatikan bahwa begitu sangat  besar peran pemuda dan pemudi  yang dapat di lakukan  sehingga dapat membawa dampak yang besar bagi dunia 

Kemerdekaan bangsa Indonesia termasuk suatu peristiwa sejarah yang menandakan besarnya kemungkinan terwujud bangsa Indonesia yang berkualitas. Di balik impian tersebut tak terlepas dari peran generasi muda. 

Peran generasi muda sangat banyak dan sangat dibutuhkan, selain menjadi agen perubahan, peran pemuda juga sebagai agent of development atau agen pembangunan sebagai penerus bangsa 

Hal ini disebabkan karena para pemuda-pemudi Indonesia wajib menjaga eksistensi bangsa Indonesia di kancah dunia, serta selalu dapat memberikan kesan yang baik di mata dunia/ 

Langkah pembentukan moral force  

Pembentukan moral force bagi generasi muda harus dilakukan dengan baik dan benar untuk menghasilkan penerus bangsa yang berkarakter sesuai dengan pancasila dan ajaran agama. Pembinaan moral harus dilakukan sejak dini, sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. 

Seorang anak sebisa mungkin dibiasakan bersikap baik untuk menumbuhkan moral mereka. Maka harus ada taktik tertentu untuk membentuk karakter generasi muda yang berakhlak mulia. 

Jika moral force dapat dilakukan  atau di tanamkan sejak usia  dini, maka peran orang tua sangat diperlukan karena orang tua adalah “Madrosatul Ula” bagi anak-anak/nya. Pada saat usia pertumbuhan anak haruslah di didik dengan penanaman moral dan akhlak yang sepadan, karena keduanya sangat berkaitan. 

Pengenalan dan pembentukan moral force akan terbentuk dengan diiringi penanaman akhlak yang baik. Selain itu pembentukan moral force dapat didapatkan melalui pergaulan sehari-hari. Jadi lingkup pertemanan dan lingkungan sangat mempengaruhi. 

Pemerintah bisa melakukan kegiatan sosialisasi mengenai moral force kepada para generasi muda, agar pemuda bisa mengerti lebih dalam mengenai moral force. 

Selain itu pembentukan moral force bisa dilakukan dengan cara meningkatkan rasa solidaritas dan empati terhadap sesama ntar pemuda dan anak remaja. Kegiatan empati dapat menumbuhkan kepekaan terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain yang berada di sekitar kita. 

Selain itu, langkah pembentukan moral force dapat dilakukan dengan mengontrol diri dari kegiatan yang membuat kita dapat terjerumus ke dalam perbuatan negatif. Jadi harus bisa menuntun diri untuk melakukan aktivitas yang positif dan membawa manfaat. 

Selanjutnya yakni menghormati orang lain, kebaikan ini mengarahkan hati dan fikiran untuk memperlakukan orang lain dengan baik, adil, dan senantiasa bersikap hormat terhadap orang yang lebih tua. 

Sikap lainnya yakni toleransi yang tinggi, sehingga dapat menghargai perbedaan kualitas dalam diri orang lain, membuka diri terhadap pandangan dan keyakinan baru, serta menghargai orang lain tanpa membedakan suku, ras, gender, penampilan, budaya, kepercayaan, kemampuan atau orientasi seksual

Terakhir ialah menegakkan keadilan, hal ini bisa dilakukan dengan menegakkan keadilan dari hal-hal kecil dahulu, karena dengan bersikap adil terhadap orang lain, mematuhi aturan dengan tertib akan menciptakan sikap moral force. 

Itulah beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh para masyarakat khususnya generasi muda untuk membentuk moral force pada diri masing-masing. 


Kesimpulan 

Kemerdekaan sudah dapat kita rasakan dan hingga akhirnya kini kita memasuki era globalisasi dengan kemudahan akses teknologi. Hal ini menciptakan mobilitas tinggi dan interaksi tanpa batas hingga tanpa jarak, waktu maupun negara. 

Jika dahulu para pahlawan memberantas penjajah demi memperjuangkan kemerdekaan. Kini waktunya para generasi muda berani menghadapi tantangan dari mulai derasnya arus informasi, daya saing tenaga kerja yang ketat hingga kemajuan teknologi. 

Seiringnya dengan kemajuan-kemajuan tersebut, para generasi muda harus bergerak menyeimbangi nya dengan kekuatan moral dan pola pikir dengan jiwa nasionalisme yang tinggi dan perlu adanya pendidikan agama yang kuat untuk mengetahui mana yang benar dan salah serta membentengi dirinya sendiri dari halhal yang tidak baik. 

Ketika para generasi sudah tertanamkan jiwa moralitas di dalam hatinya mereka tidak akan mudah terpengaruh dan terperdaya dengan kemajuankemajuan sekarang. 

Maka dari itu untuk meningkatkan adanya generasi muda yang bermoral dan mengurangi melakukan hal-hal menyimpang tersebut perlu adanya pengawasan yang ketat dari pihak orang tua, maupun sekolah, dan perlu adanya kerja sama kepolisian, pemerintah, sekolah dan orang tua untuk saling mengawasi putra-putrinya. 

Comments