Fikih Budaya: Berbudaya untuk Kebaikan

 buatkan artikel tentang Fikih Budaya: Berbudaya untuk Kebaikan!


Fikih Budaya: Berbudaya untuk Kebaikan!


Dalam era globalisasi yang sangat dinamis, budaya dan kehidupan sosial masyarakat terus berkembang. Hal ini menuntut adanya pendekatan tertentu dalam penetapan hukum Islam kontemporer, khususnya dalam aspek budaya dan adat istiadat yang senantiasa berkembang tanpa batas. Memperkenalkan dan mensosialisasikan pendekatan Fikih Budaya di tengah masyarakat menjadi penting. Berikut ini adalah beberapa poin penting tentang Fikih Budaya dan bagaimana berbudaya untuk kebaikan.


### Fikih Budaya: Berbudaya untuk Kebaikan


Fikih Budaya adalah suatu pendekatan yang mengintegrasikan hukum Islam dengan budaya dan kehidupan sosial masyarakat. Dalam kaidah Fikih disebutkan bahwa hukum itu berputar bersama alasan hukumnya dalam mewujudkan dan meniadakan hukum. Ibn Qayyim al-Jawziyyah menyatakan bahwa perubahan fatwa dapat terjadi dikarenakan adanya perubahan zaman, tempat, keadaan, dan kebiasaan. Jika pendapat ini diikuti, hukum Islam bersifat responsif dan sekaligus adaptif.


### Pentingnya Pendekatan Fikih Budaya


Pendekatan Fikih Budaya memerlukan keterlibatan cendekiawan agama dan pemimpin masyarakat Muslim untuk memahami konteks lokal dan berdiskusi dengan komunitas untuk mencapai solusi hukum yang sesuai dengan keadaan mereka. Tujuannya adalah untuk memungkinkan umat Islam minoritas untuk menjalani kehidupan yang seimbang antara agama mereka dan masyarakat tempat mereka tinggal, sambil tetap memegang teks normatif keagamaan yang terdapat di dalam al-Quran dan al-Sunnah.


### Berbudaya untuk Kebaikan


Berbudaya juga seharusnya untuk kebaikan. Berbudaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Dalam berbudaya, kita harus mempertimbangkan prinsip-prinsip bersifat absolut dan universial, seperti prinsip kebebasan dan pertanggungjawaban individu, prinsip kesetaraan derajat manusia di hadapan Tuhan, prinsip keadilan, prinsip tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, prinsip menepati janji dan menjunjung tinggi kesepakatan, dan prinsip tolong menolong untuk kebaikan.


### Kesimpulan


Fikih Budaya adalah suatu pendekatan yang sangat penting dalam menghadapi dinamika masyarakat yang terus berkembang. Berbudaya untuk kebaikan berarti mempertahankan nilai-nilai budaya yang positif dan mengembangkan nilai-nilai yang lebih baik. Dengan demikian, Fikih Budaya dapat menjadi suatu cara untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan lebih harmonis di tengah masyarakat.


### Referensi


- Idri (2012). Pengenalan metodologi filosofis dalam kajian Fikih Budaya dan sosial.

- Keesing, R. M. (1974). Theories of culture.

- Koentjaraningrat, R. M. (1971). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan.

- Fathul Wahid (2019). Sambutan Rektor dalam Diskusi Fikih Budaya.

- Tamyiz Mukharrom (2019). Seminar Kajian Fikih Budaya.

- Hamim Ilyas (2019). Seminar Kajian Fikih Budaya.

- Aguk Irawan (2019). Seminar Kajian Fikih Budaya.

- Kompasiana (2019). Fiqih dan Budaya.

- An Nawawi (2021). Membaca Dasar-Dasar dan Implementasi Fikih Budaya.

- Mahally (2021). Pentingnya Pendekatan Fikih Budaya di Tengah Masyarakat.


Citations:

[1] Fikih Budaya: Berbudaya untuk Kebaikan! https://www.uii.ac.id/fikih-budaya-berbudaya-untuk-kebaikan/

[2] Pentingnya Pendekatan Fikih Budaya di Tengah Masyarakat https://www.uii.ac.id/pentingnya-pendekatan-fiqh-budaya-di-tengah-masyarakat/

[3] Fiqih dan Budaya Halaman 1 - Kompasiana.com https://www.kompasiana.com/amamur/56d5ce05f57a61b8240d34cf/fiqih-dan-budaya

[4] [PDF] MEMBACA DASAR-DASAR DAN IMPLEMENTASI FIKIH BUDAYA ... https://ejournal.stifsyentra.ac.id/index.php/annawawi/article/download/7/5

[5] Pentingnya Pendekatan Fikih Budaya di Tengah Masyarakat - Mahally https://mahally.ac.id/pentingnya-pendekatan-fikih-budaya-di-tengah-masyarakat/

Comments

Postingan Populer

Bid'ah sebagai Sebab Kemunduran Islam Menurut Rasyid Ridha