Makam Fatimah Binti Maimun di Leran, Gresik: Jejak Islam Tertua di Nusantara - Autiya Nila Agustina - Sejarah Islam di Nusantara merupakan salah satu bab paling penting dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia. Tidak hanya karena agama Islam saat ini dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia, tetapi juga karena proses Islamisasi Nusantara berlangsung secara damai, penuh toleransi, dan berakulturasi dengan budaya lokal. Salah satu situs bersejarah yang menjadi bukti awal masuknya Islam ke Nusantara adalah Makam Fatimah Binti Maimun di Leran, Gresik, Jawa Timur.
![]() |
Sumber Gambar: Tik Tok @jejak.1000.wali |
![]() |
Sumber Gambar: Tik Tok @jejak.1000.wali |
![]() |
Sumber Gambar: Tik Tok @jejak.1000.wali |
Makam ini bukan sekadar situs pemakaman kuno, tetapi merupakan penanda sejarah peradaban Islam tertua di Indonesia yang hingga kini masih bisa kita saksikan. Nisan bertuliskan aksara Arab yang ditemukan di makam tersebut menjadi salah satu bukti arkeologis bahwa Islam telah hadir di tanah Jawa pada abad ke-11 Masehi, jauh sebelum kedatangan Wali Songo pada abad ke-15.
Artikel ini akan mengulas secara komprehensif mengenai sosok Fatimah Binti Maimun, kondisi makamnya, nisan bersejarah yang ditemukan, serta peran pentingnya dalam memahami proses awal Islamisasi di Indonesia.
Sejarah Fatimah Binti Maimun
Nama Fatimah Binti Maimun muncul dari sebuah nisan yang ditemukan di Leran, Manyar, Kabupaten Gresik. Berdasarkan inskripsi pada nisan tersebut, diketahui bahwa Fatimah wafat pada tanggal 2 Desember 1082 M (475 H).
Meski tidak banyak catatan tertulis mengenai siapa sebenarnya Fatimah Binti Maimun, para sejarawan sepakat bahwa makam ini merupakan makam Islam tertua di Nusantara yang memiliki inskripsi Arab jelas. Dari namanya, diperkirakan ia adalah seorang perempuan Muslimah keturunan Arab atau Persia yang hidup di lingkungan komunitas Muslim di pesisir utara Jawa.
Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa pada abad ke-11, wilayah Leran Gresik sudah menjadi salah satu pusat permukiman pedagang Muslim. Para pedagang dari Gujarat, Arab, dan Persia memang diketahui telah lama menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan maritim di Nusantara.
Letak dan Kondisi Makam
Makam Fatimah Binti Maimun terletak di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Lokasi ini tidak jauh dari pusat kota Gresik yang memang sejak dahulu dikenal sebagai pintu gerbang utama perdagangan internasional di Jawa Timur.
Kompleks makam ini memiliki bentuk khas dengan arsitektur tradisional Jawa yang dipengaruhi budaya Islam awal. Makam Fatimah Binti Maimun dikelilingi pagar tembok dan terdapat cungkup (bangunan pelindung makam). Di sekitarnya, terdapat pula makam-makam kuno lain, yang diduga merupakan anggota komunitas Muslim Leran pada masa itu.
Nisan Fatimah sendiri kini tidak lagi berada di lokasi makam aslinya. Untuk menjaga kelestariannya, nisan asli disimpan di Museum Pusat Informasi Majapahit (PIM) Mojokerto, sementara replikanya dipamerkan di Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asy'ari (MINHA) Jombang.
Nisan Berinskripsi Arab: Bukti Sejarah Penting
Keistimewaan makam ini adalah keberadaan nisan dengan inskripsi Arab. Nisan tersebut memiliki lima baris tulisan Arab yang berisi informasi tentang nama almarhumah dan tanggal wafatnya.
Inskripsi ini membuktikan bahwa:
-
Islam sudah hadir di Jawa pada abad ke-11 Masehi, lebih tua dibandingkan catatan Islamisasi oleh Wali Songo.
-
Islam datang melalui jalur perdagangan internasional, terbukti dari lokasi Leran yang berada di jalur pelayaran penting Nusantara.
-
Komunitas Muslim pada masa itu sudah cukup mapan, sehingga mampu membangun tradisi penulisan nisan beraksara Arab.
Kontroversi dan Perdebatan Sejarah
Meskipun nisan Fatimah Binti Maimun dianggap sebagai makam Islam tertua di Indonesia, sejumlah ahli masih memperdebatkan makna dan asal-usulnya. Beberapa pendapat antara lain:
-
Bukti awal Islam di Jawa
Sejarawan seperti Prof. Slamet Muljana menyebut bahwa makam ini adalah bukti nyata bahwa Islam sudah masuk ke Jawa jauh sebelum Wali Songo. -
Hubungan dengan Gujarat dan Persia
Ada teori yang menyebut bahwa komunitas Muslim awal di Jawa lebih banyak berasal dari Gujarat (India) atau Persia, bukan langsung dari Arab. Nama "Maimun" sendiri cukup populer di dunia Islam Persia. -
Bukan orang lokal?
