Posts

Showing posts from September, 2023

Pengertian dan Sejarah Singkat Lagu "Kidung Wahyu Kolosebo

Image
Pati -  Kidung Wahyu Kolosebo" adalah salah satu lagu Jawa yang memiliki makna mendalam dan banyak digemari di Indonesia.  Lagu ini memiliki sejarah panjang dan makna khusus yang terkait dengan tradisi budaya Jawa. Berikut adalah pengertian dan sejarah singkat lagu "Kidung Wahyu Kolosebo: Pengertian "Kidung Wahyu Kolosebo" "Kidung Wahyu Kolosebo" adalah jenis lagu Jawa yang bersifat religius. Kata "kidung" dalam bahasa Jawa mengacu pada jenis lagu yang biasanya digunakan dalam konteks keagamaan atau spiritual. "Wahyu Kolosebo" adalah nama yang merujuk kepada wahyu atau pesan suci yang diyakini berasal dari Tuhan. Lagu ini sering kali mengandung pesan-pesan moral, kebijaksanaan, dan nilai-nilai spiritual. Dalam konteks lagu ini, "Kidung Wahyu Kolosebo" menyampaikan pesan-pesan kebijaksanaan dan keimanan kepada Tuhan. Sejarah Singkat "Kidung Wahyu Kolosebo" Lagu "Kidung Wahyu Kolosebo" memiliki akar dalam tra

Pemikiran Syeh Ahmad Mutamakin dalam Karyanya: Islam, Hukum, Budaya, dan Peradaban

Image
 Syeh Ahmad Mutamakin adalah seorang ulama dan penulis Indonesia yang dikenal karena karyanya dalam bidang Islam dan kebudayaan. Salah satu karyanya yang terkenal adalah "Islam: Pandangan Hukum, Budaya, dan Peradaban." Pendahuluan Syeh Ahmad Mutamakin adalah seorang tokoh Islam Indonesia yang memiliki kontribusi penting dalam memahami Islam dari perspektif hukum, budaya, dan peradaban. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah buku "Islam: Pandangan Hukum, Budaya, dan Peradaban." Artikel ini akan menjelaskan pemikiran Syeh Ahmad Mutamakin dalam karyanya ini. Pemahaman tentang Islam Dalam karyanya, Syeh Ahmad Mutamakin menyajikan pemahaman Islam yang mencakup aspek hukum, budaya, dan peradaban. Ia menekankan pentingnya memahami Islam secara holistik, tidak hanya sebagai agama, tetapi juga sebagai pandangan hidup yang mencakup tata nilai, etika, dan peradaban. Hukum dalam Islam Syeh Ahmad Mutamakin membahas peran hukum dalam Islam dan bagaimana hukum Islam dapat

MAKALAH PENDEKATAN DEKONSTRUKSI JACQUE DERRIDA

 MAKALAH PENDEKATAN DEKONSTRUKSI JACQUE DERRIDA Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Analisis Wacana Kritis Dosen Pengampu : Sofi Aulia Rahma, M.Pd. Disusun Oleh : Lutfi Septika Ainur Rohmah (2030210058) Muhammad Tajuddin Azali (2030210063) Seftiana (2030210071) PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS TAHUN 2023 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia filsafat, begitu banyak filsuf yang saling mengkritik, satu dengan yang lainnya. Selain itu, filsafat juga memiliki pembabakan waktu yang terbagi dari filsafat klasik Yunani Kuno (yang didominasi oleh rasionalisme), filsafat Abad Pertengahan (yang didominasi oleh dogmatisme), dan filsafat Abad Modern ( yang kembali didominasi oleh rasionalisme). Saat zaman terus berkembang, terdapat periode yang dikenal sebagai filsafat kontemporer, yang identik dengan masa posmodern. Dalam filsafat kontemporer terdapat beberapa persoalan,

Mengapa Indonesia Memperingati Hari Santri: Menghargai Pendidikan Islam Tradisional

