Awal Turunnya Wahyu: Kisah Agung dari Gua Hira

Grobogan Jawa Tengah - Autiya Nila Agustina - Awal Turunnya Wahyu: Kisah Agung dari Gua Hira - Salah satu momen paling agung dan bersejarah dalam Islam adalah ketika Rasulullah Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT. Peristiwa ini menjadi titik awal risalah kenabian yang membawa umat manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya iman dan ilmu.

Sumber Gambar A Rima Mustajab 


Diriwayatkan oleh Aisyah RA, dalam hadits yang shahih, disebutkan bahwa wahyu pertama kali datang dalam bentuk mimpi yang benar. Rasulullah SAW melihat dalam tidurnya berbagai mimpi yang selalu menjadi kenyataan dengan jelas, bagaikan terangnya cahaya fajar. Hal ini berlangsung selama beberapa waktu sebagai bentuk persiapan mental dan spiritual sebelum menerima wahyu secara langsung.


Nabi SAW kemudian sering menyendiri di Gua Hira, yang terletak di Jabal Nur, untuk bertahannuts — yaitu menyendiri dalam ibadah, merenung, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di sanalah, pada suatu malam, datanglah Malaikat Jibril membawa wahyu pertama.


Jibril menyampaikan perintah: "Iqra’!" (Bacalah!). Namun Nabi menjawab, "Ma ana bi qari’" (Aku tidak bisa membaca). Hal ini terjadi hingga tiga kali, di mana Jibril memeluk beliau erat-erat hingga merasa lelah, lalu melepaskannya. Akhirnya, Jibril menyampaikan ayat pertama dari Al-Qur’an:


"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-‘Alaq: 1–5)


Setelah kejadian itu, Rasulullah SAW pulang dalam keadaan gemetar dan sangat ketakutan. Beliau berkata kepada Khadijah: "Zammiluni, zammiluni" (Selimuti aku, selimuti aku!). Khadijah segera menyelimuti beliau hingga rasa takutnya mereda. Lalu beliau menceritakan peristiwa luar biasa itu.


Dengan penuh keteguhan dan keimanan, Khadijah menenangkan Nabi, seraya berkata bahwa Allah tidak akan pernah menghinakan beliau karena beliau adalah orang yang selalu menyambung silaturahim, jujur dalam berkata, membantu orang susah, memuliakan tamu, dan menolong mereka yang tertimpa musibah.


Khadijah lalu membawa Rasulullah kepada sepupunya, Waraqah bin Naufal, seorang ahli kitab yang telah memeluk agama Nasrani pada masa jahiliyah. Setelah mendengar kisah Nabi, Waraqah berkata bahwa yang datang kepada beliau adalah Namus, malaikat yang dahulu diutus kepada Nabi Musa AS. Ia pun mengungkapkan keinginannya untuk bisa hidup ketika kaum Nabi akan mengusirnya, karena ia tahu bahwa risalah kebenaran selalu mendapatkan perlawanan.


Setelah itu, wahyu sempat terhenti beberapa waktu, hingga Nabi merasa sangat rindu dan gelisah. Beliau bahkan pernah mendatangi puncak-puncak gunung dengan niat mengakhiri hidupnya karena merasa bingung dan takut. Namun setiap kali hendak melakukan itu, Jibril muncul dan menguatkan beliau: "Wahai Muhammad, engkau adalah benar-benar utusan Allah!" Sehingga beliau pun tenang kembali.


Inilah kisah awal turunnya wahyu yang menjadi awal mula kerasulan Nabi Muhammad SAW, sekaligus permulaan dari misi besar untuk menyebarkan rahmat dan petunjuk Allah SWT kepada seluruh umat manusia. Semoga kita selalu bisa mengambil pelajaran dari perjalanan spiritual beliau yang penuh kesabaran, keikhlasan, dan keteguhan.

Comments

Postingan Populer

Bahagia dalam Pernikahan? Mulai Dulu dari Diri Sendiri

Mengapa Sound Horeg Dalam Islam Dinilai Haram? 3 Pertimbangan Syariat yang Harus Kamu Tahu

Hiburan dalam Islam: Antara Komunikasi, Edukasi, dan Kesehatan Jiwa