Prosedur Penyelesaian Hibah, Wasiat Pra dan Pasca Undang-Undang No.7 Tahun 1989 Ditinjau Menurut Hukum Islam
Prosedur Penyelesaian Hibah, Wasiat Pra dan Pasca Undang-Undang No.7 Tahun 1989 Ditinjau Menurut Hukum Islam
Prosedur penyelesaian hibah, wasiat pra dan pasca Undang-Undang No.7 Tahun 1989 ditinjau menurut Hukum Islam dan hukum negara Indonesia. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:
### Hibah
1. **Definisi Hibah**: Hibah adalah suatu pemberian yang tidak memerlukan syarat-syarat tertentu dan tidak dapat ditarik kembali. Hibah dapat berupa harta benda, uang, atau jasa.
2. **Syarat Hibah**: Hibah harus dilakukan dengan cara yang sah dan tidak dapat ditarik kembali. Hibah juga harus dilakukan dengan niat yang jelas dan tidak berdasarkan tekanan atau paksaan.
3. **Pengaturan Hibah**: Hibah diatur dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 210 dan Pasal 212. Hibah tidak dapat ditarik kembali kecuali hibah kepada anaknya.
4. **Pengembalian Hibah**: Hibah dapat ditarik kembali jika hibah tersebut tidak sesuai dengan syarat-syarat yang diatur dalam KHI.
### Wasiat
1. **Definisi Wasiat**: Wasiat adalah suatu pernyataan yang berisi keinginan seseorang untuk meninggalkan harta benda atau jasa setelah ia meninggal.
2. **Syarat Wasiat**: Wasiat harus dilakukan dengan cara yang sah dan tidak dapat ditarik kembali. Wasiat juga harus dilakukan dengan niat yang jelas dan tidak berdasarkan tekanan atau paksaan.
3. **Pengaturan Wasiat**: Wasiat diatur dalam KHI Pasal 85-97. Wasiat tidak dapat ditarik kembali kecuali jika wasiat tersebut tidak sesuai dengan syarat-syarat yang diatur dalam KHI.
4. **Pengembalian Wasiat**: Wasiat dapat ditarik kembali jika wasiat tersebut tidak sesuai dengan syarat-syarat yang diatur dalam KHI.
### Pasca Undang-Undang No.7 Tahun 1989
1. **Perubahan Undang-Undang**: Undang-Undang No.7 Tahun 1989 telah mengalami perubahan beberapa kali, termasuk perubahan menjadi Undang-Undang No.3 Tahun 2006 dan Undang-Undang No.50 Tahun 2009.
2. **Kedudukan Hibah dan Wasiat**: Hibah dan wasiat diatur dalam KHI dan Undang-Undang No.7 Tahun 1989. Hibah dan wasiat harus dilakukan dengan cara yang sah dan tidak dapat ditarik kembali.
3. **Pengembalian Hibah dan Wasiat**: Hibah dan wasiat dapat ditarik kembali jika tidak sesuai dengan syarat-syarat yang diatur dalam KHI dan Undang-Undang No.7 Tahun 1989.
Dalam kesimpulan, prosedur penyelesaian hibah, wasiat pra dan pasca Undang-Undang No.7 Tahun 1989 ditinjau menurut Hukum Islam dan hukum negara Indonesia. Hibah dan wasiat harus dilakukan dengan cara yang sah dan tidak dapat ditarik kembali. Hibah dan wasiat dapat ditarik kembali jika tidak sesuai dengan syarat-syarat yang diatur dalam KHI dan Undang-Undang No.7 Tahun 1989.
Citations:
[1] [PDF] Kompilasi Hukum Islam - Perpustakaan Mahkamah Agung https://perpustakaan.mahkamahagung.go.id/assets/resource/ebook/23.pdf
[2] Problematika Undang-Undang NO.7 Tahun 1989 Oleh : Drs. Hasim | (18/1) https://badilag.mahkamahagung.go.id/artikel/publikasi/artikel/problematika-undang-undang-no7-tahun-1989-oleh-drs-hasim-181
[3] [PDF] BAB I PENDAHULUAN - IAIN Kudus Repository http://repository.iainkudus.ac.id/9950/4/BAB%20I.pdf
[4] [PDF] BAB II KERANGKA TEORI A. Teori-Teori Yang Terkait Dengan ... http://repository.iainkudus.ac.id/9950/5/BAB%20II.pdf
[5] [PDF] KONSEP NUSYUZ MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM ... https://repository.uinsaizu.ac.id/2042/2/COVER_BAB%201_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
Comments