Image
Pati -  Hari Santri adalah perayaan yang diadakan setiap tahun di Indonesia untuk menghormati peran dan kontribusi santri, atau para pelajar sekolah agama Islam, dalam pembangunan dan pelestarian nilai-nilai Islam.  Artikel ini akan membahas mengapa Indonesia memperingati Hari Santri dan pentingnya perayaan ini dalam konteks pendidikan Islam tradisional. Pentingnya Hari Santri Menghargai Peran Pendidikan Islam: Hari Santri adalah kesempatan untuk menghargai peran penting yang dimainkan oleh santri dalam menjaga dan meneruskan tradisi pendidikan Islam. Mereka adalah penerus ilmu dan ajaran Islam, serta menjalankan fungsi penting dalam menjaga agama. Pelestarian Budaya dan Nilai-nilai Islam: Santri sering kali merupakan penjaga budaya dan nilai-nilai Islam dalam masyarakat. Mereka memainkan peran kunci dalam melestarikan ajaran Islam, budaya lokal, dan tradisi agama. Kontribusi terhadap Kemajuan Masyarakat: Santri juga berperan dalam kontribusi positif terhadap masyarakat melalui pendidi

Pondok Pesantren Mathla'ul Falah, Kajen, Margoyoso, Pati: Melahirkan Generasi Unggul Berbasis Agama

Image
Pati -  Pondok pesantren telah lama menjadi lembaga pendidikan Islam tradisional di Indonesia yang berperan penting dalam pembentukan karakter dan moral generasi muda.  Salah satu pesantren terkemuka di Indonesia adalah Pondok Pesantren Mathla'ul Falah, yang terletak di Kajen, Margoyoso, Pati. Artikel ini akan mengulas pesantren ini dan perannya dalam pendidikan dan pembentukan generasi yang berlandaskan agama. Pondok Pesantren Mathla'ul Falah, Kajen, Margoyoso, Pati Pondok Pesantren Mathla'ul Falah adalah salah satu lembaga pendidikan Islam terkemuka di Indonesia yang terletak di Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah. Pesantren ini memiliki sejarah panjang dan telah berdiri selama bertahun-tahun sebagai pusat pendidikan Islam yang berkualitas. Sejarah Singkat Mathla'ul Falah Pondok Pesantren Mathla'ul Falah didirikan pada tahun 1946 oleh KH. Moh. Zahroh, seorang ulama terkenal di wilayah Pati. Tujuan utama pendiriannya adalah untuk memberikan pendidikan agama Islam y

Makna dan Dalil Sholawat dalam Islam: Doa dan Penghormatan kepada Nabi

Image
Pati -  Sholawat adalah praktik penting dalam Islam di mana umat Muslim mengirimkan salam, doa, dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.  Artikel ini akan membahas makna dan dalil (bukti) sholawat dalam Islam, serta pentingnya praktik ini dalam kehidupan umat Muslim. Makna Sholawat dalam Islam Makna sholawat mencakup beberapa aspek penting: Penghormatan: Sholawat adalah bentuk penghormatan dan pengagungan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan mengirimkan sholawat, umat Muslim menyatakan rasa cinta, hormat, dan rindu kepada Rasulullah. Doa: Sholawat juga berfungsi sebagai doa kepada Allah SWT untuk memberikan rahmat dan berkah kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam sholawat, umat Muslim memohon kepada Allah agar memberikan kemuliaan dan kedamaian kepada Nabi. Pengingat: Sholawat adalah pengingat kepada ajaran-ajaran Nabi dan nilai-nilai etika yang diajarkan oleh beliau. Ini membantu umat Muslim untuk selalu mengikuti tauladan Nabi. Dalil (Bukti) Sholawat dalam Islam Ada beberapa dalil yang mengua

Hukum Sholawat dalam Islam: Bentuk Penghormatan dan Doa kepada Nabi

Image
Pati -  Sholawat, atau salawat, adalah praktik umum dalam Islam di mana umat Muslim mengirimkan salam dan doa kepada Nabi Muhammad SAW.  Artikel ini akan membahas hukum sholawat dalam Islam, makna, dan pentingnya dalam kehidupan umat Muslim. Hukum Sholawat dalam Islam Hukum sholawat dalam Islam adalah sunah (disunnahkan). Ini berarti bahwa meskipun sholawat tidak diwajibkan, melakukannya sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Hukum sunah memberikan fleksibilitas kepada umat Muslim untuk beribadah dengan lebih mendalam dan mendekatkan diri kepada Allah melalui sholawat. Makna Sholawat Sholawat adalah tanda penghormatan dan pengagungan kepada Nabi Muhammad SAW. Ini adalah cara umat Muslim untuk menunjukkan cintanya kepada Rasulullah dan mengenang ajaran-ajarannya. Sholawat juga dianggap sebagai bentuk doa kepada Allah untuk memberikan berkah kepada Nabi dan keluarganya. Pentingnya Sholawat dalam Kehidupan Muslim Mengingat Nabi: Sholawat adalah cara untuk terus-menerus mengingat dan mengho

