Bab Haji dalam Kitab Bulughul Maram: Keutamaan Ihram dan Aspek-Aspeknya

 buatkan artikel tentang: Bab Haji dalam Kitab Bulughul Maram: keutamaan ihram dan aspek-aspek di dalamnya serta batasan nya


Bab Haji dalam Kitab Bulughul Maram: Keutamaan Ihram dan Aspek-Aspeknya


Kitab Bulughul Maram, yang ditulis oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Ashqolani, adalah sumber penting dalam memahami keutamaan dan aspek-aspek haji. Dalam bab haji, kitab ini menyoroti beberapa hadits yang terkait dengan keutamaan haji dan umrah, serta batasan-batasan yang harus diperhatikan oleh jamaah haji.


### Keutamaan Haji


Dalam hadits No. 726, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Umrah ke umrah menghapus dosa antara keduanya, dan tidak ada pahala bagi haji mabrur kecuali surga."[2] Hadits ini menunjukkan bahwa haji memiliki keutamaan yang sangat tinggi, sehingga setiap jamaah haji harus berusaha untuk melaksanakan haji dengan baik dan benar.


### Aspek-Aspek Haji


Dalam hadits No. 759, Umar Radliyallaahu 'anhu mencium Hajar Aswad dan berkata: "Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau hanyalah batu yang tidak membahayakan dan tidak memberi manfaat. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menciummu, aku tidak akan menciummu."[1] Hadits ini menunjukkan bahwa Hajar Aswad memiliki keutamaan sebagai tempat berhenti dan berdoa.


### Batasan Haji


Dalam hadits No. 780, Jabir Radliyallaahu 'anhu berkata: "Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melempar Jumrah pada hari Raya Kurban saat waktu dluha. Namun setelah itu (beliau melemparnya) bila matahari tergelincir."[1] Hadits ini menunjukkan bahwa batasan waktu untuk melempar Jumrah harus diperhatikan.


Dalam hadits No. 735, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ya, berhajilah untuknya. Bagaimana pendapatmu seandainya ibumu menanggung hutang, tidakkah engkau yang membayarnya? Bayarlah pada Allah, karena Allah lebih berhak untuk ditepati."[2] Hadits ini menunjukkan bahwa batasan keutamaan haji juga berlaku untuk berhaji untuk orang lain.


Dalam hadits No. 593, Aisyah Radliyallaahu 'anha bertanya: "Ya Rasulallah, apakah wanita wajib berjihad?" Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Iya, sebenarnya sebagaimana umum diketahui bahwa wanita tidak wajib berjihad tapi Rasulullah memberikan alternatif jihad bagi wanita."[4] Hadits ini menunjukkan bahwa batasan keutamaan haji juga berlaku untuk wanita.


### Kesimpulan


Dalam bab haji Kitab Bulughul Maram, beberapa hadits menyoroti keutamaan haji dan umrah, serta batasan-batasan yang harus diperhatikan oleh jamaah haji. Keutamaan haji mencakup penghapusan dosa dan pahala surga, serta keutamaan tempat-tempat berhenti dan berdoa. Batasan-batasan haji meliputi waktu melempar Jumrah, berhaji untuk orang lain, dan alternatif jihad bagi wanita. Dengan memahami keutamaan dan batasan-batasan haji, jamaah haji dapat melaksanakan haji dengan baik dan benar.


Citations:

[1] Bulughul Maram - BAB SIFAT HAJI DAN MASUK KOTA MAKKAH http://islamic-defenders.blogspot.com/2012/07/bulughul-maram-bab-sifat-haji-dan-masuk.html

[2] Bulughul Maram - BAB KEUTAMAAN HAJI DAN YANG BERKEWAJIBAN ... http://islamic-defenders.blogspot.com/2012/07/bulughul-maram-bab-keutamaan-haji-dan.html

[3] Bulughul Maram Kitab Haji | PDF - Scribd https://www.scribd.com/doc/208800895/Bulughul-Maram-Kitab-Haji

[4] Syarah Bulughul Maram : Hadits No 593 Bab Haji - YouTube https://www.youtube.com/watch?v=TjDL7Ok9pzc

[5] Ibadah Haji dan Umroh - Kitab Bulugul Maram | Gema Risalah https://www.gemarisalah.com/ibadah-haji-dan-umroh/

Comments

Popular posts from this blog

Habib Lutfi bin Yahya: Pencerahan Spiritual di Zaman Modern

Ilmu Kalam Klasik Pengertian, Jenis & Faktor

Tradisi Menabur Bunga di Atas Kuburan: Keindahan dan Makna dalam Budaya Jawa