MAKALAH BUKTI ADANYA TUHAN
MAKALAH BUKTI ADANYA TUHAN
Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Filsafat Agama
Dosen Pengampu : Dr. Fathul Mufid,M.S.I.
HALAMA
Disusun oleh :
Uswatun Hasanah (2030210068)
PROGRAM STUDI AKIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuhan, itulah yang sering terdengar dalam masalah filsafat maupun agama. Tuhan adalah masalah pokok dalam setiap agama dan filsafat. Agama tanpa kepercayaan tuhan tidak disebut dengan agama. Begitu juga filsafat, pembahasan dan pengertian tentang tuhan ada itu dalam Yunani. Memang tuhan disebut sebagai penggerak pertama yang berarti ia menjadi sebab oembuat (sebab, dalam kedudukan sebagai pembuat). Membuktikan tuhan berarti menyususn argument rasional untuk memberikan kepastian adanya tuhan, para teolog dan filsuf tidak pernah tercapai tetapi mereka mengemukakan pikiran pikiran yang merujuk ke arah tuhan, akan tetapi bukti tersebut bukanlah bukti yang sesungguhnya.
Membahas tentang agama merupakan hal yang tidak pernah habis untuk bisa diceritakan sampai saat ini. Masalah masalah mengenai agama seringkali membawa kita cenderung semakin memudahkan kita untuk hidup bersama sama, seolah olah agama bukan sebagai pencegah terjadinya masalah tetapi agama sebagai akar timbulnya masalah. Dalam perjalanan sejarah, beberapa abad setelah revolusi sains diikuti revolusi industry dan revolusi informasi, pengetahuan ilmiah kita tentang diri dan alam berubah secara dalam, namun Sebagian besar orang menegaskan gambaran yang diberikan oleh teologi agama, sehingga terdapat dua kebenaran yaitu menurut sains dan menurut teologi agama. Parahnya Sebagian besar orang saat ini lebih memilih percaya dengan kebenaran ilmiah karena dapat dibuktikan dengan kejelasan.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bukti adanya tuhan menurut para filosof?
2. Apa saja contoh bukti adanya tuhan?
B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang bukti adanya Tuhan menurut para filosof
2. Untuk mengerti contoh bukti adanya tuhan
BAB II
PEMBAHASAN
A. BUKTI ADANYA TUHAN MENURUT PARA FILOSOF
1. Menurut Plato
Plato adalah seorang filsuf pertama yang menulis secara filosofis dan secara sistematik teologis mengenai konsep ketuhanan sehingga dapat dikatakan bahwa ia adalah peletak dasar bagi ilmu teologia dan memberikan pengaruh besar bagi perkembangan filsafat barat khususnya tentang konsep ketuhanan. Pemikiran plato tentang ketuhanan yaitu upaya untuk mereformasi konsep ketuhanan yang terdapat pada masyarakat Yunani kuno.
Bukti adanya tuhan menurut plato yaitu seperti “dunia idea” miliknya, plato mengatakan bahwa dunia yang ditempati saat ini hanyalah bayangan, tidak nyata, dan berubah ubah. Sehingga akibat dari dunia yang berubah ubah atau dinamis seperti ini, memastikan bahwa ada penyebab di balik semua yang ada, yang nyata, dan kekal. Dan dibalik adanya itu semua, dibalik kekalan yaitu ada Tuhan Yang Maha Essa.
