Makalah, Penelitian Pondok Pesantren Darul Ulum

Pesantren Darul Ulum

Guna memenuhi tugas

Mata kuliah: Praktikum Ibadah dan Tahfidz

Dosen pengampu: Rochanah M. Pd.



 

Disusun oleh:

Faqihuddin Assilmi (18405100700)

 

 


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

JURUSAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM

2019


 

BAB I

PENDAHULUAN

1.      Latar belakang

Pesantren adalah tempat pembelajaran yang sudah berlangsung sejak abad 14 M dan telah menghasilkan orang-orang besar. Tidak dipungkiri bahwa didalamnya telah dipraktekkan beberapa metode pembelajaran, salah satunya yaitu ziarah guna mengenang sejarah, para pendirinya supaya membangkitkan semangat belajar para santri. Selain itu ziarah dalam pandangan masyarakat Indonesia mengalami beberapa pandangan salah satunya  tidak membolehkan. Dari yang tidak membolehkan kami memiliki beberapa permasalahan, dimana kami menggunakan  pandangan orang pesantren kebanyakan membolehkan.

Alasan kenapa ziaroh dibolehkan, terutama di kalangan tradisionalis, karena beberapa hal diantaranya mereka menurut pada dalil baik itu Aqli maupun Naqli.

Pada kesempatan ini kami meneliti proses ziarah disalah satu Pondok Pesantren yang masih memegang erat tradisi pesantren, yang bernama Pondok Pesantren Darul Ulum di Desa Ngembalrejo.

2.      Rumusan masalah

Uraian di atas telah menggambarkan beberapa permasalahan yang butuh kelanjutan, diantaranya:

1.      Kenapa ziarah di adakan di PONPES Darul Ulum?

2.      Bagaimana penerapan Ziarah di PONPES Darul Ulum?

 

3.      Tujuan

a.      Untuk memeuhi tugas mata kuliah Praktikum Ibadah dan Tahfidz.

b.     Untuk mengetahui alasan ziarah di bolehkan di PONES.

c.      Untuk mengetahui bagaimana ziaroh diterapkan di PONES Darul Ulum.

4.      Metode Penelitian

 

 

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

1.      Pengertian Ziarah kubur

Ziarah dalam bahasa Arab diambil dari kata “Zara” yang berati menziarahi, mengunjungi. [1]Menurut Munzir al-Musawa ziarah kubur yaitu mendatangi kuburan dengan tujuan untuk mendoakan ahli kubur dan sebagai pelajaran (ibrah) bagi kita dan penziarah bahwa tidak lama lagi kita juga kita akan menyusul menghuni kuburan sehingga dapat mendekatkan diri kepada Alloh.[2].

Jadi Ziarah kubur adalah mendatangi makam/kuburan untuk mendo'akan dan memohonkan rahmat Tuhan bagi orang yang dikubur didalamnya dan untuk mengambil ibarat dan peringatan supaya bisa mengingatkan kita akan datangnya sebuah kematian serta mengingatkan kita bagaimana nasib kita dikemudian hari diakhirat. Secara garis besar faidah dari ziarah kubur ada dua.

a.      untuk mengingat yang serba gaib yaitu akhirat dan seluk-beluknya termasuk perkara maut.

b.      untuk mendoakan kepada mayit

Ziarah menurut Islam bukan hanya sekedar mengunjungi kubur atau tahu dan mengerti dimana seseorang dikubur akan tetapi lebih dari itu dimaksudkan untuk mendoakan orang yang dikubur dan dikirim pahala untuknya dengan bacaan ayat-ayat Al-Quran dan kalimah-kalimah tayyibah seperti tahlil, tahmid, tasbih, shalawat dan lain-lain (Afnan Chafid, 2006 : 230)

Ziarah kubur disunnahkan bagi laki-laki dari kaum muslimin sebagaimana disyari’atkan oleh Allah SWT berdasarkan sabda Nabi yang Artinya:

“Ziarahlah ke kuburan, sesungguhnya ia mengingatkan kamu terhadap akhirat.“(H.R Muslim 976)

“Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, namun kini berziarahlah kalian!. Dalam riwayat lain; ‘(Maka siapa yang ingin berziarah kekubur, hendaknya berziarah), karenasesungguhnya (ziarah kubur) itu mengingat- kan kalian kepada akhirat’. (HR.Muslim)

2.     Penerapan kegiatan Ziarah kubur di Pondok Pesantren Darul Ulum

a.      Alasan diadakannya Ziarah

1.     Agar NU-nya kelihaan

Ada beberapa Ormas keagamaan yang ada di sekitar PONPES membuatnya ingin menunjukkan identitasnya juga, yaitu dengan cara mengadakan Ziarah. Karena Ziarah salah satu identitas NU.

2.     Berharap mendapatkan Barokah

Jika ustadznya masih hidup untuk mendapatkan barokahnya dengan cara berkhidmah, disuruh kesana-sini. Sedangkan jika sudah meninggal salah satunya menziarahinya, karena didalamnya juga mendoakan sang guru

3.     Agar sejarah tidak untur

Salah satu Ikhtiar agar sejarah berdirinya pondoknya tidak luntur dengan mengadakan Ziarah. Diharapkan para santri mengenang jasa para pendiri pondok dan meniru perilaku mereka.

b.     Penerapan kegiatan Ziarah

Setiap seminggu sekali Pondok Pesantren Darul Ulum mengadakan ziarah pada tiga tempat, dimana setiap tempatnya tidak di ziarai dalam satu waktu, yaitu:

1.     KH. Ahmad Fatkhi, di ziarahi pada hari Jum’at setelah solat subuh, makamnya terletak dibelakang masjid.

2.     KH.Ahmad Zainuri, di zarahi pada hari Jum’at setelah solat Jum’at, makamnya terletak di pemakaman Umum samping asrama tengah. Beliau adalah pengasuh pertama di Pesantren ini.

3.     KH. Ma’ruf Husni, di ziarahi pada hari Selasa setelah solat Subuh, makamnya terletak di dalam pondok (makam keluarga). Beliau adalah penyongkong dana pesantren didirikan dan ia adalah pemilik perusahaan PT. Djambu Bol. Selain itu ia juga ikut membantu Mbah Ahmad dalam mengurus pondok.

Mengenai bacaan Tahlilnya tidak berbeda dengan yang lain, kang kholik yang menjabat sebagai seksi kegiatan menegaskan “kalau tahlil disini bebas mas tidak harus khusus di sini, kalau mungkin memiliki tahlil yang berbeda dari mana juga boleh di baca”. Keterangan tersebut menunjukkan bahwa mereka bersikap Moderat atau toleran terhadap perbedaan.

Dalam mengatur jalannya kegiatan Ziarah, para pengurus membuat suatu Jadwal Khusus untuk memimpin jalannya ziaroh, bisa dilihat pada gambar dibawah:


 

Selain jadwal diatas para pengurus juaga membuat aturan/hukuman utuk santri yang bolos atau telat ziarah. Hukuman paling sering diteraapkan yaitu membaca dua kalilipat bacaan tahlil di makam. Namun dalam menetapkan hukuman menurut kang kholik bisa berubah, tergantung pada si pelangggarnya.


 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

 

B.     Saran



[1] Muhamad Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta:PT. Hidakarya Agung, 1989), 159

[2] Munzir al-Munawa, Kenalilah Aqidahmu, (Jakarta: Majlis Rosululloh, 2007), 65

Comments

Postingan Populer

Bid'ah sebagai Sebab Kemunduran Islam Menurut Rasyid Ridha