Gus Baha Jelaskan: Sebaik-Baiknya Ibadah adalah Bekerja

Pati - Gus Baha Jelaskan: Sebaik-Baiknya Ibadah adalah Bekerja - Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita memisahkan antara ibadah dan pekerjaan. Banyak yang beranggapan bahwa ibadah hanya terbatas pada shalat, puasa, dan amalan-amalan ritual lainnya. Namun, menurut KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab dikenal sebagai Gus Baha, bekerja juga merupakan bentuk ibadah yang sangat mulia jika dilakukan dengan niat yang benar.


Bekerja sebagai Bentuk Pengabdian kepada Allah


Gus Baha menjelaskan bahwa Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk berusaha dan bekerja keras. Dalam banyak kesempatan, beliau menekankan bahwa bekerja dengan niat mencari nafkah yang halal untuk keluarga dan masyarakat merupakan bagian dari ibadah yang sangat dicintai Allah. Dalam Islam, setiap aktivitas yang dilakukan dengan niat baik dan sesuai syariat akan bernilai ibadah, termasuk dalam mencari rezeki.


Dalam sebuah pengajian, Gus Baha mencontohkan bagaimana para ulama terdahulu tidak hanya fokus pada ibadah ritual, tetapi juga berusaha mencari nafkah. Bahkan, Rasulullah SAW sendiri adalah seorang pedagang yang jujur sebelum diangkat menjadi Nabi. Begitu pula para sahabat dan ulama salaf yang tetap bekerja meskipun mereka memiliki keilmuan agama yang tinggi.


Dalil dan Pandangan Ulama


Islam memberikan banyak dalil yang menunjukkan pentingnya bekerja sebagai ibadah. Salah satunya adalah firman Allah dalam Al-Qur’an:


"Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS. Al-Mulk: 15)




Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memerintahkan manusia untuk berusaha mencari rezeki dengan bekerja. Begitu pula dengan hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:


“Tidak ada makanan yang lebih baik daripada hasil kerja tangan sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Dawud AS makan dari hasil kerja tangannya sendiri.”(HR. Bukhari)




Gus Baha menafsirkan bahwa bekerja dengan tangan sendiri bukan hanya bermakna secara fisik, tetapi juga mencakup usaha dan ikhtiar dalam berbagai profesi, asalkan dilakukan dengan jujur dan tidak melanggar syariat.


Bekerja dengan Niat yang Benar


Gus Baha juga mengingatkan bahwa yang membuat bekerja bernilai ibadah adalah niat. Jika seseorang bekerja hanya untuk dunia, maka ia hanya akan mendapatkan dunia. Namun, jika bekerja dilakukan dengan niat untuk ibadah, membantu keluarga, dan berbagi dengan sesama, maka pekerjaan tersebut akan bernilai pahala di sisi Allah.


Beliau juga menekankan pentingnya bekerja secara profesional dan bertanggung jawab. Jangan sampai pekerjaan hanya menjadi rutinitas tanpa makna. Misalnya, seorang pedagang yang jujur dan tidak menipu akan mendapatkan keberkahan, sedangkan seorang pegawai yang bekerja dengan disiplin dan penuh tanggung jawab juga akan dicatat sebagai ibadah.


Kesimpulan


Dari pemaparan Gus Baha, dapat disimpulkan bahwa bekerja adalah bagian dari ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk bermalas-malasan atau hanya beribadah secara ritual tanpa usaha. Sebaliknya, Islam mendorong umatnya untuk bekerja keras, mencari rezeki yang halal, dan memberikan manfaat bagi sesama.


Sebagaimana yang sering diungkapkan oleh Gus Baha, "Sebaik-baiknya ibadah adalah bekerja dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab." Maka, mari kita jadikan pekerjaan sebagai ladang pahala dengan niat yang baik dan usaha yang maksimal!


Comments

Anonymous said…
Hadir

Postingan Populer

Hadis Dha’if: Pengertian, Pembagian, dan Penggunaannya dalam Hujjah

Hadis Shahih: Pengertian, Syarat, Macam, dan Tingkatannya

12 Ulama Indonesia yang Pemikirannya Diakui Dunia