Home Life Education Penokohan: Pengertian, Jenis, Dan Cara Penggambarannya!

 Saat membuat atau menyusun cerita, Anda biasanya menggunakan banyak karakter. Setiap karakter juga memiliki kepribadian yang berbeda, yang membuat ceritanya menarik dan penuh warna. Proses ini disebut karakterisasi.



Jadi apa itu karakterisasi? Jenis apa yang ada dan bagaimana mereka dijelaskan? Penjelasannya bisa kamu simak di bawah ini!

1. Definisi karakterisasi

Karakterisasi: Pengertian, jenis dan cara mendeskripsikannya! gambar seorang wanita sedang membaca buku

Mengutip laman Kemdikbud, penokohan berarti melukiskan gambaran yang jelas tentang sosok yang dihadirkan dalam cerita. Istilah penokohan memiliki arti yang lebih luas dari karakter. Penokohan adalah tentang masalah tokoh dalam cerita, bagaimana mereka digambarkan dan bagaimana mereka ditempatkan dan digambarkan dalam cerita.

Biasanya, nama-nama tertentu digunakan dalam penokohan, yang dapat menggambarkan perasaan, pikiran, dan impian imajinasi karakter lain. Pengarang mengungkapkan ciri-ciri tokoh melalui aspek fisiologis, sosiologis, dan psikologis tokoh itu sendiri.

2. Jenis-jenis tokoh dalam cerita fiksi

Dalam cerita fiksi, penokohan juga menggambarkan tokoh dalam cerita dengan ciri-cirinya. Menurut situs Pusat Bahasa Jawa Tengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tokoh dalam cerita fiksi memiliki peran penting dalam membuat cerita menjadi menarik. Keberadaannya membuat sejarah menjadi hidup. Biasanya tokoh adalah orang-orang yang diciptakan oleh pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa dalam cerita. Angka ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Inilah beberapa di antaranya.

1. Berdasarkan fungsinya

Tokoh utama: Ia berperan penting dalam cerita baik sebagai pengarang peristiwa maupun sebagai subjek peristiwa. Karakter pembantu:

Peran tambahan dalam cerita dan kehadiran karakter ini hanya mendukung karakter utama.

2. Berdasarkan peran

Tokoh utama: Karakter yang dikagumi oleh pembaca, yang perilakunya mencerminkan kehendak pembaca.

Lawan: Karakter yang menyebabkan konflik dan ketegangan yang dialami oleh karakter utama.

3. Berdasarkan karakter

  • Bilangan Sederhana: Hanya sifat pribadi atau karakter tertentu. Biasanya datar dan monoton.
  • Pola kompleks:  Menunjukkan berbagai kemungkinan dalam hidupnya, kepribadiannya, dan identitasnya. Karakternya lunak, ia dapat menunjukkan karakter atau perilaku yang berbeda, bahkan kontradiktif dan tidak dapat diprediksi.
  • Karakter khas: Hanya sedikit individualitas yang terlihat dan lebih banyak kualitas pekerjaan, kebangsaan atau sesuatu yang lebih representatif
  • Karakter netral: Dikreditkan untuk cerita itu sendiri, dia adalah karakter fiksi yang hanya ada di dunia fiksi. Dia hanya ada untuk kepentingan cerita, atau dia sebenarnya pencipta cerita yang diceritakan.
  • Angka Statis: Dia tidak mengalami perubahan atau kemajuan dalam karakternya sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi.
  • Karakter yang Dikembangkan: Rasakan perubahan dan pengembangan karakter berdasarkan peristiwa yang dinarasikan dan alur cerita. 

3. Cara mendeskripsikan karakter

Ini adalah metode yang sering digunakan untuk menggambarkan karakter dalam cerita. Menurut buku Metode Penokohan Kajian Fiksi karya Albertine Minderop (2005), biasanya ada dua cara untuk mencirikan tokoh dalam sebuah cerita, yaitu langsung dan tidak langsung. Inilah penjelasannya.

1. metode langsung

Pengarang secara langsung mengungkapkan watak atau watak tokoh. Cara ini biasanya digunakan dalam cerita fiksi kuno, sehingga pembaca hanya mengandalkan penjelasan langsung dari penulisnya.

Kelemahan metode ini terletak pada sifat mekanismenya yang membatasi imajinasi pembaca. Keuntungannya adalah kesederhanaan dan ekonomi.

2. metode tidak langsung

Metode ini tampaknya mengabaikan penulis. Dengan demikian, tokoh dalam sebuah cerita atau karya sastra dapat merepresentasikan dirinya secara langsung melalui tingkah lakunya. Sifat tokoh disimpulkan dari pemikiran, percakapan, tingkah laku tokoh, dan melalui tokoh lain yang secara tidak langsung menceritakannya. Selain itu, metode ini memiliki enam fungsi. Inilah beberapa di antaranya.

3. Karakterisasi melalui dialog

  • tempat dan percakapan
  • Identitas karakter seperti yang diterima oleh pembicara
  • Kualitas mental karakter dikenali dari ketegangan dan fluiditas saat karakter berbicara
  • Aksen, dialek, dan kosa kata
  • Melalui tindakan para tokoh

Comments

Popular posts from this blog

Habib Lutfi bin Yahya: Pencerahan Spiritual di Zaman Modern

Ilmu Kalam Klasik Pengertian, Jenis & Faktor

Tradisi Menabur Bunga di Atas Kuburan: Keindahan dan Makna dalam Budaya Jawa