Bagaimana pandangan Ibnu Katsir tentang pujian dan syukur dalam konteks tindakan sehari-hari

 Bagaimana pandangan Ibnu Katsir tentang pujian dan syukur dalam konteks tindakan sehari-hari


Pandangan Ibnu Katsir tentang pujian (alhamdulillah) dan syukur (ash-shukru) dalam konteks tindakan sehari-hari dapat dilihat dari beberapa sumber:


1. **Pengertian Pujian (Alhamdulillah)**:

   - Pujian (alhamdulillah) adalah bentuk penghargaan yang dilakukan karena mendapatkan dan tidak mendapatkan nikmat. Pujian ini dilakukan dengan lisan, yang berarti mengucapkan kata-kata pujian kepada Allah. Pujian ini juga dapat dilakukan karena sifat-sifat Allah yang luas jangkauannya, seperti kehidupan, pendengaran, penglihatan, dan ilmu[1][2].


2. **Pengertian Syukur (Ash-Shukru)**:

   - Syukur (ash-shukru) adalah bentuk penghargaan yang dilakukan hanya karena mendapatkan nikmat. Syukur ini dilakukan dengan hati, lisan, dan anggota badan. Syukur ini mencakup ketenangan dan ketundukan dengan hati, pujian dan pengakuan dengan lisan, serta taat dan pelaksanaan dengan anggota badan[1][2].


3. **Perbedaan Pujian dan Syukur**:

   - Pujian (alhamdulillah) dapat dilakukan karena sifat-sifat Allah yang luas jangkauannya, sedangkan syukur (ash-shukru) hanya dilakukan karena nikmat yang diterima. Pujian ini dilakukan dengan lisan, sedangkan syukur ini dilakukan dengan hati, lisan, dan anggota badan. Syukur ini juga mencakup tindakan dan pelaksanaan, sementara pujian ini hanya melibatkan ucapan lisan[1][2].


4. **Contoh Tindakan Sehari-hari**:

   - Contoh pujian (alhamdulillah) adalah mengucapkan "Segala puji bagi Allah" karena Allah adalah Yang Maha Hidup, memiliki pendengaran dan penglihatan, dan memiliki ilmu yang tak terbatas. Contoh syukur (ash-shukru) adalah mengucapkan "Kami bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya" karena Allah telah memberikan nikmat yang besar kepada kita[1][2].


### Kesimpulan

Pandangan Ibnu Katsir tentang pujian dan syukur dalam konteks tindakan sehari-hari menekankan bahwa pujian (alhamdulillah) adalah penghargaan yang dilakukan karena sifat-sifat Allah, sementara syukur (ash-shukru) adalah penghargaan yang dilakukan karena nikmat yang diterima. Keduanya memiliki perbedaan dalam bentuk ekspresi, dengan pujian dilakukan dengan lisan dan syukur dilakukan dengan hati, lisan, dan anggota badan.


Citations:

[1] [PDF] Syukur wa Kufur Nikmat Fil Al Quran - CV MARYAM SEJAHTERA https://maryamsejahtera.com/index.php/Religion/article/download/14/11/25

[2] Syarhus Sunnah: Pujian dan Syukur kepada Allah - Rumaysho.Com https://rumaysho.com/18314-syarhus-sunnah-pujian-dan-syukur-kepada-allah.html

[3] [PDF] Syukur dalam Perspektif Al-Qur'an Setudi komparasi tafsir ibn katsir ... https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/takwiluna/article/download/1090/789

[4] [PDF] Syukur Sebagai Fondasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi Al-Qur'an ... https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/alfath/article/download/9419/4965/30910

[5] Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 52 - NU Online https://islam.nu.or.id/tafsir/tafsir-surat-al-baqarah-ayat-52-9DcAq

Comments

Popular posts from this blog

Habib Lutfi bin Yahya: Pencerahan Spiritual di Zaman Modern

Ilmu Kalam Klasik Pengertian, Jenis & Faktor

Tradisi Menabur Bunga di Atas Kuburan: Keindahan dan Makna dalam Budaya Jawa