Saat Gus Baha Kritik Pemikiran Aristoteles dan Plato Soal Konsep Tauhid

 Grobogan - Saat Gus Baha Kritik Pemikiran Aristoteles dan Plato Soal Konsep Tauhid - KH. Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, merupakan ulama kharismatik asal Rembang yang dikenal luas karena keilmuannya dalam bidang tafsir dan fiqih. Beliau sering memberikan ceramah dengan pendekatan yang santai namun mendalam, mengupas berbagai aspek keislaman dengan cara yang mudah dipahami. Salah satu tema yang pernah dikritisi oleh Gus Baha adalah pemikiran Aristoteles dan Plato terkait konsep ketuhanan, yang dalam Islam dikenal sebagai tauhid.


Tauhid dalam Islam vs Konsep Ketuhanan dalam Filsafat Yunani


Dalam Islam, konsep tauhid sangat fundamental. Tauhid berarti keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan yang Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada yang setara dengan-Nya (QS. Al-Ikhlas: 1-4). Keyakinan ini menjadi dasar bagi semua aspek dalam ajaran Islam, baik dalam aqidah, ibadah, maupun muamalah.


Sementara itu, dalam filsafat Yunani kuno, konsep ketuhanan memiliki perbedaan yang cukup mendasar. Plato dalam karyanya sering berbicara tentang Demiurge, yaitu semacam entitas yang menciptakan alam semesta tetapi bukan Tuhan dalam pengertian Islam. Plato lebih cenderung menggambarkan Tuhan sebagai prinsip keteraturan dalam alam semesta, bukan sebagai Zat yang Maha Esa dan mutlak.


Sedangkan Aristoteles memperkenalkan konsep "Prime Mover" (Penggerak Pertama), yaitu suatu entitas yang tidak bergerak tetapi menjadi penyebab utama dari segala pergerakan di alam semesta. Aristoteles membayangkan Tuhan sebagai "akal yang berpikir tentang dirinya sendiri"—sebuah konsep yang jauh dari konsep Allah sebagai Tuhan yang Maha Kuasa dan berkehendak dalam Islam.


Kritik Gus Baha terhadap Pemikiran Aristoteles dan Plato


Dalam beberapa pengajian, Gus Baha mengkritik konsep ketuhanan yang dikemukakan oleh Aristoteles dan Plato karena dianggap tidak sesuai dengan konsep tauhid dalam Islam. Beberapa poin kritik beliau antara lain:


1. Tuhan dalam Islam bukan sekadar Penggerak Pertama

Gus Baha menjelaskan bahwa konsep Prime Mover dalam filsafat Yunani tidak cukup untuk menggambarkan kebesaran Allah. Dalam Islam, Allah bukan hanya sebagai penyebab awal (seperti yang dikatakan Aristoteles), tetapi juga Maha Berkehendak, Maha Mengatur, dan Maha Mengawasi seluruh alam semesta.



2. Tauhid Menolak Dualisme dan Tuhan yang Pasif

Plato dan Aristoteles cenderung memisahkan Tuhan dari realitas manusia. Konsep Tuhan mereka lebih menyerupai entitas metafisik yang jauh dari manusia, sementara dalam Islam, Allah dekat dengan hamba-Nya (QS. Al-Baqarah: 186). Allah bukan hanya "pencipta", tetapi juga pemelihara dan pengatur segala sesuatu.



3. Tauhid Bersifat Mutlak, Bukan Sebatas Rasionalitas

Aristoteles dan Plato memandang Tuhan dengan pendekatan rasional, sedangkan dalam Islam, tauhid tidak hanya berdasar pada akal tetapi juga wahyu. Allah bukan sekadar konsep logis, tetapi juga Zat yang benar-benar ada dan memiliki sifat-sifat yang sempurna.



4. Tidak Ada Tuhan Selain Allah

Filsafat Yunani sering kali membuka ruang bagi pluralitas konsep ketuhanan atau adanya entitas lain yang ikut berperan dalam penciptaan. Namun, dalam Islam, hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah, tanpa sekutu dan tanpa tandingan.




Kesimpulan


Kritik Gus Baha terhadap pemikiran Aristoteles dan Plato menunjukkan bahwa konsep tauhid dalam Islam jauh lebih komprehensif dibandingkan dengan konsep ketuhanan dalam filsafat Yunani. Filsafat sering kali hanya mendekati Tuhan dengan akal dan logika, sementara Islam mengenalkan Allah sebagai Tuhan yang tidak hanya "ada", tetapi juga Maha Mengatur, Maha Berkehendak, dan Maha Dekat dengan hamba-Nya. Oleh karena itu, bagi umat Islam, memahami tauhid harus berlandaskan wahyu (Al-Qur'an dan Hadis), bukan sekadar spekulasi akal seperti dalam pemikiran para filsuf Yunani.


Pemikiran Gus Baha ini mengingatkan kita agar tidak terjebak dalam pemikiran filsafat yang bertentangan dengan aqidah Islam. Sebab, tauhid bukan hanya sekadar konsep intelektual, tetapi juga landasan utama dalam kehidupan seorang Muslim.


Comments

Postingan Populer

Keuangan Islami: Konsep, Prinsip, dan Implementasi

Hikmah Perintah Tasbih kepada Nabi Muhammad dalam Menghadapi Kaum Pembangkang menurut Gus Baha