MAKALAH Problematika Agama Dalam Kehidupan Sosial

 MAKALAH

Problematika Agama Dalam Kehidupan Sosial

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Agama

Dosen Pengampu : Dr. H. Fathul Mufid, M.S.I


Disusun Oleh :

Moh. Faizul Mubin(2030210064)

Desi Yogi Ndakiyatul Ilmi (2030210079)

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2022

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia pasti selalu dibayangi oleh agama, sebab setiap manusia yang lahir ke dunia ini membawa suatu yang disebut tabi’at yaitu gharizah tadaayun atau naluri ingin beragama.Hal tersebut memang sudah menjadi fitrah kejadian manusia yang sudah diciptakan oleh tuhan yang maha kuasa. Selain dari faktor internal, dorongan dari manusia guna beragama juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni suasana dalam lingkungan kehidupan serta iklim yang dimana biasanya ia hidup.

Agama menjadi sumber tatanan masyarakat dan perdamaian batin yakni sebagai suatu yang menakjubkan dan menghormati. Serta menjadikan manusia menjadi beradab. Akan tetapi problem agama pasti bisa muncul dalam kehidupan sosial karena banyaknya ketidaksesuaian yang dilakukan oleh manusia yang satu dengan yang lain dan juga banyak yang tidak sesuai syariat agama akan tetapi tidak bisa dihindari karena hal tersebut sudah ada ketentuannya.

 B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Agama ?

2. Apa unsur-unsur Agama?

3. Apa Tujuan beragama?

4. Bagaimana Problematika Agama dalam kehidupan sosial dan contohnya?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Agama

2. Untuk mengetahui unsur-unsur Agama

3. Untuk mengetahui Tujuan beragama

4. Untuk mengetahui problematika agama dan kehidupan sosial dan contohnya

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama

Agama ialah istilah Bahasa Indonesia yang secara etimologi selain Bahasa Indonesia memiliki istilah yang berbeda. Religion (Bahasa Inggris), religic (Bahasa Belanda), dan din (Bahasa arab). Tidak gampang guna membuat definitive agama. Definitive agama ialah keyakinan individu kepada sesuatu yang sifatnya keagamaan dan yang ghaib (tidak bisa dilihat oleh mata) dalam agama islam biasa disebut keimanan.

Pengertian agama secara umum yaitu bahwa agama yang dituju A dan gama. Yang mana A artinya tidak dan Gama artinya kacau. Oleh karena itu jika dilihat dari asal usul katanya, pengertian agama ialah suatu peraturan yang bisa menjauhkan manusia dari segala kekacauan, serta menuntun manusia agar bisa menjadi lebih teratur dan tertib.

Pengertian agama memperlihatkan terhadap suatu jalan atau metode yang dilalui guna mencari keridoan tuhan.Di dalam agama ada hal yang dianggap paling berkuasa yakni tuhan, zat yang mempunyai segala yang ada, yang berkuasa,dan yang mengatur seluruh alam beserta isinya.

Agama ialah produk kebudayaan dari kegiatan sebagai makhluk pencipta kebudayaan. Agama bisa dianggap sebagai sarana kebudayaan bagi manusia. Dengan sarana yang ada, manusia sanggup berdaptasi dengan pengalamannya di dalam kelengkapan lingkungan hidupnya meliputi dirinya sendiri,anggota – anggota kelompok alam,dan lingkungan lain yang dirasa sebagai sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh nalar manusia.

B. Unsur-Unsur Agama

Menurut Harun Nasution di dalam agama terdapat empat unsur penting yang harus terpenuhi, keempat unsur penting itu adalah ;

1. Unsur kepercayaan atau keyakinan ( credial )

Kepercayaan manusia kepada suatu yang gaib mempunyai kekuatan yang bisa menciptakan dan bisa mengatur alam semesta ini dan kepercayaan mengenai adanya tuhan.

2. Unsur peribadatan

Manusia merasa bahwa dirinya lemah dan tau bahwa tuhan adalah tempat untuk meminta tolong, oleh karena itu manusia harus memiliki hubungan yang baik antara dirinya dengan sang pencipta, hubungan baik ini bisa di ciptakan dengan cara beribadah kepada tuhan yang mereka yakini. Hubungan baik ini dapat dilaksanakan dengan mematuhi perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA

3. Aturan atau tata cara peribadatan ( ritus )

Adanya kitab suci yang di dalamnya terdapat aturan-aturan agama, ajaran-ajaran agama serta tata cara penyembahan kepada Tuhan yang mereka percayai jadi tidak hanya di yakini dan di sembah namun tata cara penyembahan terhadap yang di yakini telah di atur dalam kitab suci.