2. Menurut Immanuel Kant
Menurut Immanuel kant bukti adanya tuhan yaitu melalui bukti ontologis, kosmologis dan teleologis semuanya lemah tidak bisa membawa keyakinan terhadap Tuhan. Setelah mengkritik bukti-bukti di atas, Kant menghadirkan bukti moral untuk membuktikan eksistensi Tuhan. Menurut Kant manusia terdapat perasan moral yang ada dalam jiwa dan sanubarinya. Orang merasa bahwa ia mempunyai kewajiban untuk menjahui perbuatan yang buruk dan menjalankan perbuatan baik. Perintah ini bersifat mutlak dan universal karena hal itu merupakan kewajiban manusia. Dari uraian diatas argumen moral Kant, dapat di artikan perintah sanubari yang bersifat mutlak itu bukan hanya mengandung arti bahwa manusia wajib patuh pada perintah tersebut. Tetapi juga mengandung arti bahwa pada akhirnya perintah tersebut akan membawa pada summum bonun atau kesenangan yang tertinggi. Selanjutnya paham summum bonun ini membawa kepada adanya Tuhan. Karena logika tidak dapat membawa keyakinan terhadap Tuhan. Oleh karena itu, Kant mengatakan bahwa perasaan yang dapat menegaskan dengan jelas Tuhan itu ada. Kalau seandainya akal memberi kebebasan terhadap manusia untuk percaya dan tidaknya pada Tuhan, hati sanubarilah memberi perintah untuk percaya bahwa Tuhan itu ada.
3. Menurut AL KINDI
Al-Kindi adalah seorang penganut yang teguh dalam hal hukum Kausalitas. Ia juga menulis risalah-risalah khusus untuk membuktikan hal tersebut. Meski kita tidak dapat mengetahui dengan jelas argument-argumennya dengan pasti, namun dapat kita pahami pendapatnya bahwa Tuhan, alam (karyaNya) adalah sebuah sistem yang unsur-unsurnya saling berhubungan secara harmonis dan terkait antara satu dengan yang lain. Eksistensi yang lebih tinggi mempengaruhi eksistensi yang lebih rendah dan eksistensi yang lebih rendah tidak dapat mempengaruhi eksistensi yang lebih tinggi, karena yang lebih tinggi berdiri diatasnya dalam tatanan Wujud. Jadi, yang lebih tinggi menjadi sebab dan yang lebih rendah menjadi akibat.
Segala eksistensinya dibatasi oleh kausalitas. Dalam pembuktian adanya Tuhan secara filosofis dan juga teologis, menurut al-Kindi, Tuhan tidaklah memiliki hakekat dalam arti ‘aniah dan mahiah. Allah tidak ‘aniah karena Allah bukan benda yang memiliki sifat fisik dan tidak pula termasuk benda-benda di alam ini. Allah tidak tersusun dari materi dan bentuk. Allah tidak mahiah karena Allah tidak berupa jenus atau spesies. Bagi al-Kindi, Allah adalah unik. Dia hanya satu dan tidak ada yang setara denganNya. Dialah yang benar pertama dan yang benar tunggal. Selain dariNya semua mengandung arti banyak.
B. BUKTI ADANYA TUHAN
Sejak awal kehidupan manusia di planet ini, manusia selalu berusaha untuk memahami alam, rencana penciptaan, dan tujuan dari hidup. Dalam mencari kebenaran dengan memutar kembali berabad-abad dan peradaban-peradaban yang berbeda, agama yang diorganisir sudah membentuk hidup manusia dengan maksud yang sangat luas dan besar, untuk sebuah kebenaran sejarah. Sementara beberapa agama didasarkan pada buku, yang diakui oleh para pengikut mereka untuk diilhami secara sempurna, yang lain sudah mempercayakan semata-mata karena pengalaman manusia. Ada beberapa ulasan ayat-ayat suci dihubungkan dengan teori-teori ilmiah untuk mendukung kebenaran adanya Tuhan.
1. Ilmu Janin
Manusia diciptakan dari Alaq
Beberapa tahun yang lalu sekelompok orang Arab mengumpulkan semua informasi tentang ilmu janin dari al-Qur’an dan mengikuti petunjuk-Nya. Semua informasi dari al-Qur’an dikumpulkan, di terjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diperkenalkan kepada Prof. Dr. Keith Moore, seorang profesor Ilmu Janin dan pimpinan Departemen Anatomi di Universitas Toronto di Kanada. Sekarang ia ahli tertinggi dalam bidang embriologi. Ia diminta untuk memberikan pendapat tentang informasi dari ayat al-Qur’an tersebut. Setel berhati-hati menguji terjemahan tersebut, Dr. Moore berkata bahwa kebanyakan informasi tentang ilmu janin tersebut sangat cocok dengan penemuan-penemuan modern di bidang ilmu janin dan bagaimanapun juga mereka tidak bertentangan. Ia menambahkan bahwa ada beberapa ayat dengan ketelitian ilmiah, ia tidak bisa berkomentar, karena ia sendiri tidak mengetahui informasi yang ada disana.
