Islam dan Modernitas: Tawaran al-Jabiri untuk Pembaruan Pemikiran Islam
Grobogan , Jawa Tengah, - Autiya Nila Agustina - Islam dan Modernitas: Tawaran al-Jabiri untuk Pembaruan Pemikiran Islam - M. Abid al-Jabiri adalah salah satu pemikir Muslim kontemporer yang menawarkan gagasan reformasi dalam pemikiran Islam untuk menghadapi tantangan modernitas. Ia menyoroti bahwa peradaban Islam saat ini mengalami stagnasi intelektual akibat dominasi tradisi berpikir yang tidak kritis terhadap warisan masa lalu. Oleh karena itu, al-Jabiri mengusulkan pendekatan baru yang memungkinkan umat Islam merekonstruksi cara berpikir mereka agar lebih rasional, kontekstual, dan relevan dengan perkembangan zaman.
Kritik al-Jabiri terhadap Stagnasi Pemikiran Islam
Dalam berbagai karyanya, terutama Kritik Nalar Arab, al-Jabiri mengkritik cara berpikir yang mendominasi dunia Islam, yaitu:
- Pola Pikir Bayani – Berbasis pada teks dan otoritas keagamaan, pola pikir ini sering kali bersifat dogmatis dan menolak interpretasi baru terhadap ajaran Islam.
- Pola Pikir Irfani – Berbasis pada intuisi dan mistisisme, yang cenderung menjauhkan umat Islam dari pendekatan rasional dan ilmiah.
- Pola Pikir Burhani – Berbasis pada rasionalitas dan logika, tetapi kurang mendapat tempat dalam tradisi intelektual Islam sejak runtuhnya filsafat Islam klasik.
Menurut al-Jabiri, dominasi pola pikir bayani dan irfani telah menghambat perkembangan Islam sebagai peradaban yang mampu beradaptasi dengan tantangan zaman. Untuk itu, ia mengusulkan agar pola pikir burhani yang berbasis pada akal dan metode ilmiah kembali dihidupkan dalam kajian Islam.
Modernitas dan Islam: Menjawab Tantangan Zaman
Modernitas membawa berbagai perubahan besar dalam aspek sosial, politik, ekonomi, dan ilmu pengetahuan. Namun, banyak pemikir Muslim masih terjebak dalam perdebatan antara menolak atau menerima modernitas secara utuh. Al-Jabiri menawarkan solusi yang lebih kritis, yaitu dengan menyeleksi aspek-aspek modernitas yang sesuai dengan nilai-nilai Islam tanpa harus meninggalkan akar tradisi.
Beberapa aspek modernitas yang menurut al-Jabiri perlu dikontekstualisasikan dalam Islam meliputi:
- Demokrasi dan Pluralisme – Islam perlu mengembangkan sistem pemerintahan yang berbasis pada keadilan, keterbukaan, dan partisipasi masyarakat, sebagaimana yang pernah diterapkan dalam konsep syura (musyawarah) pada masa awal Islam.
- Ilmu Pengetahuan dan Teknologi – Umat Islam harus menghidupkan kembali tradisi ilmiah yang pernah berkembang pada masa keemasan Islam, dengan mendorong kajian ilmiah berbasis metode burhani.
- Hak Asasi Manusia dan Kesetaraan – Islam harus mampu beradaptasi dengan nilai-nilai universal seperti kebebasan berpikir, hak perempuan, dan toleransi beragama, dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip keadilan dalam ajaran Islam.
- Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial – Islam harus menawarkan sistem ekonomi yang berbasis pada keadilan sosial, etika, dan kesejahteraan bersama, tanpa terjebak dalam eksploitasi kapitalisme maupun keterbelakangan sistem ekonomi tradisional.
Reformasi Pendidikan Islam: Kunci Menuju Kebangkitan Peradaban
Salah satu faktor utama yang menyebabkan stagnasi pemikiran Islam, menurut al-Jabiri, adalah sistem pendidikan Islam yang masih menitikberatkan pada hafalan teks tanpa membekali peserta didik dengan keterampilan berpikir kritis. Oleh karena itu, ia mengusulkan beberapa langkah reformasi pendidikan Islam:
- Meninggalkan Model Pendidikan Dogmatis – Pendidikan Islam harus lebih terbuka terhadap kritik dan perdebatan ilmiah, serta tidak hanya terpaku pada tafsir klasik.
- Memperkenalkan Metode Berpikir Kritis – Mahasiswa dan pelajar Muslim perlu dibekali dengan kemampuan analisis yang berbasis pada logika dan metode ilmiah, sebagaimana yang dilakukan para filsuf Muslim klasik seperti Ibnu Rushd.
- Mengkombinasikan Ilmu Agama dan Ilmu Modern – Kurikulum pendidikan Islam harus mengintegrasikan studi keislaman dengan ilmu sosial, sains, dan teknologi, sehingga menghasilkan lulusan yang mampu berkontribusi dalam berbagai bidang kehidupan.
Kesimpulan: Membangun Islam yang Relevan dengan Zaman
Gagasan al-Jabiri tentang pembaruan pemikiran Islam menawarkan jalan tengah antara tradisi dan modernitas. Ia menegaskan bahwa Islam tidak boleh terjebak dalam romantisme masa lalu, tetapi juga tidak boleh kehilangan identitasnya dalam menghadapi perubahan zaman. Dengan menghidupkan kembali pola pikir burhani, mendorong reformasi pendidikan, serta mengadopsi nilai-nilai modern yang selaras dengan Islam, umat Muslim dapat membangun peradaban yang lebih maju, adil, dan relevan bagi dunia kontemporer.
Melalui pemikiran al-Jabiri, Islam dapat menjadi kekuatan intelektual yang tidak hanya bertahan dalam arus modernitas, tetapi juga mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan secara global.
Comments