Kabinet Ali Sastroamidjojo I: Tonggak Diplomasi Indonesia di Era Demokrasi Liberal
Pendahuluan
Era Demokrasi Liberal (1950–1959) merupakan masa yang penuh dinamika politik di Indonesia. Sistem parlementer yang dianut kala itu menyebabkan kabinet silih berganti dalam waktu relatif singkat. Salah satu kabinet yang tercatat cukup berpengaruh adalah Kabinet Ali Sastroamidjojo I (30 Juli 1953 – 24 Juli 1955). Kabinet ini dipimpin oleh Ali Sastroamidjojo dari Partai Nasional Indonesia (PNI), dengan dukungan koalisi partai-partai lainnya.
Kabinet ini menorehkan sejumlah pencapaian penting, terutama dalam bidang diplomasi internasional melalui penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 di Bandung, yang menjadi momentum besar bagi gerakan negara-negara non-blok.
---
Latar Belakang Pembentukan Kabinet Ali Sastroamidjojo I
Kabinet Ali Sastroamidjojo I lahir setelah jatuhnya Kabinet Wilopo yang terkena dampak peristiwa Tanjung Morawa dan mosi tidak percaya. Dalam kondisi politik yang rapuh, PNI sebagai partai besar pemenang dukungan parlemen mendapat kesempatan membentuk pemerintahan.
Presiden Soekarno menunjuk Ali Sastroamidjojo sebagai formatur untuk menyusun kabinet baru. Dengan kepiawaian diplomasi dan kedekatan dengan Soekarno, Ali berhasil merangkul dukungan partai-partai koalisi sehingga lahirlah kabinet yang resmi dilantik pada 30 Juli 1953.
---
Susunan Kabinet
Kabinet Ali Sastroamidjojo I terdiri dari 19 menteri, dengan pembagian portofolio utama sebagai berikut:
Perdana Menteri: Ali Sastroamidjojo (PNI)
Wakil Perdana Menteri: Wongsonegoro
Menteri Luar Negeri: Soenarjo Kolopaking (kemudian diganti Soenario)
Menteri Pertahanan: Iwa Kusumasumantri
Menteri Keuangan: Oei Tjoe Tat
Menteri Dalam Negeri: Mohammad Roem
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Mohammad Yamin
Menteri Kesehatan: J. Leimena
Menteri Agama: KH. Masjkur
Menteri Perdagangan: Soemitro Djojohadikusumo
(Susunan lengkap kabinet bisa dijabarkan lebih rinci sesuai data sejarah).
---
Program Kerja Kabinet
Kabinet Ali Sastroamidjojo I memiliki sejumlah program utama, yaitu:
1. Menyelenggarakan Pemilu
Pemilu pertama Indonesia direncanakan pada 1955, untuk memilih anggota DPR dan Konstituante. Kabinet Ali mempersiapkan regulasi, mekanisme, dan perangkat pelaksanaannya.
2. Perjuangan Irian Barat
Kabinet ini menegaskan bahwa Irian Barat adalah bagian sah dari NKRI dan meningkatkan tekanan diplomasi terhadap Belanda agar menyerahkan wilayah tersebut.
3. Pembangunan Ekonomi Nasional
Fokus pada industrialisasi ringan, pembangunan infrastruktur, serta peningkatan produksi pertanian untuk mendukung swasembada pangan.
4. Konferensi Asia-Afrika
Menjadi tuan rumah pertemuan besar negara-negara Asia dan Afrika yang baru merdeka untuk memperkuat solidaritas dan menolak kolonialisme.
---
Prestasi Kabinet Ali Sastroamidjojo I
1. Konferensi Asia-Afrika (1955)
Prestasi terbesar kabinet ini adalah penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika di Bandung, 18–24 April 1955. KAA dihadiri 29 negara dan melahirkan Dasasila Bandung, yang berisi prinsip hidup berdampingan secara damai, solidaritas antarbangsa, serta penolakan kolonialisme.
Konferensi ini mengangkat nama Indonesia di panggung dunia dan menjadi landasan bagi lahirnya Gerakan Non-Blok.
2. Pemilu 1955
Kabinet Ali mempersiapkan Pemilu pertama Indonesia yang akhirnya terlaksana pada September 1955. Pemilu ini dinilai paling demokratis dalam sejarah Indonesia karena transparan dan melibatkan banyak partai politik.
3. Perjuangan Irian Barat
Meski belum berhasil mengembalikan Irian Barat, kabinet ini memperkuat posisi diplomasi Indonesia di dunia internasional dengan membawa isu ini ke forum internasional, termasuk PBB.
---
Tantangan dan Kelemahan Kabinet
Seperti kabinet lain di era Demokrasi Liberal, Kabinet Ali juga menghadapi berbagai tantangan:
Ketidakstabilan Politik: Perbedaan kepentingan partai dalam koalisi menyebabkan sering terjadi perdebatan tajam di parlemen.
Pemberontakan Daerah: Ancaman keamanan dari DI/TII, RMS, dan gerakan separatis lain masih terus berlangsung.
Ekonomi Lemah: Inflasi tinggi, keterbatasan devisa, serta ketergantungan pada ekspor hasil bumi menjadi hambatan pembangunan.
---
Berakhirnya Kabinet Ali Sastroamidjojo I
Kabinet ini akhirnya jatuh pada 24 Juli 1955, setelah penyelenggaraan Pemilu pertama Indonesia. Setelah itu, terbentuklah Kabinet Burhanuddin Harahap yang melanjutkan pemerintahan.
---
Dampak dan Warisan Kabinet Ali Sastroamidjojo I
Meski hanya berkuasa selama dua tahun, kabinet ini meninggalkan warisan penting:
Memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin negara-negara Asia-Afrika.
Mempersiapkan fondasi demokrasi lewat Pemilu 1955.
Meningkatkan kesadaran nasional terhadap Irian Barat.
---
Penutup
Kabinet Ali Sastroamidjojo I adalah salah satu kabinet paling berpengaruh dalam sejarah Demokrasi Liberal Indonesia. Melalui keberhasilan Konferensi Asia-Afrika, Indonesia tidak hanya memperkuat posisinya di dalam negeri, tetapi juga diakui sebagai salah satu pemimpin gerakan anti-kolonialisme dunia.
Meskipun jatuh karena dinamika politik dan kelemahan ekonomi, kabinet ini tetap dikenang sebagai tonggak penting dalam diplomasi Indonesia dan perjalanan demokrasi di masa awal kemerdekaan.
Comments