Ilmu Kalam Klasik Pengertian, Jenis & Faktor

Nama :syahrul gunawan

Kelas : B4AFR

Nim: 2030210030

Pengertian Ilmu Kalam

 Faktor Internal

 Ilmu Kalam Dalam Ulama
Ø  Aliran Mu'tazilah: tidak menerima kedua pendapat diatas. Bagi mereka, orang yang berdosa besar bukan kafir tetapi bukan pula mukmin. Mereka mengambil posisi antara mukmin dan kafir, yang dalam bahasa Arabnya terkenal dengan istilah al-Manzilah bain al-Manzilatain (posisi di antara dua posisi).
Ilustrasi 

 Pandangan Tentang Tuhan

 Aliran 

Ilmu kalam ialah Ilmu yang membahas soal-soal keimanan yang sering juga disebut Ilmu Aqaid atau Ilmu Ushuluddin. Adapun menurut ibnu khaldun ialah Ilmu yang mengandung argument-argument rasional untuk membela Aqidah-aqidah Imanya dan mengandung penolakan terhadap golongan bid’ah (perbuatan-perbuatan baru tanpa contoh) yang didalam aqidah menyimpang dari mazhab salah dan ahli sunnah. Sedangkan prinsip-prinsip dasarnya yaitu Dasar-dasar ilmu kalam dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dalil naqli ( al-Qur’an dan Hadits ) dan dalil aqli ( akal pemikiran manusia ). Masing-masing kelompok dalam ilmu kalam mencoba memahami dan menafsirkan al-Qur’an dan Hadits lalu kemudian menjadikannya sebagai penguat argumentasi mereka. Ruang lingkupnya Menurut hasan al banna ada 4 a.ilahiyah b.nubuwwah c.ruhiyah d.samiyah objek pembahasan meliputi: Masalah keesaan Allah, tentang masalah pengetahuan dan cara memperolehnya,maslah kebaharuan alam yang bertujuan untuk membuktikan wujud Dzat Yang Maha Pencipta,masalah sifat-sifat Allah dan hubungannya dengan dzat-Nya,masalah tempat kembali masalah kenabian yang bertujuan untuk mengukuhkan keyakinan pada kenabian Nabi SAW.

Faktor internal:Sebenarnya bermula dan lebih didominasi oleh pergolakan politik, lebih tepatnya masalah khilafah, dengan warna sentimen kelompok dan kesukuan yang cukup kental. Peralihan kekuasaan dari Nabi Muhammad SAW kepada Abu Bakar yang melewati perdebatan serius diTsaqifah Bani Sa'idah salah satu bukti warna politik, khususnya masalah khilafah menjadi isu sentral. Faktor eksternal: pengaruh filsafat yunani. sumber ilmu kalam muncul dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut pembunuhan Usman bin Affan yang berbuntut pada penolakan muawiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Setelah Usman bin Affan wafat kedudukannya sebagai khalifah digantikan oleh Ali bin Abi Thalib. Coraknya yaitu lebih cenderung terhadap ketuhanan dimana sudah dianggap telah jauh dari dasarnya.

Dalam Islam, apakah masih mukmin atau sudah menjadi kafir terkait orang yang berbuat dosa besar menimbukan teologi beberapa aliran:

Ø  Aliran Khawarij: menegaskan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir, dalam arti telah keluar dari Islam atau tegasnya murtad dan wajib dibunuh.

Ø  Aliran Syi'ah Zaidiyah: percaya bahwa orang yang melakukan dosa besar akan kekal dalam neraka, jika belum tobat dengan tobat yang sesungguhnya. Dalam hal ini, faham Syi'ah Zaidiyah dekat dengan faham Mu'tazilah dikarenakan Zaid mempunyai hubungan dengan Wasil bin Atha, tokoh Mu'tazilah. Bahkan Moojan Momen mengatakan bahwa Zaid pernah belajar kepada Wasil bin Atha.

 

Pandangannya tentang Tuhan agak sedikit berbeda dengan kebanyakan pendapat orang pada zaman itu, Menurutnya Tuhan mempunyai sifat, baik sifat dzāt ataupun sifat fi’l kedua-nya adalah qadīm. Oleh karena itu menurutnya al-Qur’ān yang berdiri pada dzāt-Nya yang qadīm adalah qadīm. Menurutnya Allāh dapat dilihat dengan mata kepala di akhirat berdasarkan argumentasi yang berasal dari naṣ maupun argumentasi rasional yaitu dengan tersingkapnya tirai antara manusia dan Allāh. Tetapi dengan menetapkan bahwa Allāh bisa dilihat tidak boleh dipahami sebagaimana makhluk-Nya dapat dilihat didunia (bilā kayfiyyah).

menurut Aliran Mu’tazilah, Khawarij, Jabariah, dan Qodariah,  Mereka berpendapat bahwasannya Al-Quran itu makhluk dalam arti  diciptakan dan bukan bersifat Qadim dalam arti kekal (tidak diciptakan). Al-Quran dikatakan Makhluk atau hadits itu adalah huruf dan suara yang tertulis diatas kertas, hal itu memang demikian. Akan tetapi Kalam Allah yang berdiri pada Dzat-Nya yang Qodim, tentu juga Kalam yang Qodim. Adapun aliran Asy-ary dan Maturidiah berpendapat bahwasannya Al-Quran itu adalah kekal(Qodim/Qidam) tidak diciptakan. Kalam Allah yang Qodim adalah sifat Alla, yang tidak berhuruf dan tidak bersuara. Itu dinamakan Kalam Nafsi. Adapun yang tertulis dalam mushaf dan yang dibaca oleh umat Islam adalah Mad-lul (bentuk yang dirupakan ) dari Kalam Allah yang Qodim tadi. Karena itu, kalau orang yang berkeyakinan bahwa Kalam Allah itu sifat Allah yang Qodim yang berdiri diatas Dzat-Nya yang Qodim, tentunya Al-Quran sebagai Kalam-Nya adalah Qodim juga.

 

Comments

Popular posts from this blog

Habib Lutfi bin Yahya: Pencerahan Spiritual di Zaman Modern

Tradisi Menabur Bunga di Atas Kuburan: Keindahan dan Makna dalam Budaya Jawa