Hari Asyura dan Amalan Istimewa yang Sayang Dilewatkan: Panduan Lengkap untuk Muslim Indonesia

 

Sumber Gambar: Nahdlatul Ulama' (NU) Online

Setiap datangnya tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriah, umat Islam di seluruh dunia memperingati Hari Asyura. Meskipun hari ini tidak termasuk hari raya utama dalam Islam, Asyura memiliki keutamaan yang luar biasa besar—baik dari sisi sejarah, spiritual, maupun sosial.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap:

  • Apa itu Hari Asyura?

  • Apa saja keutamaannya?

  • Amalan-amalan apa saja yang dianjurkan pada hari tersebut?

  • Bagaimana menyikapinya dengan penuh cinta, bukan sekadar rutinitas tahunan?

Artikel ini merujuk pada khutbah Jumat berbahasa Jawa yang dirilis oleh NU Online, dan sudah dikembangkan agar mudah dipahami oleh pembaca umum dari berbagai kalangan.


📅 Apa Itu Hari Asyura?

Hari Asyura adalah tanggal 10 Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriah. Nama “Asyura” berasal dari kata 'Asyara' (sepuluh), karena jatuh pada hari ke-10 bulan tersebut.

Bagi umat Islam, hari ini merupakan momen yang sangat berharga karena mengandung banyak peristiwa penting dalam sejarah para nabi, seperti:

  • Allah menyelamatkan Nabi Musa dari kejaran Fir’aun.

  • Nabi Nuh turun dari bahteranya setelah banjir besar.

  • Nabi Yunus keluar dari perut ikan.

  • Nabi Ibrahim diselamatkan dari api.

  • Nabi Adam diterima taubatnya.

  • Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara.

  • Hari wafatnya cucu Rasulullah ﷺ, Sayyidina Husain, dalam tragedi Karbala.


🕌 Keutamaan Hari Asyura dalam Islam

Dalam berbagai hadits sahih, Rasulullah ﷺ menyampaikan keistimewaan Hari Asyura, di antaranya:

“Puasa Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu.”
(HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan betapa besar rahmat Allah bagi umat-Nya. Hanya dengan satu hari puasa, seorang Muslim bisa mendapatkan penghapusan dosa-dosa kecil selama satu tahun ke belakang, asalkan tidak memiliki dosa besar yang belum ditaubati.


🥇 Amalan-Amalan Istimewa di Hari Asyura

Islam menganjurkan sejumlah amalan khusus yang bisa dilakukan di hari Asyura, sebagai bentuk penghormatan, pengabdian, dan upaya mendekatkan diri kepada Allah. Berikut di antaranya:


1. Puasa Asyura (10 Muharram)

Puasa ini adalah yang paling utama setelah puasa Ramadan. Nabi ﷺ sendiri mencontohkan langsung dan menganjurkan kepada para sahabat.

“Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram.”
(HR. Muslim)


2. Puasa Tasu’a (9 Muharram)

Untuk membedakan diri dari kaum Yahudi—yang juga berpuasa di hari Asyura karena menghormati Nabi Musa—Rasulullah ﷺ menyarankan untuk juga berpuasa sehari sebelumnya, yaitu tanggal 9 Muharram.

Jadi, kombinasi puasa Tasu’a dan Asyura (9 dan 10 Muharram) merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan.


3. Menyantuni Anak Yatim

Hari Asyura juga menjadi momen yang tepat untuk menebar kasih sayang, terutama kepada anak-anak yatim.

“Barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, maka Allah akan mengangkat derajatnya untuk setiap helai rambut yang disentuh.”
(HR. Thabrani – meskipun hadits ini dhaif, namun dianjurkan dalam konteks fadha'ilul a'mal)

Santunan bisa berupa:

  • Makanan

  • Pakaian

  • Uang saku

  • Mainan edukatif

Yang penting adalah niat ikhlas dan kepedulian terhadap mereka yang kehilangan kasih sayang orang tua.