4. Respon dari manusia yang bersifat emosionil

di percayainya namun kadang kala sifat cinta ini dapat memunculkan sikap ekstrim dalam membela agamanya ketika agamanya dihina oleh agama ataupun golongan lain.

C. Tujuan Beragama

Semua agama monoteisme memiliki tujuan akhir yang sama yakni selamat, bahagia, bahagia, sejahtera hidupnya baik di dunia maupun di akhirat, jadi tujuan seseorang dalam beragama tidak hanya mementingkan keselamatan hidup di dunia saja yang bersifat materi saja namun ada juga keselamatan hidup yang juga tidak kalah penting yakni kehidupan ukhrowi yang bersifat spiritual.

D. Problematika Agama dalam kehidupan sosial

Agama seharusnya menjadi sumber tatanan masyarakat dan perdamaian batin yakni sebagai sesuatu yang mengagungkan dan menghormati, serta menjadikan manusia menjadi beradab. Penerapan dari ajaran agama hendaknya menjadi tuntunan terhadap kehidupan manusia supaya terciptanya kebahagiaan bersama.

 Namun, jika dalam melaksanakan kehidupan sosial di masyarakat manusia dibawa ketiga permasalahan, yakni ketidakmampuan, ketidakberdayaan, dan ketidakpastian. Oleh karena itu pada zaman sekarang, kerap terjadi konflik sosial keagamaan yang diperankan oleh pemeluk agama itu sendiri.Mirisnya, ajaran agama sering dipandang sebagai pusatnya konflik. Hal itulah yang menjadikan ketidaksamaan antara teori dengan fakta yang ada, sehingga memunculkan suatu permasalahan yang pelik. Akan tetapi dengan masalah agama tersebut walaupun bertentangan dengan agama kita tidak bisa menghindarinya

Contohnya yaitu bayi tabung, yaitu ketika seorang wanita yang sudah bersuami akan tetapi sulit hamil dan satu – satunya jalan untuk mendapatkan anak adalah dengan bayi tabung. Akan tetapi di dalam agama islam bayi tabung itu tidak boleh , menjadi boleh asalkan sel telur dan sel sperma itu dari pasangan yang sudah menikah tersebut. Karena jika tidak dari pasangan yang sudah menikah akan menyebabkan kebingungan dalam menentukan nasab anaknya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Agama ialah suatu peraturan yang bisa menjauhkan manusia dari segala kekacauan, serta menuntun manusia agar bisa menjadi lebih teratur dan tertib.Unsur – unsur agama yaitu unsur kepercayaan atau keyakinan (credial), unsur peribadatan, aturan atau tata cara peribadatan (ritus), dan respon dari manusia yang bersifat emosionil. Kemudian tujuan beragama yaitu selamat, bahagia, sejahtera hidupnya baik di dunia maupun diakhirat.

Agama seharusnya menjadi sumber tatanan masyarakat dan perdamaian batin yakni sebagai sesuatu yang mengagungkan dan menghormati, serta menjadikan manusia menjadi beradab. Penerapan dari ajaran agama hendaknya menjadi tuntunan terhadap kehidupan manusia supaya terciptanya kebahagiaan bersama. Contohnya yaitu bayi tabung.

Daftar Pustaka

• A, Susanto. Filsafat Ilmu Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis Epistimologi dan Aksiologis, Jakarta: Bumi Aksara, Etty, Cetakan kedua.

• Elizabeth K. Motingkhan, 2002, Agama dan Masyarakat, Suatu Pengantar Sosiologi Agama, Jakarta:PT Raja Grafindo,Persada, Cetakan Kedua.

• Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Wahyuddin dkk 2009.

• Thomas F.O’dea, 1995, Sosiologi Agama, Jakarta : Rajawali Press


Comments

Popular posts from this blog

Habib Lutfi bin Yahya: Pencerahan Spiritual di Zaman Modern

Ilmu Kalam Klasik Pengertian, Jenis & Faktor

Tradisi Menabur Bunga di Atas Kuburan: Keindahan dan Makna dalam Budaya Jawa