Asal Usul Tahlilan: Tradisi Doa dan Penghormatan Terhadap Almarhum

Image
Pati -  Tahlilan adalah salah satu tradisi dalam Islam yang sering dilakukan untuk mengenang dan mendoakan arwah orang yang telah meninggal.  Artikel ini akan membahas asal usul tahlilan, maknanya, serta perjalanan sejarah tradisi ini dalam masyarakat Muslim. Makna Tahlilan Kata "tahlilan" berasal dari bahasa Arab "تَهليل" yang berarti memuji Allah. Dalam konteks tradisi Islam, tahlilan adalah kegiatan membaca dzikir atau doa-doa tertentu untuk memuji Allah, memohon ampunan, dan mendoakan arwah orang yang telah meninggal. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan penghormatan dan pengenangan kepada orang yang telah berpulang. Asal Usul Tahlilan Tahlilan pertama kali menjadi populer di kalangan Muslim di Indonesia, terutama pada abad ke-19. Beberapa sumber mengaitkan asal usul tahlilan dengan peristiwa wafatnya Sultan Agung Hanyakrakusuma, raja besar Mataram Islam, pada tahun 1646. Pada masa itu, tahlilan digunakan sebagai bentuk penghormatan kepada Sultan Agung. Namun

Tahlilan dalam Perspektif Haul dan Buka Luwur: Tradisi Keagamaan yang Mendalam

Image
Pati -  Tradisi tahlilan adalah praktik umum dalam Islam, sering kali dilakukan untuk mengenang dan mendoakan arwah orang yang telah meninggal.  Namun, tahlilan memiliki dimensi yang lebih mendalam dalam dua konteks khusus: haul dan buka luwur. Artikel ini akan mengulas tahlilan dalam perspektif haul dan buka luwur serta maknanya dalam tradisi keagamaan. Haul: Memperingati Wafatnya Orang Suci Haul adalah perayaan tahunan yang ditujukan untuk memperingati wafatnya seorang wali, ulama, atau tokoh agama yang dihormati dalam Islam. Tradisi ini melibatkan berbagai kegiatan, termasuk tahlilan, yang digunakan sebagai sarana untuk mengenang dan mendoakan arwah orang suci tersebut. Haul sering dihadiri oleh banyak orang yang datang bersama-sama untuk bersama-sama mengenang tokoh yang telah berpulang dan mengambil berkah dari perayaan tersebut. Buka Luwur: Tradisi dalam Keluarga Buka Luwur adalah tradisi yang lebih bersifat keluarga. Ini biasanya dilakukan dalam lingkungan rumah, ketika ada angg

FILSAFAT KETUHANAN INDONESIA UNTUK MERETAS EKSKLUSIVITAS BERAGAMA : Telaah Terhadap Novel Tuhan Maha Asyik 1-2 Perspektif Heideggerian

 Contoh : Tidak dibolehkan untuk dikutip FILSAFAT KETUHANAN INDONESIA UNTUK MERETAS EKSKLUSIVITAS BERAGAMA : Telaah Terhadap Novel Tuhan Maha Asyik 1-2 Perspektif Heideggerian Ulya 1 1 ulya.kamera @gmail.com * Correspondence: ulya.kamera@gmail.com; Telp. : 08156550932 Received: date; Accepted: date; Published: date Abstract: Lately in Indonesia there has been a religious trend that emphasizes formality and exclusivity. As a result, conflicts inter-religious people or among groups in a particular religion is often inevitable. This article traces the philosophical messages of the ideas of worshipping god and practicing the religious teachings narrated in the Indonesian novel, Tuhan Maha Asyik, written by Sujiwo Tejo and MN. Kamba; gets the prastructures of the authors who influence their ideas; and explains the contribution of their ideas in preventing religious exclusivity. The article is based on library research with hermeneutic approach. The primary data source is the novel above.