4. Bersedekah

Selain untuk anak yatim, bersedekah kepada kaum dhuafa dan orang-orang di sekitar kita juga sangat dianjurkan. Bahkan disebutkan dalam sebagian riwayat, siapa yang meluaskan nafkah pada keluarganya di Hari Asyura, maka Allah akan luaskan rezekinya sepanjang tahun.


5. Mempererat Silaturahmi

Gunakan momentum ini untuk:

  • Menyambung hubungan dengan kerabat

  • Menelpon orang tua atau saudara jauh

  • Minta maaf atas kesalahan

  • Mengirim makanan sebagai tanda kasih

Hari Asyura bisa menjadi pemantik rekonsiliasi hubungan yang selama ini renggang.


6. Perbanyak Istighfar dan Doa

Hari Asyura adalah hari yang diberkahi. Maka sangat tepat untuk:

  • Memperbanyak dzikir dan istighfar

  • Membaca Al-Qur’an

  • Berdoa untuk diri, keluarga, dan umat

  • Memohon keselamatan dunia-akhirat


💡 Tips Menjalankan Amalan Hari Asyura

Berikut beberapa tips agar kita dapat mengamalkan keutamaan Asyura dengan optimal:

  1. Tandai kalender Hijriah sejak awal Muharram.
    Jangan sampai lupa tanggal 9 dan 10!

  2. Ajak keluarga untuk puasa bersama.
    Suasana puasa akan lebih ringan dan bermakna ketika dilakukan bersama.

  3. Siapkan santunan untuk anak yatim sejak awal bulan.
    Bisa dalam bentuk sembako, uang, atau layanan pendidikan.

  4. Gunakan momen ini untuk merenungi perjalanan hidup.
    Tanyakan pada diri: Sudah sejauh mana kita meneladani Nabi?


🧕 Pandangan Ulama dan Masyarakat Nahdliyin

Khutbah Jumat yang disusun oleh ulama NU menekankan pentingnya menyikapi Asyura dengan:

  • Tawassuth (moderat)

  • Tawazun (seimbang antara amalan lahir dan batin)

  • Tasamuh (toleran)

Khutbah dalam bahasa Jawa tersebut juga menyampaikan pesan dengan gaya khas pesantren: santun, merakyat, dan membumi, sehingga lebih mudah diterima masyarakat pedesaan.


📌 Catatan Penting: Menghindari Pemahaman Keliru

Meskipun Hari Asyura mulia, Islam melarang berlebihan atau menciptakan amalan baru yang tidak bersumber dari sunnah, seperti:

  • Meratap-ratap atas tragedi Karbala

  • Menyakiti diri sendiri (sebagaimana dilakukan sebagian Syiah)

  • Meyakini kepercayaan mistis yang tidak ada dalilnya

Islam mengajarkan keseimbangan antara cinta dan logika, antara amalan ibadah dan kepedulian sosial.


🙏 Doa Singkat Hari Asyura

Berikut salah satu doa yang bisa dibaca:

“Ya Allah, jadikan hari Asyura ini sebagai hari yang penuh berkah, ampunan, keselamatan, dan rahmat bagi kami dan seluruh umat Muhammad ﷺ.”


🧭 Kesimpulan

Hari Asyura bukan hanya tanggal biasa. Ia adalah peluang emas bagi umat Islam untuk meraih pengampunan, berbagi kebaikan, dan memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama.

Mari jadikan:

Puasa Asyura & Tasu’a
Sedekah dan santunan yatim
Perbanyak ibadah dan silaturahmi

sebagai rutinitas spiritual tahunan yang penuh makna.

Comments

Postingan Populer

Hiburan dalam Islam: Antara Komunikasi, Edukasi, dan Kesehatan Jiwa

Komunikasi Religius sebagai Terapi Jiwa dan Penguat Spiritualitas dalam Islam

12 Ulama Indonesia yang Pemikirannya Diakui Dunia