Ada yang berpendapat bahwa Fatimah Binti Maimun mungkin bukan orang Jawa asli, melainkan keturunan pedagang Muslim asing yang menetap di Jawa. -
Konteks kerajaan lokal
Pada abad ke-11, wilayah Jawa masih berada di bawah pengaruh Kerajaan Kediri (kelanjutan Mataram Kuno). Kehadiran makam Islam ini menunjukkan bahwa komunitas Muslim sudah diterima dan bisa hidup berdampingan dengan masyarakat Hindu-Buddha setempat.
Islamisasi Nusantara dan Peran Gresik
Gresik dikenal sebagai kota wali dan salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa. Sebelum kedatangan Wali Songo, Gresik sudah menjadi pelabuhan penting dan pintu masuk utama pedagang asing.
Dari catatan sejarah, beberapa tokoh penting penyebaran Islam di Jawa, seperti Sunan Giri dan Sunan Maulana Malik Ibrahim, juga menjadikan Gresik sebagai pusat dakwah. Fakta bahwa makam Fatimah Binti Maimun berada di Gresik memperkuat posisi kota ini sebagai salah satu pusat awal Islamisasi di Indonesia.
Peran Perempuan dalam Sejarah Islam Awal Nusantara
Menariknya, tokoh yang dimakamkan di Leran adalah seorang perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki peran penting dalam sejarah awal Islam di Nusantara.
Meski tidak ada catatan detail mengenai kehidupan Fatimah Binti Maimun, keberadaan nisannya menjadi simbol bahwa perempuan Muslim sudah hadir dalam komunitas Muslim awal di Jawa. Kehadiran nisan ini sekaligus membantah anggapan bahwa sejarah hanya ditulis oleh dan untuk laki-laki.
Nilai Sejarah dan Spiritual
Makam Fatimah Binti Maimun bukan hanya sekadar objek arkeologi, tetapi juga memiliki nilai spiritual bagi umat Islam. Banyak peziarah yang datang ke makam ini untuk berdoa, sekaligus merenungkan bagaimana Islam telah hadir di Nusantara dengan cara damai dan berakulturasi dengan budaya lokal.
Selain itu, keberadaan makam ini juga menjadi sumber kebanggaan masyarakat Gresik karena menunjukkan betapa daerah mereka memiliki peran penting dalam sejarah Islam di Indonesia.
Upaya Pelestarian Situs
Pemerintah daerah bersama para sejarawan dan arkeolog telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga kelestarian makam ini. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain:
-
Menyimpan nisan asli di museum untuk mencegah kerusakan.
-
Membuat replika agar masyarakat tetap bisa melihat bentuk dan inskripsi nisan.
-
Menjadikan makam ini sebagai bagian dari wisata religi di Gresik.
-
Melibatkan masyarakat setempat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian situs.
Namun, tantangan terbesar tetap ada, yaitu minimnya kesadaran generasi muda terhadap pentingnya situs sejarah ini.
Makna bagi Generasi Muda
Bagi generasi muda Indonesia, makam Fatimah Binti Maimun memberikan banyak pelajaran:
-
Islam masuk ke Nusantara secara damai melalui perdagangan dan interaksi sosial, bukan peperangan.
-
Perempuan juga punya peran penting dalam sejarah awal Islam.
-
Keberagaman budaya sudah ada sejak dahulu, ketika komunitas Muslim hidup berdampingan dengan masyarakat Hindu-Buddha.
-
Pentingnya melestarikan sejarah agar tidak hilang ditelan zaman.
Penutup
Makam Fatimah Binti Maimun di Leran, Gresik, adalah saksi bisu sejarah Islam tertua di Nusantara. Nisan berinskripsi Arab yang ditemukan di makam ini menjadi bukti otentik bahwa Islam sudah hadir di tanah Jawa sejak abad ke-11, jauh sebelum Wali Songo.
Meski banyak misteri yang belum terpecahkan mengenai siapa sebenarnya Fatimah Binti Maimun, keberadaan makam ini tetap memiliki makna besar bagi sejarah dan spiritualitas umat Islam di Indonesia.
Sebagai generasi penerus, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga, merawat, dan melestarikan situs sejarah ini. Bukan hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai pengingat bahwa Islam datang ke Nusantara dengan cara damai, penuh toleransi, dan menghargai keberagaman.
Comments