Pengamatan Satwa Liar – Pengertian & Metode

Pati, rimamustajab.online -Pengamatan Satwa Liar – Pengertian dan Metode- Dalam dunia penelitian, khususnya yang melibatkan hewan, istilah observasi hewan sudah terlalu familiar. Hewan liar merupakan salah satu jenis hewan yang sering dijadikan objek penelitian. Pengamatan ini memiliki tujuan tertentu dan juga menggunakan metode tersendiri.

Definisi satwa liar

Menurut definisi yang dikutip oleh Dirjen Depjen Kehutanan dan Konservasi Alam (1993), satwa adalah segala jenis sumber daya alam hewani dari satwa yang hidup di darat, di air, dan di udara.

Secara khusus pengertian satwa liar adalah jenis vertebrata yang hidup di alam dan juga berasosiasi dengan lingkungan sekitarnya. Satwa liar mencakup semua jenis hewan yang hidup di darat, di air dan di udara serta memiliki dan mempertahankan sifat liarnya ketika berada di alam liar atau ketika dipelihara oleh manusia.



Pada umumnya satwa liar dapat ditemukan di hutan yang masih alami dan jarang tersentuh tangan manusia. Beberapa jenis satwa liar antara lain harimau, orang utan, gajah dan berbagai jenis burung tersebar di seluruh Indonesia terutama Sumatera, Kalimantan dan Papua.

Satwa liar berperan penting dalam kelestarian ekosistem hutan. Hewan liar ini berinteraksi dengan lingkungannya, baik tumbuhan di sisi biologis maupun tanah di sisi abiotik. Interaksi ini akan membuat siklus alam dan rantai makanan bekerja di dalam hutan.

Peran satwa liar

Secara umum peran satwa liar dapat dibedakan menjadi dua yaitu fungsi ekologis dan fungsi biologis. Fungsi ekologi berhubungan dengan aspek biologis seperti peran hewan dalam membantu tumbuhan untuk bereproduksi sedangkan faktor biologis berhubungan dengan aspek abiotik seperti membantu hewan memperbaiki tanah.

Selain hewan liar, ada salah satu jenis hewan yang memiliki kekerabatan dengan hewan tersebut yaitu hewan liar merupakan hewan tertua. Hewan ini sempat didomestikasi oleh manusia, namun kemudian dilepaskan ke alam liar dan menjadi hewan liar. Spesies liar yang dilindungi

Ada banyak jenis satwa liar yang dilindungi dan hidup di alam bebas. Hewan liar ini dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok yang lebih spesifik. Kelompok-kelompok ini adalah mamalia, burung, dan reptil sebagai berikut:

1. Mamalia

Ada beberapa jenis mamalia yang tergolong satwa liar di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah lutung jawa (Trachypithecus auratus), kelelawar buah besar (Pteropus vampyrus), kancil (Tragulus spp.), beruang madu (Helarctos malayanus), monyet (Macaca nemestrina) dan babi-landak (Hystrix brachyura). . Selain spesies ini juga terdapat owa (Symphalangus syndactylus), trenggiling (Manis javanica), musang musang (Paradoxurus hermaphroditus), owa atau owa (Hylobates agilis), orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus), monyet kera (Trachypithecus auratus). kucing liar (Felis bangalensis), kukang (Nyctivebus coucang) dan binturong (Arstictis binturong).

2. Chim

Beberapa jenis burung di Indonesia merupakan satwa liar yang dilindungi, yaitu kakatua kepala merah (Lorius demicellus), Cendrawasih Kecil (Paradiseae minor), kasturi kepala hitam (Lorius lory), kasturi kusam (Lorius).garnulus), Seruling Bali (Leucopsar rotschildi), Ketupa Hantu (Ketupa ketupu) dan Perkici Pelangi (Trichoglossus haematodus).

Ada juga merak biru (Pavo muticus), cekakak jawa (Halcyon cyanoventris), nuri (Electus rotatus), takur tohtor (Megalaima armilairis), jalak (Sturnus melanopterus), jalak (sturnus contra), elang jawa (Nisaetus bartelsi), putih -perut albatros (Haliaectus leucogaster) dan rangkong (Aceros undulatus).

Tidak hanya itu, terdapat burung liar lainnya seperti elang ular (Spilornis cheela), kakatua warna-warni (Pitta guajana), macaw (Cacatua molucensis), kakatua taimbar (Cacatua goffoni), kakatua besar (Cacatua Galeritta). ), kakatua raja (Probosciger aterrimus), kakatua belerang (Cacatua sulphurea) dan kakatua putih (Cacatua alba). 

3. Reptil

Dari kelompok reptilia, beberapa jenis satwa yang dilindungi antara lain tuntong (Batagur burneoensis), kura-kura leher ular Pulau Rote (Chelodina mccordi), kura-kura hidung babi (Carettochelys inscultupa), kura-kura gading atau kura-kura biuku (Orlita borneensis). .dan kura-kura Sulawesi. 

menonton binatang liar

Pengamatan satwa liar dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan beberapa jenis metode. Setidaknya ada tiga metode yang paling umum digunakan, yaitu metode penampang garis lurus, penampang strip, dan juga metode penghitungan agregat.

1. Penampang

Cross-section adalah metode umum yang digunakan oleh pengamat untuk mengamati satwa liar. Dalam metode ini, pengamat terlebih dahulu menentukan garis pandang, garis yang memotong kontur, titik awal pengamatan, serta waktu awal dan akhir pengamatan. Keunikan dari metode ini adalah harus ditentukan garis potong linier yaitu jarak antara pengamat dengan hewan, jarak garis potong dari kanan ke kiri, serta sudut kontak antara garis yang diamati yang telah ditentukan dan diposisikan sebelumnya. fauna yang akan ditemukan.

2. Strip penampang

Metode cross-sectional jalur adalah cara pengamatan satwa liar dengan pengambilan sampel satwa liar sebagai unit pengambilan sampel garis pengamatan.

Sebelum melakukan pengamatan, perlu dipersiapkan panjang dan lebar jalur yang terkena vegetasi saat menuju ke lapangan. Selain itu, perlintasan sejajar juga perlu didefinisikan terlebih dahulu seperti garis perpotongan dengan garis kontur. Setelah semuanya selesai, lanjutkan membuat gambar di peta.

Pengamat menentukan titik awal dari setiap garis pengamatan. Waktu awal dan akhir pengamatan juga harus dicatat dengan cermat. Pada tahap pengamatan dilakukan pencatatan data mengenai jenis satwa yang ditemukan, jumlah individu, klasifikasi berdasarkan umur, jenis kelamin dan ciri-ciri.

3. Metode konsentrasi (penghitungan konsentrasi)

Metode ini berfokus pada observasi lapangan. Artinya, pengamat akan turun sendiri untuk menanyakan kepada petugas tentang berbagai jenis satwa liar yang biasa ditemui. Selain itu, pengamat menentukan titik pengamatan dan kemudian mengatur waktu mulai dan akhir pengamatan.

Yang penting dalam metode fokus adalah keadaan daerah yang ditempati untuk observasi. Ini termasuk penutup tanah, sumber air dan pakan ternak. Pengamat kemudian harus mencatat banyak hal yang berkaitan dengan karakteristik spesies satwa liar yang diamati.  

Comments

Popular posts from this blog

Habib Lutfi bin Yahya: Pencerahan Spiritual di Zaman Modern

Ilmu Kalam Klasik Pengertian, Jenis & Faktor

Tradisi Menabur Bunga di Atas Kuburan: Keindahan dan Makna dalam Budaya Jawa