Pada 1981, selama kongres kesehatan ketujuh di Dammam, Saudi Arabia, Dr. Moore mengatakan, “adalah hal yang menyenangkan bagi saya untuk membantu memperjelas pernyataan-pernyataan dalam al-Qur’an tentang pertumbuhan manusia. Hal itu jelas bagi saya bahwa pernyataan-pernyataan itu datang kepada Muhammad dari Allah, karena hampir semua pengetahuan ini tidak ditemukan sampai berabad-abad kemudian. Ini membuktikan kepada saya bahwa Muhammad mempunyai seorang pengantar wahyu dari Allah”.
2. BENDA BENDA LUAR ANGKASA
Tuhan menciptakan beberapa galaksi, benda benda luar angkasa. Dimana benda benda luar angkasa yang berbentuk berbagai macam yang diluar angkasa terdapat berjuta juta bahkan bermiliyar miliyar benda angkasa yang berjalan tanpa menabrak satu sama lain tetapi benda luar angkasa berjalan sesuai garis rotasinya masing masing yang sudah diatur oleh tuhan yang maha essa, dan akan ditabrakkan oleh tuhan pada saat hari kiamat tiba. Dan hal itu termasuk bukti dari adanya tuhan serta bukti bahwa tuhan itu ada.
3. MAKHLUK HIDUP DIDUNIA
Dibidang ilmu sains yang sering diakui oleh makhluk manusia karena bisa dibuktikan denganjelas. Disitu tuhan membuktikan bahwasanya ada dua ekor burung dimana burung yang satu bisa menangkap ikan akan tetapi tidak pemakan ikan ikan melainkan pemakan ulat. Dan burung yang satu pemakan ikan tetapi tidak bisa menangkap ikan. Nah dari situlah dua ekor burung saling bekerjasama dengan saling membantu, padahal burung tidak diberikan akal oleh tuhan. Dan disitulah termasuk bukti tentang adanya tuhan bahwa ada dzat yang saling menggerakkan burung tersebut.
Bukti yang lain yaitu ada dua ekor belalang dengan berbeda jenis dengan jarak antara belalang jantan dan betina sekitar kurang lebih seribu mill, namun belalang jantan bisa menemui belalang betina padahal seekor belalang tidak tau mana arahnya. Dan hal itulah termasuk bukti bahwa adanya tuhan karena ada dzat tuhan yang mampu menggerakkan belalang hingga ribuan mill,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan Allah dan manusia adalah permasalahan teologi yang diperdebatkan ulama kalam. Ini terjadi karena perbedaan pandangan tentang kehendak Allah dan perbuatan manusia. Apakah hasil dari manusia itu sendiri atau merupakan kehendak mutlak dari Allah sebagai zat yang mahakuasa. Pengakuan ketuhanan adalah manifestasi dari perimbangan pikir dan emosional untuk betul-betul berani mengatakan Allah adalah Tuhan. Ketika satu ide keagamaan tidak lagi efektif, maka ia segera akan diganti, seperti ide tentang Tuhan Langit, tanpa menimbulkan banyak kegaduhan. Dalam era kita sekarang ini, banyak orang akan mengatakan bahwa Tuhan yang telah disembah berabad-abad oleh umat Yahudi, Kristen, dan Islam telah menjadi sejauh Tuhan Langit. Sebagian lainnya bahkan dengan terang-terangan mengklaim bahwa Tuhan telah mati. Yang jelas dia tampak telah sirna dari kehidupan semakin banyak orang, terutama di Eropa Barat. Sains dan Tuhan seolah sangat sulit sekali jika harus di bahas bersamaan. Agama yang irasional dan tidak terjangkau akal memang hal yang menakutkan jika dibarengi dengan kajian ilmiah. Karena dalam banyak hal, kebenaran agama adalah hal yang bertolak belakang dengan kebenaran secara ilmiah.
Comments